Punya Potensi Besar, Penelitian Sawit Pantas Dilirik

Selasa, 7 November 2023 12:24 WIB

INFO NASIONAL – Indonesia memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 16,8 juta ha (berdasarkan audit tahun 2022), dengan hasil sawit yang bisa digunakan baik untuk pangan, kesehatan, kecantikan, hingga bahan bakar. Luasnya area perkebunan dan banyaknya turunan pada kelapa sawit membuat komoditas perkebunan strategis nasional ini pantas dilirik, terutama dari sisi penelitian dan pengembangan.

Penelitian dan pengembangan/riset sawit dibutuhkan untuk mengembangkan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan maupun sebagai bahan pengambil kebijakan dan melawan kampanye hitam terhadap sawit. Diketahui, masih banyak isu negatif bertebaran terkait sawit dan salah satu yang bisa menangkal isu tersebut adalah dengan pembuktian dari hasil riset dan penelitian. Karena sesungguhnya, masih banyak kebaikan-kebaikan sawit yang belum diketahui banyak orang dan itu bisa dimunculkan dengan adanya penelitian dan pengembangan.

Melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang berdiri sejak 2015, penelitian dan pengembangan sawit pun mendapat dukungan. Menurut Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman Program Penelitian dan Pengembangan Sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir.

“Kami mulai dari mahasiswa Indonesia agar minat meneliti kelapa sawit ditumbuhkembangkan sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan,” kata Eddy saat membuka Pekan Riset Sawit Indonesia 2023 (PERISAI 2023) yang berlangsung di Surabaya 25-26 Oktober 2023.

Untuk menarik minat mahasiswa atau generasi milenial agar mau meriset dan meneliti sawit, BPDPKS rutin menggelar Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa (LRSTM). Sementara untuk tahap selanjutnya dengan dukungan dana penelitian yang lebih fantastis, tersedia Grant Riset Sawit (GRS) yang terdiri dari jalur seleksi dan jalur inisiatif

Advertising
Advertising

“Program GRS telah dilaksanakan sejak tahun 2015 dimana BPDPKS telah mendanai sebanyak 329 kontrak perjanjian kerjasama dengan 88 lembaga litbang dengan keterlibatan 1.202 peneliti yang tersebar di 19 provinsi,” kata Eddy

Program GRS, lanjut Eddy, merupakan program untuk peningkatan penelitian dan pengembangan Kelapa Sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-aspek peningkatan produktivitas/efisiensi, peningkatan aspek sustainability, mendorong penciptaan produk/pasar baru dan peningkatan kesejahteraan petani.

Melanjuti program GRS, BPDPKS bekerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) melaksanakan Valuasi Kesiapan Teknologi untuk Komersialisasi terhadap invensi hasil riset. Terdapat 30 invensi hasil riset GRS yang siap komersialisasi dan beberapa sudah mendapatkan pernyataan minat dari investor dengan komitmen dalam bentuk Letter of Intent (LoI) dan/atau perjanjian kerahasiaan teknologi berupa non-disclosure agreement (NDA). Komersialisasi itu pun diselenggarakan melalui kegiatan PERISAI.

“Diharapkan dari kegiatan PERISAI menciptakan kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga penelitian/perguruan tinggi dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan industri kelapa sawit Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan demi tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s),” kata Eddy.

Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia Prof (R). Ir. H. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., Ph.D., APU., INV mengatakan, penelitian kelapa sawit tergolong yang paling maju. Hal ini dikarenakan sejak 1911 Belanda telah mendirikan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, Sumatera Utara. Namun, jika dulu lebih banyak peneliti di PPKS yang tertarik meneliti sawit, ketika BPDPKS berdiri tahun 2015 salah satu mandatnya adalah melakukan kegiatan riset untuk bisa mendorong terciptanya penguatan daya saing dari industri sawit nasional. “Nawaitu-nya itu untuk membuka peluang periset Indonesia tertarik untuk meneliti tentang kelapa sawit.”

Maka, kata Didiek, disosialisasikanlah ke perguruan tinggi-perguruan tinggi untuk melihat sawit sebagai bahan penelitian dan dapat mengembangkan industri yang tangguh. “Yang dimaksud industri tidak hanya pengelolaan, tapi juga termasuk hulunya. Termasuk perkebunan dan petaninya.”

Dengan adanya GRS, ketertarikan untuk meriset sawit naik signifikan. “Memang masih belum sampai ke empat digit, masih tiga digit. Tetapi dari tahun ke tahun minat mereka cukup menggembirakan,” kata Didiek.

Koordinator Komite Penelitian dan Pengembangan BPDPKS ini menuturkan, apa yang ditawarkan oleh komoditas kelapa sawit sangat luar biasa luasnya. Mulai dari pemanfaatan minyak yang terdiri dari minyak sawit dan minyak inti sawit. “Biomassa misalnya, tidak hanya dalam bentuk aspek bioenergy bahan bakar biomassa, tapi juga bisa diproses untuk menghasilkan berbagai macam produk turunan termasuk misalnya dimanfaatkan sebagai bahan pengganti kapas. Bikin baju itu nanti bisa dari limbah kelapa sawit, dari tandan kosong kelapa sawit.”

Tandan kosong kelapa sawit juga dapat diproses menjadi sumber energi biomassa berupa pelet maupun briket yang kalorinya itu mengalahkan batubara. “Tentunya ini peluang besar, ini sifatnya renewable. Ditanam, menghasilkan. Sedangkan batubara destruktif, sehingga ini menawarkan keuntungan luar biasa termasuk dalam upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.”

Didiek pun memastikan penelitian sawit masih sangat luas dan terbuka untuk melakukan riset di berbagai bidang kelapa sawit. Dia pun memberikan masukan agar saat mengajukan proposal, peneliti juga memikirkan hasil penelitian bermanfaat bagi industri.

“Di dalam pendanaan riset kelapa sawit itu agak unik. Pertama komoditinya satu tidak berdasarkan keilmuan dan berdasarkan komoditi. Kemudian kedua yang dituntut itu selain scientific merit juga scientific approach itu adalah azas manfaat,” ucap Didiek.

Hal itu dikarenakan dana riset diperoleh dari himpunan dana yang dikumpulkan dari para pelaku industri kelapa sawit nasional termasuk petani, sehingga riset yang dihasilkan itu harus mengacu pada manfaat para pelaku industri sawit. “Tujuan utamanya adalah memanfaatkan dana perkebunan kelapa sawit itu untuk kemajuan industri sawit nasional.”

Sementara PERISAI, merupakan platform program riset untuk menampilkan hasil-hasil riset yang tampak prospektif. “Risetnya belum selesai tetapi menunjukkan arah bahwa ini berpotensi secara komersial khususnya kepada yang mengarah teknologi. Itu coba kita tampilkan.”

BPDPKS, kata Didiek, mengundang para industri untuk mencermati dan mempersiapkan kalau mereka tertarik dengan teknologi tertentu, mereka sudah punya ancang-ancang. Para periset yang tampil tidak mengajukan proposal, tetapi berdasarkan monitoring dan evaluasi dari Komite Litbang.

BPDPKS juga melakukan Kerjasama dengan AII yang bertugas mengevaluasi hasil riset-riset yang sudah dilakukan oleh para periset di BPDPKS untuk bisa digandengkan dengan industri. “Kami mengevaluasi teknologi-teknologi kemudian kita carikan industri mana yang cocok. Akhirnya nanti mereka akan mengarah kepada lisensi teknologinya.”

Sementara itu, sebagai seorang peneliti, Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali, M.Si menilai sawit bisa dijadikan apa saja. Meneliti sawit sejak 1998, Erliza memulainya dengan membuat sabun dari sawit. Setelah itu penelitiannya berkembang ke surfaktan hingga membuat Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi di Institut Pertanian Bogor.

Sebelum ada BPDPKS, dia kerap mendapatkan pendanaan dari Kemenristek, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kemendikbud, dan bahkan Pertamina. Dia pun bersyukur, ketika BPDPKS berdiri, hasil pengembangan penelitiannya terkait surfaktan pun diberikan pendanaan.

“BPDPKS itu senangnya memberi dana kalau ada mitra industri, patnernya. Saya sudah terbiasa, riset selalu menggandeng mitra industri, karena kan selalu mencari siapa sih pengguna riset ini nantinya, jadi pendanaan mudah dan enggak susah,” kata dia.

Menurut dia, semakin banyak dana periset yang didapatkan untuk pengembangan sawit, semakin bagus. “Dari riset itu 5-10 persen saja yang berhasil dikomersialkan lebih bagus. Riset itu perjalanannya panjang, tidak bisa instan.”

“Bayangkan kita ingin menggantikan semua produk-produk turunan yang basisnya minyak bumi kemudian diganti sawit. Jadi tidak usah khawatir kalau produksi over, kitanya yang harus giat riset,” tambah dia.

Sebagian besar mahasiswa Indonesia, kata perempuan yang memiliki julukan Ratu Peneliti Hilir Sawit ini, memilih limbah sawit sebagai penelitiannya. “Limbah memang perlu dipikirkan, tapi yang perlu utama dipikirkan, minyaknya ini diproses menjadi apa saja. Sebenarnya bagus sih, tetapi terkadang anak-anak lupa yang utamanya.”

Dia pun berharap, para perguruan tinggi memasukkan tambahan kurikulum terkait turunan sawit yaitu oleokimia terutama perguruan tinggi yang berada di daerah penghasil sawit. “Banyak universitas mau negeri mau swasta atau sekolah vokasi, itu harus ditambah mata kuliahnya tentang oleokimia,” kata dia.

Dalam kegiatan PERISAI di Surabaya, dia pun berkesempatan memaparkan hasil penelitian terkait oleokimia kepada industri. “Adanya kegiatan PERISAI, membantu peneliti untuk sisi komersialisasi.” (*)

Berita terkait

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

1 jam lalu

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Mensos menjelaskan, timnya dari Kemensos akan mencarikan sumber air bersih terdekat.

Baca Selengkapnya

Andika Komitmen Lanjutkan Program Sukses Pemkab Serang

1 jam lalu

Andika Komitmen Lanjutkan Program Sukses Pemkab Serang

Terobosan yang dilakukan Pemkab Serang dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa kedokteran dengan sistem ikatan dinas, akan terus dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

16 jam lalu

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

Bambang Soesatyo mendorong agar kualitas pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan. Baik melalui perbaikan kurikulum ataupun peningkatan kapabilitas pengajar atau guru.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

16 jam lalu

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

Telkomsel telah memastikan kesiapan infrastruktur terdepan untuk mendukung kenyamanan aktivitas komunikasi dan pengalaman digital seluruh perwakilan delegasi World Water Forum 2024 dengan mengoptimalkan kapasitas dan kualitas jaringan dari 4G hingga 5G di 344 site eksisting.

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

16 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

16 jam lalu

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

10 tahun memimpin Taput dengan prinsip clean government, Nikson Nababan berniat maju hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

17 jam lalu

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berkomitmen menjadikan TIM sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbesar di Indonesia dan menjadikannya landmark penting dalam industri seni dan budaya nasional

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PPP

17 jam lalu

Nikson Nababan Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PPP

Nikson Nababan mengatakan, dirinya mengharapkan dukungan dari PPP.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

17 jam lalu

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggandeng Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk mengembangkan ekosistem pendidikan di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

PNM Peduli Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu

17 jam lalu

PNM Peduli Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui aksi PNM Peduli kembali menggelar kegiatan sebagai bentuk tanggung jawan sosial dan lingkungan.

Baca Selengkapnya