Bantah Catut Nama Dosen Malaysia di Publikasi Ilmiah, Dekan UNAS: Tuduhan Palsu

Reporter

Hendrik Yaputra

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 13 April 2024 06:00 WIB

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional atau UNAS, Kumba Digdowiseiso, membantah mencatut nama dosen Universitas Malaysia Terengganu (UMT) dalam publikasi ilmiahnya.

"False accusation (tuduhan palsu)," ujar Kumba melalui pesan aplikasi WhatsApp, Sabtu 13 April 2024.

Bantahan itu merespons laporan yang dikeluarkan Retraction Watch, Rabu 10 April 2024. Penulis laporan itu, Lori Youmshajekian mengatakan, kelompok dosen Malaysia dikejutkan dengan temuan nama mereka di makalah karya Kumba. Mereka mengetahuinya berdasarkan pencarian di Google Scholar atau Google Cendekia.

Kumba mengatakan, laporan Lori dibuat secara sepihak tanpa izin lebih dahulu. Padahal, isi laporan itu tidak sepenuhnya benar.

"Lori Youm, memposting foto saya dan mempublikasikan laporan investigasi lengkapnya, yang Anda lihat ini adalah laporan sepihak. Tanpa izin dan fokus kami, itu sepenuhnya salah," kata Kumba.

Advertising
Advertising

Kumba juga sudah menyampaikan keberatan kepada Lori melalui email, Kamis 11 April 2024 pagi. Namun, Kumba belum menerima jawaban Lori.

Menurut Kumba, hal itu merupakan masalah pribadi. Ia mengklaim, penegasan itu berdasarkan keputusan Faculty of Business, Economics, and Social Development (FBESD) UMT.

"FBESD UMT sudah melakukan rapat internal dan memutuskan bahwa hal tersebut merupakan masalah pribadi," kata Kumba.

Dengan adanya keputusan itu, Kumba mengatakan, UNAS tidak akan melakukan intervensi lebih lanjut.

"Tidak memerlukan intervensi atau tindakan lebih lanjut baik dari pihak universitas maupun fakultas," kata Kumba.

Juru bicara UNAS, Marsudi mengatakan, kampus belum bisa memberikan komentar. Ia hanya mengatakan, Kumba akan menyelenggarakan konferensi pers virtual yang juga dihadiri Dekan FBESD UMT Suriani dan Jumadil Saputra pada 19 April 2024. "Sementara itu yang bisa saya sampaikan," kata Marsudi saat dihubungi, Jumat 12 April 202t.

Retraction Watch sebelumnya menuliskan laporan bahwa Kumba mencatut nama Asisten profesor keuangan di Universiti Malaysia Terengganu, Safwan Mohd Nor. Safwan sama sekali tidak mengenal nama Kumba.

“Kami bahkan tidak tahu siapa orang ini,” kata Safwan Mohd Nor dikutip dari Retraction Watch, Jumat 12 April 2024.

Nama Safwan tercantum di empat publikasi ilmiah yang tidak diindeks oleh Web of Science milik Clarivate. Ia menduga, publikasi ilmiah itu bermasalah.

“Sepertinya ini seperti jurnal penipuan atau predator,” kata Safwan.

Ada nama 24 staf di Universiti Malaysia Terengganu yang tanpa sepengetahuan mereka masuk dalam daftar penulis di publikasi ilmiah Kumba.

Berdasarkan profil Google Scholar, Kumba juga telah menerbitkan setidaknya 160 makalah di 2024 saja.

Kumba memang mengunjungi Universiti Malaysia Terengganu pada tahun lalu untuk membahas potensi kolaborasi penelitian dan soal kemahasiswaan. Namun, menurut Safwan, Kumba tidak bertemu dengan dosen fakultas dan tidak pernah disepakati ada kerja sama.

Safwan mengatakan, namanya telah dihapus dari salah satu makalah. Namun, tiga makalah lainnya masih mencantumkan Safwan sebagai penulis.

“Saya tidak pernah terlibat dalam salah satu makalah ini, tidak pernah menyetujui penggunaan nama saya tanpa keterlibatan penelitian langsung, dan tidak pernah berkolaborasi dengan Kumba Digdowiseiso atau rekan penulisnya sepanjang hidup saya,” kata Safwan.

Pilihan Editor: Alumni Unas Desak Jokowi Kembalikan Esensi Demokrasi yang Hilang

Berita terkait

Pengusutan Kasus Dugaan Pelanggaran Akademik Kumba Digdowiseiso, Kemendikbud: Tim Masih Bekerja

2 hari lalu

Pengusutan Kasus Dugaan Pelanggaran Akademik Kumba Digdowiseiso, Kemendikbud: Tim Masih Bekerja

Berikut kelanjutan investigasi Kemendikbud atas kasus pelanggaran akademik dosen Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Duga Kumba Digdowiseiso Minta Namanya Dimasukan di Artikel Mahasiswa

6 hari lalu

Kemendikbudristek Duga Kumba Digdowiseiso Minta Namanya Dimasukan di Artikel Mahasiswa

Kemendikbudristek saat ini membentuk Tim Integritas Akademik untuk mengusut dugaan kasus pelanggaran akademik Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek: Kumba Digdowiseiso Masih Jadi Dosen di Unas

6 hari lalu

Kemendikbudristek: Kumba Digdowiseiso Masih Jadi Dosen di Unas

Kemendikbudristek menyebut Kumba Digdowiseiso masih berstatus sebagai dosen di Unas. Dia masih melakukan aktivitas seperti biasa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Periksa Dugaan Pelanggaran Akademik Dosen Unas Kumba Digdowiseiso

7 hari lalu

Kemendikbudristek Periksa Dugaan Pelanggaran Akademik Dosen Unas Kumba Digdowiseiso

Kemendikbudristek membentuk tim integritas akademik untuk mengusut dugaan pelanggaran akademik yang dilakukan Dosen Unas Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

7 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

8 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

Bamsoet mengikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) sebagai pemenunah persyaratan sertifikasi pendidik untuk dosen di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

13 hari lalu

Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

Dosen FKUI dapat bersaing di dunia medis secara global.

Baca Selengkapnya

Serikat Pekerja Kampus Sebut Banyak Dosen Bermimpi Jadi Komisaris Akibat Gaji Rendah

14 hari lalu

Serikat Pekerja Kampus Sebut Banyak Dosen Bermimpi Jadi Komisaris Akibat Gaji Rendah

Gaji mayoritas dosen yang masih di bawah Rp 3 juta membuat mereka tergiur dengan jabatan yang ditawarkan secara politis oleh penguasa.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Serikat Pekerja Kampus Ungkap Sederet Permasalahannya

14 hari lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Serikat Pekerja Kampus Ungkap Sederet Permasalahannya

Hasil penelitian Serikat Pekerja Kampus menemukan mayoritas dosen masih berpenghasilan di bawah Rp 3 juta pada kuartal pertama 2023.

Baca Selengkapnya

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

14 hari lalu

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya