Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun, Pengamat Sebut Pendukung Jokowi di PDIP Pindah ke Prabowo-Gibran

Reporter

Adil Al Hasan

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 23 November 2023 15:20 WIB

Pasangan capres - cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat mendapat nomor urut 03 dalam Pengundian dan Penetapan nomor urut Capres dan Cawapres di kantor KPU, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai kritikan calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo kepada Presiden Jokowi sebagai langkah blunder. Pasalnya, menurut dia, hal tersebut membuat elektabilitas Ganjar merosot. Berdasarkan hasil survei IPO pada periode 10-17 November, menurut Dedy, elektabilitas Ganjar hanya sebesar 28,7 persen.

Dosen politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan temuan itu menjadi bukti bahwa pendukung dan relawan Presiden Jokowi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih banyak. Oleh karena itu, ketika Presiden Jokowi sudah menaruh dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, para relawan ini akan ikut mereka dan ini berdampak pada suara Ganjar-Mahfud.

“Bisa jadi, tentu harus banyak faktor yang bisa menjelaskan ini,” kata Ujang kepada Tempo saat dihubungi Rabu malam, 22 November 2023.

Menurut Ujang, pasangan Ganjar-Mahfud tidak perlu mengkritik Presiden Jokowi karena basis suara di PDIP masih tinggi. Kritikan itu menurut Ujang akan mengurangi suara Ganjar-Mahfud atau PDIP.

“Bisa jadi pendukung Jokowi tidak suka,” kata Ujang.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, menurut Ujang, PDIP dan koalisi pendukung Ganjar-Mahfud harus mengevaluasi dan menilai secara objektif kekurangan dan kelebihan pasangan mereka atas temuan elektabilitas yang menurun. Ujang menilai dari evaluasi ini bisa dilakukan gerakan untuk menaikkan elektabilitas Ganjar-Mahfud.

“Evaluasi menjadi sebuah keharusan bagi PDIP dan Koalisi Ganjar-Mahfud,” kata Ujang.

Hasto Sebut Survei Bisa Diintervensi

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang turun dalam survei yang dilakukan oleh lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Hasto menyebut survei itu digunakan sebagai bandwagon effect atau alat untuk membuat masyarakat ikut memilih pasangan calon tertentu.

"Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu. Kalau keputusan MK saja bisa diintervensi istana, masak survei tidak?" kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu malam, 22 November 2023.

Hasto menyatakan mengintervensi hasil survei sangat mudah dilakukan. "Caranya mudah. Di lokasi dimana sample akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras, kan, itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Hasto.

Pilihan Editor: Soetrisno Bachir, Tokoh Muhammdiyah yang Jadi Wakil Ketua Dewan Penasihat Timnas AMIN

Berita terkait

Koalisi Sipil Usulkan Lebih dari 20 Nama untuk Pansel KPK ke Jokowi

47 menit lalu

Koalisi Sipil Usulkan Lebih dari 20 Nama untuk Pansel KPK ke Jokowi

Kelompok sipil mengklaim bahwa pihak yang didorong untuk menjadi pansel KPK merupakan figur-figur yang memahami permasalahan pemberantasan korupsi.

Baca Selengkapnya

Gibran: Saya Akan Datang Kalau Diundang ke Rakernas PDIP

58 menit lalu

Gibran: Saya Akan Datang Kalau Diundang ke Rakernas PDIP

Gibran tak tahu apakah PDIP mengundang ayahnya, Presiden Jokowi ke Rakernas V. Namun ia mengatakan dirinya akan datang kalau diundang.

Baca Selengkapnya

Menerka Pertemuan Jokowi-Puan di Tengah Kabar Presiden Tak Diundang ke Rakernas PDIP

1 jam lalu

Menerka Pertemuan Jokowi-Puan di Tengah Kabar Presiden Tak Diundang ke Rakernas PDIP

Jokowi dan Puan bertemu serta bertegur sapa di Bali. Sebelumnya diwartakan, Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP.

Baca Selengkapnya

Respons PDIP dan Gerindra soal Jokowi-Puan Bertegur Sapa di WWF Bali

1 jam lalu

Respons PDIP dan Gerindra soal Jokowi-Puan Bertegur Sapa di WWF Bali

Tak sekadar bertemu, Jokowi dan Puan juga bertegur sapa saat di acara WWF di Bali. Apa kata PDIP dan Gerindra soal keduanya?

Baca Selengkapnya

Momen Jokowi-Puan Tegur Sapa di WWF Bali, Dasco Gerindra: Pertemuan yang Mesra

2 jam lalu

Momen Jokowi-Puan Tegur Sapa di WWF Bali, Dasco Gerindra: Pertemuan yang Mesra

Tanggapan Dasco mengenai momen Presiden Jokowi yang menyambut Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam acara WWF ke-10 di Bali, pada Ahad malam, 19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Disalip Malaysia, Luhut Sebut Elon Musk Pertimbangkan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

2 jam lalu

Setelah Disalip Malaysia, Luhut Sebut Elon Musk Pertimbangkan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

Luhut mengatakan Elon Musk akan mempertimbangkan tawaran pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Tanah Air setelah CEO bertemu Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Puan Tegur Sapa di Gala Dinner WWF, PDIP: Itu Suatu Keniscayaan

2 jam lalu

Jokowi dan Puan Tegur Sapa di Gala Dinner WWF, PDIP: Itu Suatu Keniscayaan

Said mengatatkan, pertemuan Jokowi dan Puan dapat dimaknai sebagai upaya untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Pilpres sudah berakhir.

Baca Selengkapnya

Terkini: Elon Musk Bicara soal PLTS di World Water Forum, Jokowi Bakal Meninggalkan Utang Terbesar Pascareformasi?

3 jam lalu

Terkini: Elon Musk Bicara soal PLTS di World Water Forum, Jokowi Bakal Meninggalkan Utang Terbesar Pascareformasi?

Pemilik sekaligus CEO Tesla Inc. dan SpaceX, Elon Musk, menilai PLTS bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan krisis ketersediaan air global

Baca Selengkapnya

Banyak Revisi UU Dikebut di Akhir Era Jokowi, Pengamat Sebut Ada Kepentingan dengan Prabowo

3 jam lalu

Banyak Revisi UU Dikebut di Akhir Era Jokowi, Pengamat Sebut Ada Kepentingan dengan Prabowo

Ujang Komarudin melihat ada kepentingan yang sama antara pemerintahan Jokowi dengan pemerintahan ke depan, yakni kepemimpinan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

3 jam lalu

Jokowi: Kekurangan Air Bisa Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen sampai 2050

Presiden Jokowi mengatakan, secara ekonomi, kekurangan air bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen sampai 2050.

Baca Selengkapnya