Bicara Bonus Demografi, Jokowi Kenang 50 Tahun Lalu Tinggal di Bantaran Kali

Editor

Amirullah

Kamis, 15 Juni 2023 13:40 WIB

residen Jokowi saat membagikan amplop kepada pedagang di Pasar Legi Solo, Kamis 20 April 2023. ANTARA/Aris Wasita

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bercerita soal kenangannya tinggal di bantaran kali Solo, Jawa Tengah pada 50 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1970. Saat itu, Jokowi menjadi korban penggusuran karena rumahnya ditertibkan oleh pemerintah daerah.

Cerita ini Jokowi sampaikan saat menghadiri acara Visi Indonesia Emas 2045 di Gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat. Jokowi gedung tersebut, kata Jokowi, pernah saat terkenal saat tahun 1970 atau saat dirinya masih hidup susah.

"Saya mem-flash back, gedung ini Djakarta Theater di sekitar tahun 1970-an ini adalah tempat yang paling megah di Jakarta, saat itu tahun 1970. Dan tahun itu 1970-an saya belum menginjakan kaki di Jakarta. 1970 belum pernah ke Jakarta saya ini, masih di Solo. Masih di bantaran sungai rumah saya, habis kena gusur," ujar Jokowi dalam pidatonya, Kamis, 15 Juni 2023.

Jokowi menyatakan tidak pernah membayangkan kehidupannya saat ini. Hingga 50 tahun kemudian, Jokowi bisa berada di Jakarta dan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

"Artinya apa? Dalam 50 tahun perubahan signifikan itu sangat bisa terjadi, jika kita berani, jika kita mau, dan jika kita punya nyali. Jika kita punya nyali, bertekad, berusaha keras untuk berani melakukan lompatan, ini yang kita perlukan," kata Jokowi.

Advertising
Advertising

Indonesia dapat bonus demografi

Jokowi menyebut pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi. Kondisi ini membuat 68,3 persen total penduduk Indonesia berusia produktif dan terjadi hanya satu kali dalam peradaban sebuah negara.

Jokowi berharap bonus demografi ini dimanfaatkan semaksimal mungkin agar bisa menjadi peluang bagi Indonesia. Ia berharap dalam 50 tahun ke depan setelah bonus demografi terjadi, Indonesia dapat menjadi negara maju.

"Saya membayangkan, akan jadi seperti apa Indonesia ini di 100 tahun kemerdekaanya, yaitu di tahun 2045," kata Jokowi.

Meski begitu, Jokowi menyebut bonus demografi juga bisa menjadi bencana jika negara tidak mengelola secara baik. Sebab, jika jumlah angkatan kerja melimpah tapi lapangan pekerjaan sedikit, maka masyarakat akan kesulitan.

"Saya baca di berita, ini di negara lain saking sulitnya mencari kerja, lulusan S2 yang seharusnya bisa menjadi guru, saat ini menjadi tukang sapu, S2," kata Jokowi.

Kepala Negara kemudian memberi contoh lain soal satu negara di Afrika yang mendapatkan bonus demografi pada tahun 2015. Namun karena pemerintah setempat tidak mampu mengelola potensi tersebut dengan baik, maka tingkat pengangguran melonjak hingga 33,6 persen.

"Saya tidak usah sebut negaranya mana, tapi saya yakin saudara-saudara tahu dan kita tidak ingin terjadi seperti itu. Maka kita harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini. Kita harus punya perencanaan taktis," kata Jokowi.

Pilihan Editor: Ganjar Pranowo dan Hasto PDIP Ungkap Warna Partai yang Bakal Merapat ke PDIP

Berita terkait

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

18 menit lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

29 menit lalu

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

Zulhas menyebut hubungan Jokowi dan Prabowo kini makin dekat dan harmonis.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

1 jam lalu

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

Zulhas membawa rombongan pengurus partainya bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

2 jam lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

3 jam lalu

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

Ketum PAN Zulkifli Hasan akan menemui Presiden Jokowi bersama perwakilan DPW PAN dari seluruh provins

Baca Selengkapnya

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

5 jam lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

9 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

17 jam lalu

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

20 jam lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

21 jam lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya