Mengenal Apa itu Noken: Filosofi dan Fungsinya

Reporter

Rindi Ariska

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 4 Desember 2023 17:59 WIB

Penggagas noken sebagai warisan budaya UNESCO, Titus Pekey bersama peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto. Dokuman Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Noken yang lazim di masyarakat Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO 11 tahun silam. Apa sebenarnya Noken itu?

Dikutip dari ich.unesco.org, Noken adalah jaring atau tas anyaman yang diikat dengan tangan dari serat kayu atau daun oleh masyarakat di Provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia. Laki-laki dan perempuan menggunakannya untuk membawa hasil perkebunan, tangkapan dari laut atau danau, kayu bakar, bayi atau hewan kecil serta untuk berbelanja dan menyimpan barang-barang di rumah.

Cara menggunakannya pun unik. Noken tidak dibawa kemana-mana melainkan disampirkan di dahi atau kepala.

Fungsi Noken

Masyarakat Papua biasanya menggunakan Noken untuk berbagai kegiatan. Noken berukuran besar (Yatoo) digunakan untuk membawa barang-barang seperti kayu bakar, hasil panen, barang sembako, atau bahkan digunakan untuk membawa anak-anak.

Noken berukuran sedang (Gapagoo) digunakan untuk membawa barang belanjaan secukupnya. Noken yang kecil (Mitutee) digunakan untuk membawa barang-barang pribadi. Keunikan Noken juga dijadikan sebagai kenang-kenangan bagi para tamu yang baru pertama kali menginjakkan kaki di bumi Papua dan digunakan dalam upacara.

Filosofi Noken

Advertising
Advertising

Di balik keunikannya, noken memiliki filosofi yang tak kalah menarik. Noken aslinya dibuat oleh mama-mama di Papua. Berdasarkan filosofinya, Noken khas Papua diyakini melambangkan simbol kehidupan yang baik, kedamaian, dan kesuburan bagi masyarakat di Papua, terutama sebagian besar di Pegunungan Tengah Papua seperti suku Me/Ekari, Damal, Yali, Dani, Lani dan Bauzi.

Dikutip dari westpapuadiary.com, yang menarik dari Noken ini, hanya masyarakat Papua saja yang bisa membuat Noken. Perempuan di Papua sejak kecil sudah harus belajar membuat noken, karena pembuatan Noken dari dulu hingga sekarang bisa melambangkan kedewasaan seorang perempuan. Sebab jika perempuan Papua belum bisa membuat Noken maka dianggap belum dewasa dan itu syarat untuk menikah.

Karena keunikannya, tas tradisional Papua ini masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pada 4 Desember 2012 dalam sidang UNESCO di Paris, Noken resmi disahkan dan diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda dan dimasukkan ke dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding atau Membutuhkan Perlindungan Mendesak.

Dikutip dari cimahikota.go.id, penetapan noken ini dilakukan oleh Arley Gill sebagai Ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda di Markas UNESCO di Paris, Prancis.

Pilihan editor: Mekanisme Sistem Noken untuk Pemilu Khusus di Papua

Berita terkait

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

19 jam lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

2 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

2 hari lalu

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun, ditemukan kembali pada 2014.

Baca Selengkapnya

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

3 hari lalu

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

Deretan beasiswa luar negeri S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran pada Mei 2024

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

3 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

5 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Kala Sistem Noken dalam Pileg 2024 di Papua Tengah Dirundung Masalah

6 hari lalu

Kala Sistem Noken dalam Pileg 2024 di Papua Tengah Dirundung Masalah

Hakim MK kembali menegur KPU RI karena tidak membawa bukti berupa hasil noken atau formulir C Hasil Ikat Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Tegur KPU karena Tak Bawa Hasil Noken di Sidang Sengketa Pileg Papua Tengah

6 hari lalu

Hakim MK Tegur KPU karena Tak Bawa Hasil Noken di Sidang Sengketa Pileg Papua Tengah

Hakim MK Enny Nurbaningsih menegur KPU RI karena tidak membawa bukti berupa hasil noken atau formulir C Hasil Ikat Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

8 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

8 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya