Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

Reporter

Shinta Maharani

Editor

Febriyan

Kamis, 11 Mei 2023 08:31 WIB

Alissa Wahid. Dok.TEMPO

TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur Jaringan Gusdurian Indonesia, Alissa Qotrunnada atau Alissa Wahid meminta masyarakat sipil untuk mewaspadai sentimen sektarian menjelang, saat, dan sesudah Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Isu keberagaman, menurut Alissa, setiap tahun politik menemukan tantangan. Calon presiden, anggota legislatif, dan kepala daerah kerap membawa pesan paling mudah untuk menggerakkan pendukungnya, yakni agama dan suku.

Alissa menilai manusia melakukan banyak hal yang melebihi apa yang dia miliki demi mencapai kekuasaan atas nama Tuhan. Putri Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu pun mengenang apa yang pernah dinyatakan ayahnya. Menurut dia, Gus Dur pernah mengingatkan bahwa Tuhan tidak perlu dibela.

"Yang perlu dilawan orang-orang yang menekan sesama dan kelompok minoritas atas nama Tuhan," kata Alissa saat halal bihalal Jaringan Gusdurian bertema Merawat Keberagaman, Meneguhkan Kemanusiaan secara daring, Rabu malam, 8 Mei 2023.

Sentimen sektarian sebagai fenomena global

Sentimen sektarian kata Alissa Wahid tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di tingkat global. Belum lama ini, Alissa menghadiri forum yang membahas agama dan pembangunan dunia di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat. Dalam pertemuan itu, peserta mengakui agama sering digunakan untuk menebar kebencian.

Keserakahan segelintir orang yang punya kekuasaan semakin menebalkan kebencian dan kekerasan. Dampaknya kelompok minoritas menjadi terpinggirkan dan tertindas. Alissa mencontohkan kalangan minoritas yang hidup di suatu wilayah yang didominasi kelompok mayoritas harus mendapatkan izin dari mereka.

Selanjutnya, ingatkan para Capres untuk tak hanya kejar kepentingan politik

Advertising
Advertising

<!--more-->

Alissa juga mengingatkan para capres agar tidak sekadar mengejar kepentingan, transaksi politik, dan kekuasaan, melainkan memikirkan kehidupan Bangsa Indonesia dengan berprinsip pada keadilan, keberagaman, perdamaian, dan kemanusiaan.

Putri sulung Gus Dur itu kembali menyerukan agar seluruh anggota Jaringan Gusdurian terus bergerak untuk merawat keIndonesiaan, merawat toleransi, dan menghapus diskriminasi tergahadap kelompok minoritas.

"Marahlah pada ketidakadilan dan penindasan. Tapi, lembut dan konsisten menjaga persaudaraan dan kemanusiaan," kata dia.

Jaringan Gusdurian, merupakan gerakan yang membawa prinsip ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan. Salah satu nilai yang diusung adalah membela kelompok minoritas berbasis agama yang mengalami diskriminasi, misalnya persekusi dan serangan terhadap Ahmadiyah, Syiah, umat Katolik, Kristen, Buddha, Konghucu, dan penghayat kepercayaan. Mereka juga pernah ikut membela petani Sukolilo Kendeng, Jawa Tengah yang berjuang melawan industri pabrik semen untuk mempertahankan kelestarian lingkungan.

Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad mengatakan jumlah komunitas jaringan Gusdurian dari tahun ke tahun makin bertambah. Kini ada 155 komunitas jaringan Gusdurian di seluruh Indonesia dan mancanegara. Selain komunitas, Jaringan Gusdurian juga beranggotakan individu yang punya nilai-nilai sama dengan yang diusung Gus Dur.

Jaringan Gusdurian tak ikut politik praktis

Jay menegaskan Jaringan Gusdurian tidak bergerak di wilayah politik praktis, tapi gerakan kultural yang mengakar ke masyarakat. Dia berharap pesta demokrasi kelak bertambah matang dan tidak memecah belah masyarakat sipil.

"Gusdurian harus bersiap bersih-bersih residu pesta demokrasi," kata Jay.

Halah bihalal itu melibatkan tokoh lintas agama yang mendaraskan doa yang berisi harapan agar masyarakat Indonesia tidak lelah berjuang menghadapi kebencian dan serangan terhadap keberagaman. Mereka juga memanjatkan doa untuk Gus Dur sebagai ikon keberagaman, perdamaian, dan kemanusiaan.

Tokoh agama dari Katolik, Kristen, Konghucu, Budha, Hindu, dan penghayat kepercayaan memimpin doa itu. Ada juga pembacaan puisi ciptaan Joko Pinurbo, WS. Rendra, Zawawi Imron, dan Inayah Wulandari Wahid.

Selain menjadi Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sebelumnya, Alissa juga memastikan PBNU sebagai organisasi tidak akan terlibat dalam politik praktis, termasuk untuk mengusulkan nama tertentu untuk maju di kontestasi Pilpres 2024 meskipun nama sejumlah kadernya mencuat ke permukaan.

Berita terkait

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

20 jam lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

1 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

1 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

1 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

2 hari lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

2 hari lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Modus Penyelewengan Dana BOS

2 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

2 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Sebut Gugatan PDIP di PTUN Salah Alamat

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan, gugatan PDIP salah alamat jika ingin membatalkan pelantikan kliennya

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

2 hari lalu

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran: PDIP Tak Punya Legal Standing Gugat KPU

Kuasa Hukum Prabowo-Gibran, Maulana Bungaran, mengatakan PDIP tidak memiliki legal standing mengajukan gugatan ke PTUN di perkara ini

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

2 hari lalu

Surya Paloh Tegaskan Dukungan ke Prabowo, Singgung Sportivitas NasDem

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan posisi partainya yang mendukung pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya