TEMPO Interaktif, Purwokerto: Setelah sebulan ditetapkan statusnya menjadi siaga, aktifitas Gunung Slamet masih tetap tinggi. Bahkan suara dentuman sesekali terdengar dari puncak gunung tersebut. "Dentuman yang paling kencang terjadi Sabtu kemarin, sekarang hanya terdengar beberapa kali," kata Pengamat Gunung Api Slamet di Pos Gambuhan, Luruh Nurkholis, Senin (25/5).
Luruh mengatakan, pada Senin dini hari tadi, terjadi 171 gempa. Selain itu juga terjadi 11 kali letusan asap dengan ketinggian 600 meter. Kepala Bidang Geologi pada Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Banyumas, Junaidi mengatakan karakter Gunung Slamet sejak tahun 1600 belum mengalami perubahan. "Saat ini pelepasan energinya masih normal," katanya.
Ia membenarkan, letusan paling keras terjadi pada Sabtu kemarin. Namun ia menghimbau agar masyarakat tidak panik atas fluktuasi aktifitas gunung terbesar di Pulau Jawa itu. Terkait ancaman hujan abu, Junaidi mengatakan saat ini arah angin tidak menuju kota Purwokerto. "Angin bergerak dari Tenggara ke barat laut, jadi kalau ada hujan abu larinya ke Guci Tegal," imbuhnya.