Pelindo Beri Diskon 50 Persen Tagihan Jasa Penumpukan Barang dan Peti Kemas
Senin, 1 April 2024 21:30 WIB
INFO NASIONAL- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akan memberikan insentif berupa keringanan biaya yaitu diskon hingga 50 persen atas tagihan jasa penumpukan barang dan peti kemas selama masa pembatasan angkutan barang arus mudik dan balik lebaran tahun 2024.
Group Head Sekretariat Perusahaan, Ardhy Wahyu Basuki, mengatakan keringanan biaya tersebut diberikan selama periode 5 - 16 April 2024. "Pemberian diskon berlaku bagi pelayanan bongkar antar pulau dan pelayanan untuk impor" tambah Ardhy.
Diskon ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung kebijakan pemerintah. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan komitmen pemerintah dalam memastikan pasokan logistik berjalan lancar selama masa libur Idul Fitri.
“Saya telah menginstruksikan jajaran Kemenhub untuk memastikan kelancaran distribusi logistik serta berkoordinasi dengan pihak terkait seperti kementerian/lembaga dan pemda agar bahan pokok, bahan penting dan barang lainnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan," ujar Menhub.
Ardhy menambahkan, pemberian diskon berlaku di terminal yang dioperasikan oleh Pelindo. "Diskon ini berlaku juga untuk penumpukan petikemas pada area Container Yard (CY) perpanjangan (extended) dan CY lini 2 yang beroperasi dalam satu kawasan terminal serta Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) yang tidak dapat keluar dari terminal (delivery) karena adanya pembatasan angkutan barang selama masa arus mudik dan balik angkutan lebaran tahun 2024," tuturnya.
Ditegaskan pula bahwa sepanjang periode libur lebaran tahun 2024, operasional terminal tetap berjalan. Pihaknya menjamin pelayanan bongkar muat kapal, penumpukan barang, penyediaan air bersih dan layanan pendukung lainnya tetap berjalan 24 jam 7 hari.
"Aktivitas di dalam terminal tetap normal, bongkar muat barang dan peti kemas di dermaga tetap berlangsung. Kami telah menyiapkan area pendukung untuk lapangan penumpukan agar tidak berlebih, termasuk juga rekayasa penumpukan di dalam terminal," kata Ardhy. (*)