Istri Marinir yang Tewas di Aceh: Kemarin Saya Lupa Berdoa
Reporter
Editor
Selasa, 23 September 2003 11:06 WIB
TEMPO Interaktif, Surabaya:Saya tidak akan menangis. Saya tidak bisa menangis, ujar Nurul Dewi kepada istri Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Bernard Kent Sondakh. Mata perempuan itu memerah, namun tidak meneteskan air mata. Dengan mengatupkan mulutnya, dia memegang erat Fahmi Hamdan dan Mohammad Faizal, dua anaknya di Bandara Juanda, Surabaya. Ketiga insan ini menunggu kedatangan jenazah yang dikasihinya, Serka Marinir Iwan Riswandi. Sabtu (17/5) pagi itu memang digelar upacara militer menyambut tibanya jenazah Iwan Riswandi, 36 tahun, dengan pesawat Garuda dari Aceh. Selain Laksamana Kent Sondakh, hadir pula Panglima Armada Kawasan Timur Laksamana Muda Slamet Sugianto, Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Marinir Ahmad Rivai dan sejumlah prajurit dari marinir dan TNI AL. Iwan Riswandi tewas diserang pasukan GAM di pos marinir Desa Teuping Gajah, Kecamatan Pasie Raja, Aceh Selatan pada Jumat (16/5) dini hari. Kepada istri Kasal, Nurul Dewi menjelaskan setiap hari dirinya berdoa untuk keselamatan suaminya yang bertugas di Aceh. Hanya kemarin saya lupa berdoa. Saya merasa bersalah pada suami, ujarnya sambil menahan tangis. Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan kemarahannya terhadap pasukan GAM yang menyerang secara sporadis. Dia juga menyatakan protes terhadap pengamat dan aktivis yang berdemo dan selalu memojokkan TNI. Padahal keberangkatan TNI ke Aceh untuk menunaikan tugas negara dan meninggalkan istri dan keluarganya, katanya. Iwan Riswandi yang pernah ditugaskan di Satgas Marinir Garuda XIV/F di Bosnia, ketika di Desa Teuping Gajah bersama tiga temannya, Pratu Mar Sofyan, Parda Mar Nanang dan Prada Mar Edi. Tiba-tiba mereka diserang secara sporadis oleh sepuluh personil GAM dari tiga titik. Serangan yang tiba- tiba itu membuat empat anggota marinir itu panik dan segera melakukan balasan. Penyerangan berlangsung sekitar lima menit. Setelah datang bantuan dari pos Marinir Teuping Gajah, pasukan GAM melarikan diri. Mereka menggunakan sepuluh pucuk senjata api laras panjang jenis AK-47, M-16, dan SS-2 dan menyerang dari jarak 400-500 meter. Tiga anggota marinir cidera ringan. Namun Iwan ditemukan gugur dengan luka tembak di pelipis kiri. Dia meninggalkan kesedihan bagi Nurul Dewi, Fahmi Hamdan dan Mohammad Faizal. (Adi Mawardi Tempo News Room)
Berita terkait
Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?
3 menit lalu
Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?
Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.