Peluncuran Film Dokumenter 'Yang (Tak Pernah) Hilang', Saksi Mengaku Ditawari Seseorang Melihat Kuburan Herman Hendrawan dan Bimo Petrus

Reporter

Tempo.co

Rabu, 6 Maret 2024 09:04 WIB

Kakak Herman Hendrawan, Hera Haslinda (pegang microfon) dan ayah Petrus Bima Anugerah, Utomo Raharjo, menghadiri grand launching film dokumenter "Yang (Tak Pernah) Hilang" di auditorium kampus Untag Surabaya, 5 Maret 2024. TEMPO/Kukuh S. Wibowo

TEMPO.CO, Surabaya - Komunitas #KawanHermanBimo melakukan grand launching film dokumenter Yang (Tak Pernah) Hilang di auditorium lantai 6 kampus Universitas 17 Agustus Surabaya, Selasa malam, 5 Maret 2024. Peluncuran film tentang penghilangan paksa aktivis 1998 Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah itu dihadiri oleh keluarga korban.

Mereka yang hadir ialah ayah Petrus Bima Anugerah, Utomo Raharjo, dan kakak Herman Hendrawan, Hera Haslinda. Utomo datang langsung dari Malang, adapun Hera terbang dari Pangkalpinang, Bangka Belitung. Mantan konseptor Partai Rakyat Demokratik (PRD), Danial Indrakusuma, turut menyaksikan film tersebut.

Film berdurasi 2 jam itu mengisahkan aktivisme Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus alias Bimpet, dua mahasiswa Fisip Universitas Airlangga, sebagai anggota Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) dan PRD, sejak masih aktif mengorganisir aksi buruh dan mahasiswa di Surabaya, hingga hijrah ke Jakarta karena penugasan organisasi.

Produser Yang (Tak Pernah) Hilang, Dandik Katjasungkana, mengatakan ada 35 kesaksian orang-orang dekat Herman dan Bimo Petrus dalam film tersebut. Mereka ialah keluarga korban dan kawan-kawan korban yang pernah berjumpa di saat-saat akhir sebelum keduanya hilang.

Menurut Dandik pembuatan film dokumenter tersebut dilakukan sejak 2019. Namun prosesnya sempat tersendat-sendat karena terhalang pandemi Covid-19. Kendala makin bertambah karena penggagas film itu, Hari Nugroho, meninggal pada 2020.

“Film ini selain kami maksudkan untuk memperjuangkan penyelesaian kasus penghilangan paksa aktivis 1998, juga bertujuan sebagai memorialisasi buat generasi milenial yang berjarak baik secara usia maupun peristiwa, supaya mereka paham betul bahwa ada situasi masa lalu yang masih menjadi tanggung jawab negara untuk diselesaikan,” tutur Dandik.

Dari sejumlah testimoni dalam film itu, terdapat tiga pengakuan paling menarik ihwal keberadaan korbaan. Muhammad Sholeh, mantan anggota PRD Surabaya yang sempat dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Kalisosok karena demo buruh di kawasan industri Tanjungsaari mengatakan, ia pernah ditawari oleh seorang tokoh terkenal yang dekat dengan jenderal purnawirawan tentara yang diduga berkaitan erat dengan penghilangan paksa aktivis 98.

Menurut Sholeh, si tokoh itu bersedia menunjukkan makam Herman dan Bimo Petrus hanya supaya ia tahu saja. Setelah tahu lokasinya, tokoh tersebut meminta Sholeh menyimpan rapat rahasia keberadaan makam tersebut.

“Karena ada syarat seperti itu, saya enggak mau. Akhirnya tidak jadi. Saya ingin kalau ia mau menunjukkan makam Herman dan Bimo, sekalian saja ayo kita buka kasus ini bersama-sama,” kata Sholeh dalam film itu.

Sholeh, yang kini berprofesi sebagai advokat, mempersilakan pernyataanya di film itu dikutip Tempo. “Silakan (dikutip), tokoh yang menawari saya itu saat ini juga masih hidup,” kata dia sambil menyebutkan secara off the record nama orang tersebut.

Kesaksian lain yang menarik diutarakan oleh mantan aktivis Promega, Budi Harjanto. Budi yang rumahnya di Tanjungsari mengaku ikut aksi buruh yang diorganisir oleh SMID dan PRD padaa 1996. Saat itu Herman Hendrawan sempat singgah ke rumahnya dan diberi celana bikinan istrinya.

"Saya lihat celananya kotor, lalu saya beri celana yang bersih untuk ganti. Celana itu yang menjahit istri saya sendiri,” kata Budi.

Budi berujar sempat datang ke Pulau Seribu, Jakarta, ketika mendengar kabar diketemukan beberapa jenazah di dalam kontainer yang diangkat dari dasar laut. Menurut Budi kondisi jenazah-jenazah itu sudah berupa tulang belulang sehingga sulit dikenali.

"Saya kaget karena salah satu jenazah itu mengenakan celana seperti bikinan istri saya. Apakah ia Herman Hendrawan?” kata Budi. Herman Hendrawan hilang di Jakarta setelah konferensi pers di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Jakarta, 12 Maret 1998.

Mantan anggota PRD, Sereida Tambunan, mengatakan bersama Bimo Petrus di saat-saat akhir sebelum ia hilang pada 30 Maret 1998. Ketika itu, kata Sereida, Bimo Petrus pamit akan menemui seseorang bernama Abduh di Grogol.

Sereida mengaku akan ikut, namun dilarang Bimo karena situasinya tak menentu. “Ia berpesan, jika sampai jam 13 tidak ada kabarnya, berarti hilang. Itulah saat terakhir saya bertemu Bimo Petrus,” kata Sereida.

Danial Indrakusuma menilai Yang (Tak Pernah) Hilang bagus untuk memberikan penjelasan tentang kekejian tindakan-tindakan di luar hukum yang dilakukan rezim Presiden Soeharto. “Dan untuk menjelaskan bahwa rezim-rezim setelahnya pun tak mampu menyelesaikan kasus tersebut,” kata Danial.

Menurut Danial penuntasan kasus penghilangan paksa juga penting untuk menghapus stigma buruk mengenai gerakan mahasiswa dan rakyat menumbangkan rezim otoriter. “Kami distigmatisasi negatif tak ubahnya kriminal, serta dihubung-hubungkan dengan ideologi komunis,” kata Danial.

Sedangkan Utomo Raharjo menuturkan sangat menghargai jerih payah kru pembuat film dokumenter yang masih peduli pada Herman dan Bimo. Ia salut karena sampai saat ini masih ada orang-orang yang menyuarakan kebenaran dan keadilan.

“Bapak (saya) ini enggak bisa melakukan apa-apa, ini hanya kebaikan Tuhan maka terjadilan acara yang seperti ini. Itu bukan suatu kebetulan, pemahaman Bapak sebagai orang beriman adalah kemurahan Tuhan. Tuhan peduli pada mereka,” kata Utomo yang kini berusia 79 tahun.

Pilihan Editor: Aksi Kamisan ke 806 Soroti Pemberian Jenderal Kehormatan ke Prabowo: Menyakiti Keluarga Korban Penghilangan Paksa 1998





Berita terkait

Dibintangi Chris Evans, Film Sacrifice Mulai Proses Syuting September 2024

11 jam lalu

Dibintangi Chris Evans, Film Sacrifice Mulai Proses Syuting September 2024

Film Sacrifice dibintangi Chris Evans, Anya Taylor-Joy, Salma Hayek Pinault, dan Brendan Fraser

Baca Selengkapnya

Nonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, Ini Komentar Komunitas Reenactor Indonesia

12 jam lalu

Nonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, Ini Komentar Komunitas Reenactor Indonesia

Screening film The Ministry of Ungentlemanly Warfare dihadiri oleh komunitas Indonesian Reenactors (IDR) yang berseragam ala tentara Inggris dan Nazi.

Baca Selengkapnya

Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

4 hari lalu

Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

Film horor akan tayang di bioskop pada 8 Mei 2024. Film ini merupakan adaptasi dari film Prancis berjudul Possession. Ini sinopsis film Possesion.

Baca Selengkapnya

Nasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara

4 hari lalu

Nasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara

Distributor film Korea Selatan menghadapi dilema atas karya-karya mendiang Lee Sun Kyun yang sampai saat ini belum dirilis.

Baca Selengkapnya

5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning

4 hari lalu

5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning

Mouly Surya adalah seorang sineas Indonesia yang mulai mendunia.

Baca Selengkapnya

Bukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal

4 hari lalu

Bukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal

Bukan di Filmapik, berikut ini daftar tempat nonton film legal yang bisa Anda pilih. Umumnya tempat film ini ada biaya langganan dan masih terjangkau.

Baca Selengkapnya

Pemeran Film The Idea of You

6 hari lalu

Pemeran Film The Idea of You

Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

7 hari lalu

Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

Film horor Vina: Sebelum 7 Hari disutradarai oleh Anggy Umbara akan rilis pada 8 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

9 hari lalu

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.

Baca Selengkapnya

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

14 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya