INFO NASIONAL – Penjual aneka makanan ringan, Indri, menjajakan dagangannya selama 10 tahun di trayek bus Tangerang-Serang. Semula dia menjajakan produk yang diberi nama Snik and Snak itu seharga Rp2.000, kemudian Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan Tatarupa Nusantara mendesain ulang kemasan produk jualan Indri. Alhasil dengan desain yang menarik, produk dagangan Indri bisa dijual dengan harga meningkat, yaitu Rp5.000.

Sementara Wiartati menjual 25 buah bolu kukus seharga Rp18.000 dengan plastik mika. Setelah Kemensos mendesain ulang kemasannya, harga 4 buah bolu kukus dapat dihargai Rp20.000. “Ini salah satu cara untuk merubah yang ada di sekitar kita. Kekuatan para desainer mampu mempengaruhi siapapun dari sisi mata turun ke hati. Kekuatan dari para desiner itu yang membuat kita secara cepat bisa mengeluarkan pelaku UMKM dari kemiskinan,” tutur Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam kegiatan Designer Summit 2024 di Jakarta, 26 April 2024.

Risma menuturkan, saat ini sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, lanjut dia, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan. “Kekuatan brand bisa mempengaruhi untuk mengurangi angka kemiskinan. Bagaimana kekuatan desain untuk kemasan berpengaruh, sehingga UMKM lebih percaya diri.”

Kekuatan suatu desain, lanjut Risma, tidak hanya untuk membuat orang tertarik tapi juga meyakini bahwa produknya sehat, aman, dan enak. Itu semua bisa diyakinkan dengan desain kemasan yang bagus.

Selain kemasan, branding dan marketing yang bagus juga penting sehingga dapat dipasarkan dengan baik. “UMKM yang kita tangani sebanyak 40 ribuan, tiap kampung kita buat brandingnya, lebih dari 100 brands sudah dibuat.”

Kekuatan branding, packaging, dan marketing sangat berpengaruh untuk pelaku UMKM. Risma pun sudah membuktikan sejak tahun 2010. “Kami makeover dari produk yang biasa karena untuk mendapatkan pasar menengah ke atas.”

Menurut Risma jika program ini terus dibina, tidak hanya UMKM terangkat tapi ada industri baru yaitu para desainer yang bisa bersaing dan memahami marketing, berkomunikasi, hingga tahu kebutuhan klien.

Apresiasi untuk Desainer

Designer Summit 2024 melibatkan sekitar 175 desainer muda yang mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa dari 12 institusi Pendidikan di Indonesia, di antaranya perwakilan dari London School of Public Relation (LSPR), Politeknik Negeri Jakarta, Raffless College, Universitas Bunda Mulia, Universitas Esa Unggul, Universitas Paramadina, SMK Negeri 31 Jakarta, dan lainnya.

Melalui kegiatan ini, Mensos mengajak desainer muda mendesain ulang kemasan produk buatan UMKM penerima manfaat program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) agar lebih menarik dan kekinian. “Melalui kegiatan ini para desainer muda dapat menambah pengalaman dan tidak perlu menunggu lulus. Mereka juga mengetahui bagaimana pasar membutuhkan dan belajar komunikasi desain,” kata Risma.

Inisiator dan Design Brunch Tatarupa Nusantara, Julianita Limbajaya, mengatakan para desainer merupakan volunteer yang datang secara sukarela untuk membantu. “Akhirnya kita ingin memberikan apresiasi. Mereka bisa ketemu dan mendapatkan apresiasi langsung dari Ibu Mensos. Mereka juga bisa berjejaring dengan teman-teman sesama desainer. Mereka juga bisa mendengarkan perspektif dari para profesional untuk menambah wawasan mereka.”

Pada Design Summit 2024 ini panitia menyediakan Panel Discussion dengan tema “The Power of Design in Storytelling”, sesi sharing tentang bagaimana desain berperan dalam membawa cerita yang menghadirkan Graphic Designer Evan Wijaya, Founder Moon Pancake Yoelanda Sari, dan Ilustrator Nadya Noor.

Tatarupa Nusantara dimulai tahun 2023 dengan membantu mendesain ulang kemasan produk 10 UMKM di Jakarta. Mendapatkan respon baik, di tahun yang sama bantuan pun diberikan hingga 45 UMKM yang berasal dari Kota Malang, Surabaya, dan Makassar dibantu oleh sekitar 30 desainer. “Kita merasa skala itu perlu diperluas lagi sehingga kami menargetkan 1.000 UMKM dapat terbantu di tahun 2024 ini.” Saat ini, lanjut Julianita, sebanyak 175 desainer membantu 384 UMKM.

Dia mengatakan, program ini merupakan Gerakan Sosial yang dibuka untuk umum. “Kita ingin, baik mahasiswa, influencer, bahkan siswa SMK ikut gerakan ini,” ujar Julianita.

Kaprodi Desain Komunikasi Visual Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Joachim David Magetanapuang mengatakan, dia melihat program yang diselenggarakan Kemensos merupakan salah satu bukti kebaikan Mensos Risma yang dia tidak dia peroleh dari menteri lainnya. “Bu Risma tidak memberi bantuan melalui BLT atau uang tunai. Tapi dalam bentuk beberapa program yang justru membuat para UMKM semakin bisa bergerak.”

Sementara program ini, lanjut dia, untuk mengentaskan kemiskinan. “Sebagai akademisi, tugas kita dengan membantu.” Dia pun berharap, program ini bisa terus ke depan dan bisa membantu UMKM, mengentaskan kemiskinan, dan sebagainya. Kegiatan ini juga memberikan manfaat bagi para desainer muda. “Berhadapan dengan klien, mengetahui permasalahan klien apa saja dan bagaimana mencari solusi.” Menurut dia, apa yang coba ditransfer oleh pihak kampus bisa dikembangkan lagi oleh para mahasiswa. (*)