TEMPO Interaktif, Jakarta:KH Abubakar Basyir, pengasuh Pondok Pesantren Ngruki, Surakarta Jawa Tengah, kembali diperiksa di Direktorat Intelijen dan Pengamanan (Intelpam) Mabes Polri, Jumat (25/1). Abubakar yang diperiksa selama dua jam itu, menolak semua tuduhan polisi bahwa dirinya terkait dengan jaringan teroris Al-Qaidah. Dia juga menyangkal terlibat dalam aksi terorisme di Malaysia yang melibatkan 13 orang anggota KMM (Kumpulan Militan Malaysia) sekitar lima bulan lalu. KH Abubakar diperiksa enam orang Tim Intelpam Mabes Polri yang dipimpin Komisaris Besar Polisi Bambang Karsono. Usai diperiksa, Abubakar keluar ruang pemeriksaan dengan dikawal sejumlah santrinya. Dia menolak berkomentar saat didekati sejumlah wartawan dan langsung menuju ke masjid di lingkungan Mabes Polri. Achmad Michad, salah seorang pengacara Abubakar mengatakan kliennya telah menjawab sekitar delapan pertanyaan. Materi pemeriksaan kali ini masih seputar aktifitasnya selama mengajar agama Islam di Malaysia. “Tapi lebih mendalam dari kemarin,” ujarnya kepada Tempo News Room. Kali ini Kyai Abubakar ditanya seputar hubungannya dengan pelaku kasus-kasus di Malaysia. Seperti yang diberitakan kepolisian Malaysia telah menangkap 22 orang dan 47 orang kemudian yang diduga terkait dengan jaringan Al Qaidah. Di antara orang-orang yang ditangkap itu, Achmad menjelaskan Abubakar mengaku mengenal nama Abu Jubril. Abu Jubril adalah anggota Dewan Syuro Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dimana KH Abubakar duduk sebagai ketuanya (amirul). Sedangkan nama pelaku kasus seperti yang disebut kepolisian Malaysia, Ustad asal Solo itu mengaku kenal dengan Abdul Sungkar. Keduanya (Abubakar dan Abdul Sungkar) sama-sama pendiri pondok pesantren Al Mukmin bersama empat orang kyai lainnya. Achmad menjelaskan, di Malaysia dikenal ada dua aliran yang keras, yaitu aliran As Sunnah dan Wahabbi. Aliran As Sunnah banyak dianut oleh orang Indonesia yang berada di Malasyia. Abubakar juga ditanyai tentang penggalangan dana yang sempat dilakukannya untuk memberangkatkan anggota MMI ke Afganistan saat penyerangan AS ke Afganistan, September tahun lalu. Menurut Abubakar, seperti dituturkan Achmad, dana tersebut diperoleh dari donatur. “Sumbangan dari masyarakat,” ujar Achmad tanpa bersedia menyebut besar dana yang dimaksud dan sispa-siapa saja donaturnya. Namun karena adanya larangan pemerintah Indonesia untuk berangkat jihad ke Afganistan, MMI batal memberangkatkan anggotanya. Mengingat dana sudah terkumpul, saat ini Abubakar sedang memikirkan untuk menyalurkan dana tersebut ke beberapa yayasan sosial yang ada di Afganistan. (Retno Sulistyowati)
Berita terkait
Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia
30 menit lalu
Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia
Canelo Alvarez berhasil mempertahankan predikat juara sejati tinju dunia kelas super middleweight dengan mengalahkan Jaime Munguia.