KIKA Minta Unissula Copot Gelar Guru Besar Anwar Usman

Reporter

Adil Al Hasan

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 9 November 2023 21:32 WIB

Hakim Konstitusi Anwar Usman memberikan keterangan pers setelah pencopotan dirinya sebagai ketua MK, di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu, 8 November 2023. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) Idhamsyah Eka Putra meminta gelar guru besar yang disandang bekas Ketua Mahkamah Konstitusi atau MK Anwar Usman dicabut. Guru besar, kata Idhamsyah, adalah jabatan tinggi dalam kancah akademik.

“Akan sangat lucu jika pelanggar etis berat, masih dipertahankan jabatannya sebagai guru besar,” kata Idhamsyah melalui keterangan tertulis saat dihubungi, Kamis, 9 November 2023.

Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi atau MKMK menyatakan Ketua MK Anwar Usman melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dan perilaku hakim. Atas pelanggaran berat itu, MKMK memberikan sanksi pemberhentian dari Ketua MK.

"(Anwar Usman) terbukti melakukan pelanggaran berat prinsip ketidakberpihakan, integritas, kecakapan dan kesetaraan, independensi, dan prinsip kepantasan dan kesopanan," kata Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie saat membacakan putusan di Gedung I MK, Jakarta, Selasa, 7 November 2023.

Idhamsyah yang kini dosen Universitas Persada Indonesia itu mengatakan, seorang yang menyandang predikat guru besar harusnya menjaga etika akademis, termasuk etika Anwar Usman sebagai praktisi hukum. Sebelumnya, Anwar Usman menerima gelar Profesor Kehormatan atau guru besar dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang, pada 11 Maret 2022.

Advertising
Advertising

“Kalo saya yang jadi rektor Unissula, saya pasti akan minta dicabut guru besar Anwar Usman,” kata dia.

Menurut Idhamsyah, kehadiran guru besar dalam sebuah perguruan tinggi akan memperkuat nilai dan prestisius kampus. Kalau gelar itu dipertahankan, kata dia, akan merusak citra kampus dan berimplikasi pada sepinya peminat terhadap kampus tersebut.

“Ini ditemukan di kampus-kampus luar negeri, misalnya, ketika ada guru besarnya ditemukan bermasalah, bukan hanya dicabut tapi juga dipecat dari institusinya bekerja,” kata Idhamsyah.

Kasus Pencabutan Gelar Guru Besar

Puluhan tahun berkecimpung di dunia akademis, cerita Idhamsyah, baru di zaman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dipimpin Nadiem Anwar Makarim dirinya mendengar ada dua pencabutan gelar guru besar.

Kasus pertama, dia menyebut terjadi kepada Wakil Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Sebelas Maret (UNS) Hasan Fauzi dan bekas Sekretaris Wakil Sekretaris Wali Amanat UNS Tri Atmojo. Gelar guru besar itu diduga berkaitan dengan persoalan pemilihan Rektor UNS untuk periode 2023-2028.

Kendati demikian, Idhamsyah menilai pencabutan gelar guru besar pekerja akademik UNS ini tidak transparan terkait pelanggaran yang dilakukan. Padahal, menurutnya kementrian terkait bisa membuka alasan-alasan mengapa mereka mencabut predikat guru besar.

“Ini sama sekali tidak terbuka masalahnya,” kata dia.

Kasus kedua, Idhamsyah menyebut pencopotan guru besar Taruma Ikrar yang diberikan oleh Universitas Malahayati, Bandar Lampung, pada November 2022. Pencabutan ini, menurut Idhamsyah Kemendikbud Ristek tidak transparan.

“Walaupun banyak akademisi sudah banyak tahu mengenai academic fraud (kecurangan akademik) yang dilakukan Taruna Ikrar,” kata Idhamsyah.

Kemudian, Idhamsyah mengenang dan mengapresiasi langkah Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung, yang mencopot gelar guru besar Anak Banyu Perwita pada 2010 silam. Dalam kasus Anak Banyu ada dugaan ia melakukan plagiasi karya akademik.

“Yang dilakukan Unpar ini seharusnya diapresiasi karena yang dilakukan telah tepat, tapi langka diterapkan,” kata dia.

Pilihan Editor: Terpilih Jadi Ketua MK, Suhartoyo Persilakan Dikritik

Berita terkait

Unpam Miliki 102 Ribu Mahasiswa Saat Ini, Rektor: Kami Singkirkan Semua Penghalang Utama

10 jam lalu

Unpam Miliki 102 Ribu Mahasiswa Saat Ini, Rektor: Kami Singkirkan Semua Penghalang Utama

Wawancara eksklusif Rektor Unpam, E. Nurzaman, soal label universitas paling murah dan garansi kualitas yang diberikan.

Baca Selengkapnya

Kader PPP Minta MK Batasi Masa Jabatan Anggota Legislatif jadi 2 Periode

1 hari lalu

Kader PPP Minta MK Batasi Masa Jabatan Anggota Legislatif jadi 2 Periode

Menurut kuasa hukum kader PPP itu, periode masa jabatan anggota legislatif perlu dibatasi dan disamakan dengan eksekutif.

Baca Selengkapnya

Eddy Hiariej Pernah Berurusan dengan Hukum, Prabowo Menunjuknya Jadi Wakil Menteri Hukum

1 hari lalu

Eddy Hiariej Pernah Berurusan dengan Hukum, Prabowo Menunjuknya Jadi Wakil Menteri Hukum

Eddy Hiariej ditetapkan tersangka KPK atas dugaan suap dan gratifikasi, maju praperadilan dan bebas. Kini, Prabowo menunjuk jadi Wakil Menteri Hukum.

Baca Selengkapnya

Terima Gelar Kehormatan dari RANZCOG, Guru Besar UI: Bukan Capaian Pribadi

5 hari lalu

Terima Gelar Kehormatan dari RANZCOG, Guru Besar UI: Bukan Capaian Pribadi

Guru Besar UI ini dinilai berkontribusi luar biasa terhadap kesehatan perempuan khususnya di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Dewan Guru Besar UI Adakan Rapat Bahas Gelar Doktor Bahlil

6 hari lalu

Dewan Guru Besar UI Adakan Rapat Bahas Gelar Doktor Bahlil

Dewan Guru Besar UI mengadakan rapat untuk membahas gelar doktor yang diperoleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Baca Selengkapnya

Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK Menuju Posisi Menteri: Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej

6 hari lalu

Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK Menuju Posisi Menteri: Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej

Beberapa nama Tim Pembela Prabowo-Gibran dalam sengketa Pilpres 2024, Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej digadang jadi menteri.

Baca Selengkapnya

Otto Hasibuan ke Kertanegara, Sebelumnya Jadi Pembela Prabowo-Gibran Saat Sengketa Pilpres 2024 di MK

7 hari lalu

Otto Hasibuan ke Kertanegara, Sebelumnya Jadi Pembela Prabowo-Gibran Saat Sengketa Pilpres 2024 di MK

Otto Hasibuan masuk dalam 59 nama yang di panggil Prabowo ke Kertanegara. Ia anggota tim hukum Prabowo-Gibran dalam sengketa Pilpres 2024 di MK.

Baca Selengkapnya

Mengenal Yassierli, Akademisi ITB yang Diusulkan PKS Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Mengenal Yassierli, Akademisi ITB yang Diusulkan PKS Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Yassierli menempuh S3 Industrial and Systems Engineering di Virginia Polytechnic Institute and State University dan menyandang gelar Ph.D pada 2005.

Baca Selengkapnya

Mayor Teddy Ikut Sibuk Bantu Panggil Calon Menteri ke Kertanegara, Siapakah 'Si Bayangan' Prabowo ini?

9 hari lalu

Mayor Teddy Ikut Sibuk Bantu Panggil Calon Menteri ke Kertanegara, Siapakah 'Si Bayangan' Prabowo ini?

Ajudan Prabowo, Mayor Teddy disebut beberapa calon menteri turut membantu Prabowo memanggil mereka ke Kertanegara, Jakarta, kemarin.

Baca Selengkapnya

Bakal Jadi Menteri Pendidikan Dasar, Ini Riwayat Pendidikan dan Karya Abdul Mu'ti

9 hari lalu

Bakal Jadi Menteri Pendidikan Dasar, Ini Riwayat Pendidikan dan Karya Abdul Mu'ti

Abdul Mu'ti saat ini berstatus sebagai Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca Selengkapnya