Bursa Calon Ketum Golkar: Disebut Ada Airlangga, Agus Gumiwang, Bahlil, dan Bamsoet
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Senin, 11 Maret 2024 11:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Bambang Soesatyo menyebut ada empat nama yang masuk bursa calon Ketum Partai Golkar. Keempat nama tersebut adalah Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang, Bahlil Lahadalia, dan Bambang Soesatyo.
“Setidaknya sudah empat santer suara yang muncul di permukaan yang akan bertarung di forum munas tahun ini. Ada Pak Airlangga sendiri, kemudian ada Pak Agus Gumiwang, ada Pak Bahlil, dan ada saya,” ucap pria yang akrab disapa Bamsoet itu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024, dikutip dari Antara.
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto enggan menanggapi pertanyaan terkait pencalonan dirinya sebagai ketum partai berlambang pohon beringin itu pada Munas Desember 2024.
“Jadwal munas nanti di bulan Desember,” ucap Airlangga singkat menutup konferensi pers usai rapat pleno bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan kader Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Ahad, 10 Maret 2024.
Airlangga juga mengatakan rapat pleno bersama petinggi Partai Golkar itu tidak membahas munas, melainkan membahas hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) serta Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2024.
“Tidak ada munas, kita bicara kemenangan pilpres dan pileg," kata Airlangga.
Sementara Wakil Ketum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan di dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar diatur bahwa munas dilakukan setiap lima tahun sekali.
“Kalau lima tahun yang lalu Desember 2019, maka lima tahun berikutnya adalah Desember 2024,” ucap Doli saat ditemui usai konferensi pers itu.
Namun, Doli mengatakan bursa nama Ketum Partai Golkar masih belum dibahas.
“Karena (munas) masih 10 bulan lagi, apalagi sekarang kita masih nunggu rekapitulasi (Pilpres dan Pileg 2024) ya enggak perlu dibahas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Doli enggan merespons saat ditanya terkait empat nama yang disebut masuk ke dalam bursa nama calon Ketum Partai Golkar. Ia mengatakan rapat pleno Golkar pada Ahad kemarin, 10 Maret 2024, tidak membahas soal munas.
“Tadi rapat pleno enggak bahas munas sama sekali. Kita bicara soal hasil pileg dan pilpres, dan soal persiapan pilkada,” kata dia.
Airlangga dan Bahlil disebut berpeluang besar
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, dari keempat nama yang disebut Bamsoet, nama Airlangga dan Bahlil menjadi dua nama yang cukup potensial dan memiliki peluang lebih besar untuk menjadi pemimpin Golkar.
"Kedekatan dengan Presiden Joko Widodo sedikit banyak mendorong nama keduanya," kata Agung saat dihubungi, Senin, 11 Maret 2024.
Efek Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kata Agung, cukup dirasakan positif oleh Golkar, misalnya dalam perolehan suara di pemilihan legislatif (pileg) 2024 ini. Menurutnya, Golkar mampu mendulang sejumlah kemenangan di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak dikuasai.
Dia memberi contoh di Papua. Raihan pesat suara Golkar tidak terlepas dari peran Bahlil sebagai kader yang berasal dari bumi cendrawasih. Sementara Airlangga, meski tidak menjadi calon wakil presiden atau calon presiden, berperan dalam pengorganisiran calon legislator dengan jabatannya sebagai ketum.
Menurut Agung, peran dari keduanya mampu menciptakan dampak elektoral di internal partai beringin untuk mengantarkan dua menteri Jokowi tersebut ke altar pimpinan Golkar.
"Apalagi jika Jokowi bergabung ke Golkar, tinggal bagaimana keduanya mampu melakukan lobi dengan Jokowi saja," ujar Agung.
Selanjutnya: Bahlil disebut dekati Jokowi
<!--more-->
Bahlil disebut dekati Jokowi
Melansir Tempo, seorang politikus Golkar bercerita jika Airlangga dan Bahlil tengah berancang-ancang melakukan pendekatan dengan sejumlah senior Golkar, seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, dan Agung Laksono.
"Sementara Bahlil terus dekati Jokowi," kata politikus tersebut, Ahad, 10 Maret 2024.
Pendekatan yang dilakukan Airlangga itu, kata dia, masif dilakukan sejak awal Maret ini. Airlangga dengan ditemani beberapa kader Golkar salah satunya Ace Hasan Syadzily, mulanya menemui Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, dan terakhir dengan Agung Laksono.
"Semua pertemuan di Jakarta, tapi bukan semua bahas soal musyarawah nasional, lebih kepada silaturahi," ujar dia.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar, Ace Hasan Syadzily dan Dave Akbarshah Fikarno Laksono belum menjawab pesan konfirmasi yang dikirimkan Tempo melalui nomor WhatsAppnya.
Dihubungi terpisah, pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan banyak faktor yang mendorong seorang kader Golkar mampu menduduki kursi pucuk pimpinan.
Misalnya, lanjut Ujang, memiliki kedekatan dengan tokoh senior, peran yang sentral di internal, dan memiliki basis massa internal yang tinggi.
"Dan tidak lupa, modal materi yang melimpah juga sangat mempengaruhi jika ingin jadi Ketua," kata Ujang.
ANDI ADAM | ANTARA
Pilihan Editor: Tempel Lima Partai Besar, Segini Perolehan Suara PSI di Provinsi Bali