35 Tahun Tiada Sultan Hamengkubuwono IX, Kilas Balik Republik Indonesia Kehilangan Tokoh Besar Itu

Senin, 2 Oktober 2023 16:23 WIB

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, Ahad, 2 Oktober 1988 silam atau 35 tahun silam, Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di Washington DC, Amerika Serikat. Kepergian gubernur pertama DI Yogyakarta itu meninggal kesedihan mendalam bagi banyak orang. Ratusan ribu manusia, termasuk Presiden Soeharto dan duta besar negara lain, mengiringi upacara pemakaman Wakil Presiden Kedua RI ini.

Majalah Tempo edisi Sabtu, 8 Oktober 1988 mengulas kisah kepergian Sri Sultan Hamengkubuwono IX ini. Kabar mangkatnya sang sultan disampaikan oleh Kanjeng Raden Ayu Nindyokirono, istri terakhirnya. Melalui sambungan telepon dari negeri di seberang benua, Norma-sapaan Nindyokirono- mengabari dengan suara setengah terisak.

“Bapak meninggal,” kata Norma, menghubungi Jakarta, pagi jam 07.45 WIB itu, dari Washington, D.C.

Yang menerima telepon itu adalah Meity Minarni, seorang kemanakannya. Berita yang disampaikan Norma pagi itu bukan hanya berita duka bagi keluarga. Tapi juga bagi bangsa Indonesia. Sultan Yogya, merupakan salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan, bekas wakil presiden, dan seorang Gubernur DI Yogyakarta mendadak wafat, di hari Ahad 2 Oktober senja hari. Memang, tak ada yang menduga kematian itu.

Tiga pekan sebelumnya, 14 September 1988, Sri Sultan berangkat dari Jakarta ke Jepang. Dia pergi bersama Norma yang acap mendampinginya. Di Tokyo, lima hari kemudian, keduanya bergabung dengan rombongan kesenian pimpinan Wiyogo Atmodarminto, Gubernur DKI Jakarta ketika itu. Pada 22 September, Sri Sultan ke kota kuno Kyoto. Esoknya balik ke Tokyo dan berangkat ke New York, AS pada 25 September.

Advertising
Advertising

Mereka yang bertemu dengan Sri Sultan sampai beberapa hari sebelum ke AS tak melihat tanda-tanda sakit pada diri Gubernur DI Yogyakarta itu. Pangeran Mangkubumi, putranya yang tertua, hadir sebentar bersama ayahandanya di Tokyo pada 25 September. Raden Mas Herjuno Darpito itu menyebut kondisi Sri Sultan tak ada yang perlu dikhawatirkan ketika itu. Sebab itu, ia sempat tak yakin ayahnya meninggal.

“Kondisi beliau (waktu itu) tak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata pria yang kini menggantikan ayahnya sebagai Gubernur DIY bergelar Sri Sultan Hamengkubuwana X itu.

Kesaksian ini diamini Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Emil Salim. Dia dan Sri Sultan sempat menonton pertunjukan kesenian Yogya dan Solo yang dibawa Gubernur Wiyogo di sebuah gedung teater besar di Tokyo. Itu terjadi pada 21 September 1988. Keduanya duduk berdampingan sembari bercakap dengan Bahasa Belanda informal. Sama seperti putra Sri Sultan, Emil juga sempat menyangsikan kepergiannya.

“Kesan saya beliau gembira ria. Beliau mengajak saya makan sashimi,” kenang Emil.

Selanjutnya: Ini penyebab Sultan Hamengkubuwono IX meninggal

<!--more-->

Apa sebenarnya yang menyebabkan Sri Sultan meninggal? Di Tokyo, di hotel, ia tampak menggunakan kursi roda. Hal itu diungkapkan oleh Tony Suryo, seorang kolega Pangeran Mangkubumi yang juga bertemu dengan Sri Sultan di Jepang. Namun saat ditanya, kata Tony Suryo, bekas wakil presiden itu menjawab “tidak apa-apa, hanya capek saja.”

Kesaksian serupa disampaikan Emil Salim. Dia menyebut Sri Sultan menggunakan kursi roda. Namun saat menghadiri acara, alat tersebut tidak digunakan. Alasan yang diberikan kepada Emil, Sri Sultan mengaku kakinya keseleo karena jatuh ketika di Jakarta. Ketika tiba di Washington, D.C., setelah menginap dua hari di New York, ia juga tampak masih menggunakan kursi roda.

Tapi kendati terlihat menggunakan kursi roda, Sri Sultan tak menunjukkan tanda sakit. Bahkan, menurut sebuah keterangan, ketika menjalani check up di Rumah Sakit Walter Reed, ia tak menunjukkan persoalan yang perlu ditangani segera. Tapi maut bisa dengan sempurna bersembunyi. Ahad itu, Sultan dikabarkan masih sempat makan siang di restoran Cina “Hunan” di Rockville, Maryland, dekat Washington.

Tapi, jam 17.00, di Hotel Embassy Row – sebuah hotel persis di depan Kedubes RI, di Massachusetts Avenue, Hamengku Buwono IX muntah-muntah. Lima belas menit berselang seorang pejabat KBRI memanggil ambulans dan datang sepuluh menit kemudian. Sri Sultan mengeluh sakit pada dadanya. Ia pun diberi pernapasan darurat dan dibawa ke Rumah Sakit George Washington, hanya sekitar 1 kilometer dari Embassy Row.

Pukul 17.45, setiba di rumah sakit, Hamengku Buwono dimasukkan langsung ke ruang gawat darurat. Menurut keterangan pihak rumah sakit, dia kena serangan jantung. Sumber lain menyatakan, ia dalam tekanan darah yang sangat rendah. Tak seorang pun diizinkan masuk. Termasuk Norma dan para pejabat KBRI. Pukul 20.05 Sultan Hamengku Buwono IX dinyatakan wafat, setelah istrinya dipanggil masuk ke ruangan darurat itu.

Selanjutnya: Berita bohong, Sultan HB IX pernah dikabarkan meninggal sebelumnya

<!--more-->

Malam itu jenazah Hamengkubuwono IX ditinggal di sana. Senin, tubuhnya disemayamkan di rumah duka, Ives pearson Funeral Home, yang terletak di Falls Church, Virginia. Di tempat ini – yang biasa digunakan oleh staf KBRI – ada fasilitas khusus buat merawat jenazah menurut Islam. Tahlilan bahkan sudah diadakan di malam Senin, di ruang Garuda di KBRI dengan gambar Sultan terpampang dalam ukuran besar.

Malam itu suasana berkabung kental terasa. Juga rasa setengah tak percaya. Apalagi, beberapa jam sebelum meninggal, Sultan Hamengkubuwono IX disebut sempat menanyakan kabar Kaisar Hirohito di Jepang yang sedang gawat sakit. Siapa menyana dirinyalah yang ternyata mendahului Hirohito. Kabar yang disampaikan Norma pagi itu lalu disiarkan RRI di Jakarta. Para pendengar juga setengah kaget setengah tak percaya.

Kesangsian itu lantaran delapan tahun sebelumnya RRI pernah melakukan satu kesalahan besar: menyiarkan Sri Sultan wafat. Kendati begitu, Sri Sultan sendiri waktu itu mengatakan kepada Pangeran Pakuningrat, putranya yang ke-12: Kalau diberitakan meninggal, orang biasanya akan berumur panjang. Namun, berita yang disiarkan hari itu, Senin, 2 Oktober 1988 bukan suatu kesalahan lagi. Hamengkubuwono IX meninggal di usia 76 tahun, umur yang cukup panjang.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | MAJALAH TEMPO

Pilihan Editor: Sultan Hamengkubuwono IX PNS Pertama di Indonesia, Begini Kisah Pemilikan NIP PNS 010000001

Berita terkait

Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

8 jam lalu

Perlunya Bantuan Hidup Dasar untuk Menolong Pasien Jantung dan Lainnya

Pakar menjelaskan bantuan hidup dasar berusaha mencegah atau memperlambat kerusakan otot jantung hingga penyebab masalah dapat diperbaiki.

Baca Selengkapnya

UMY Punya Gedung Asrama Mahasiswa Baru, Begini Pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah

18 jam lalu

UMY Punya Gedung Asrama Mahasiswa Baru, Begini Pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah

Gedung modern UMY Student Dormitory bisa menampung lebih dari seribu mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Hindari Macet, Perhatikan Rekayasa Lalu Lintas Wayang Jogja Night Carnival 2024

23 jam lalu

Hindari Macet, Perhatikan Rekayasa Lalu Lintas Wayang Jogja Night Carnival 2024

Puncak peringatan HUT ke-268 Kota Yogyakarta bakal diwarnai gelaran street art Wayang Jogja Night Carnival Senin 7 Oktober 2024 mulai sore hingga malam di kawasan Tugu Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Kematian Mendadak Marissa Haque, Ashraf Sinclair, dan Mike Mohede

1 hari lalu

Kematian Mendadak Marissa Haque, Ashraf Sinclair, dan Mike Mohede

Kematian mendadak Marissa Haque mengejutkan publik. Kejadian serupa pernah terjadi pada Ashraf Sinclair dan Mike Mohede.

Baca Selengkapnya

Belasan Event Menarik Bakal Hadir Di Ajang Kustomfest 2024 Akhir Pekan Ini di Yogyakarta

1 hari lalu

Belasan Event Menarik Bakal Hadir Di Ajang Kustomfest 2024 Akhir Pekan Ini di Yogyakarta

Pameran modifikasi kendaraan terbesar di Tanah Air, Kustomfest, bakal kembali digelar akhir pekan ini di kawasan Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Sabtu-Minggu, 5-6 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

1 hari lalu

Sindrom Kematian Mendadak, Apa Penyebabnya?

Beberapa faktor dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak. Berikut penyebab utamanya.

Baca Selengkapnya

Bong Suwung Stasiun Tugu Steril, Daop 6 Yogyakarta Siapkan Akses Baru Leluasa

1 hari lalu

Bong Suwung Stasiun Tugu Steril, Daop 6 Yogyakarta Siapkan Akses Baru Leluasa

PT. KAI Daop 6 Yogyakarta pekan ini baru selesai melakukan sterilisasi kawasan Bong Suwung di wilayah emplasemen bagian barat Stasiun Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Razia Marak, Asosiasi Wisata Yogyakarta Desak Kontrol Ketat Penjualan Minuman Beralkohol

1 hari lalu

Razia Marak, Asosiasi Wisata Yogyakarta Desak Kontrol Ketat Penjualan Minuman Beralkohol

Pelaku industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak adanya kontrol ketat dari pemerintah daerah atas masih maraknya penjualan minuman beralkohol.

Baca Selengkapnya

Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

2 hari lalu

Marissa Haque Meninggal, Diduga karena SDS. Apa Itu?

Marissa Haque meninggal dunia, diduga mengalami sindrom kematian mendadak (SDS). Berikut penjelasan mengenai sindrom tersebut.

Baca Selengkapnya

Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

2 hari lalu

Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

Sultan Hamengkubuwono IX menyumbang 6,5 juta gulden untuk Indonesia melalui Sukarno. Dana itu dijadikan kas negara di awal kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya