Pengamat Politik Unpad: Karier Politik di Indonesia Semakin Tidak Jelas, Ini Alasannya

Senin, 1 Januari 2024 18:20 WIB

Kepala Pusat Studi Komunikasi, Media, dan Budaya Unpad Kunto Adi Wibowo dan Aktivis Studi Humanika Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi pembicara dalam acara refleksi akhir tahun untuk merespons peristiwa politik yang terjadi pada 2023 dengan tajuk "Kebudayaan, Intektual, dan Kekuasaan" yang diselenggarakan Forum Studi Kebudayaan ITB pada 30 Desember 2023. TEMPO/Ananda Bintang

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Studi Komunikasi, Media, dan Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo mengungkapkan bahwa karier politik di Indonesia itu tidak jelas dan tidak linier seperti negara-negara demokrasi lainnya.

“Kalau kita lihat karier politik Obama di Amerika Serikat, dia punya latar belakang hukum. Jadi dia berusaha untuk mengadvokasi orang-orang kulit hitam yang terdiskriminasi di Amerika. Memberi bantuan hukum dan akhirnya dia kemudian terpilih jadi jaksa,” ujar Dosen Ilmu Komunikasi Unpad ini.

Menurut Kunto, karier politikus di negara demokrasi lainnya seperti Obama di Amerika itu ditempuh dari mulai menjadi relawan politik lalu kemudian bertahap naik. Sayangnya, hal itu tidak terjadi di dunia politik Indonesia. “Kecuali kalau Anda jadi anaknya presiden, Anda bisa langsung jadi ketua partai,” kata dia.

Hal itu diungkapkan Kunto dalam diskusi Refleksi Akhir Tahun: Kebudayaan, Intelektual, dan Kekuasaan pada Sabtu, 30 Desember 2023. Acara itu diselenggarakan oleh Forum Studi Kebudayaan Institut Teknologi Bandung (FSK ITB).

Dalam acara refleksi itu, Kunto juga menjelaskan bahwa politik memiliki sifat free for all karena semua orang dari berbagai latar belakang keilmuan bisa masuk. “Itu juga yang membuat adanya risiko pendangkalan intelektual,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain pendangkalan intelektual di dunia politik, dia juga menyebut ada peran pemerintah sebagai penguasa untuk mendangkalkan para aktor intelektual lain terutama di perguruan tinggi. Menurutnya, fenomena pendangkalan intelektualitas di Indonesia mirip seperti yang terjadi di Cina.

“Pemerintah Cina setidaknya melakukan tiga hal untuk membuat intelektualitas menjadi tumpul. Pertama, yakni dengan melakukan kontrol lewat mentorship politik terhadap mahasiswa, dosen, dan peneliti,” katanya.

Kunto melanjutkan bahwa cara kedua adalah mahasiswa didorong untuk melakukan pekerjaan sosial agar mahasiswa merasa lebih senang pada kegiatan-kegiatan yang seolah-olah memberikan dampak nyata. Hal tersebut menjadi salah satu faktor agar mahasiswa tidak melakukan diskusi karena hal itu dapat membuat mahasiswa kritis dan berbahaya bagi kekuasaan.

“Selain itu, dengan hadirnya media sosial ada fenomena slacktivism. Seseorang sudah merasa terlibat dalam gerakan sosial ketika dirinya hanya me-retweet tetapi tidak ada dampak langsung. Sebenarnya tidak apa-apa tetapi harus sambil diajak ke arah yang lebih signifikan,” katanya.

Sementara itu, hal ketiga yang dilakukan untuk menumpulkan intelektualitas adalah dengan menggenjot universitas bertaraf World Class University. Menurut Kunto, hal itu cukup familiar dengan keadaan intelektualitas di Indonesia saat ini.

“Para dosen bahkan mahasiswa S3 kemudian disibukkan dengan berbagai macam prosedur agar universitasnya bertaraf World Class University seperti harus melakukan penelitian terindeks scopus dan dianggap satu-satunya indikator intelektualitas,” kata Kunto.

Untuk mengubah kultur itu, Kunto menjelaskan perlu ada perubahan budaya intelektual untuk mengajak para mahasiswa atau sesama pelaku intelektual berdiskusi dan menciptakan diskursus yang mengganggu kekuasaan.

Pilihan Editor: Refleksi Akhir Tahun 2023, FSK ITB: Intelektual Semakin Tumpul, Kekuasaan Makin Koruptif

Berita terkait

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

10 jam lalu

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

Topik tentang ITB menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 pada 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

21 jam lalu

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.

Baca Selengkapnya

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

1 hari lalu

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 atau magister dan doktoral pada 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

1 hari lalu

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

Sebelumnya ITB menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) jenjang S1 atau sarjana pada sebagian mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

2 hari lalu

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

Mahasiswa Undip Semarang mengaku telah berdiskusi dan memberikan kritik kepada pihak kampus soal permasalahan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

2 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

2 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

3 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

4 hari lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

4 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya