Pengacara: Eddy Hiariej tidak Pernah Minta Dua Asprinya Jadi Komisaris PT CLM

Rabu, 29 Maret 2023 06:07 WIB

Wamenkumham Edward Omar Sharief Hiariej alias Eddy Hiariej hadir untuk memberikan klarifikasi atas pelaporan dan pengaduan terhadap dirinya, di bagian Pengaduan Masyarakat KPK, Jakarta, Senin, 20 Maret 2023. Akibat laporan itu, Sugeng pun dilaporkan balik oleh asisten Eddy bernama Yogi Arie Rukmana ke Bareskrim Mabes Polri. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej membantah pernah meminta dua asistennya untuk menjadi komisaris PT Citra Lampia Mandiri.

Pengacara Eddy, Ricky Sitohang mengatakan kliennya tidak ada sangkut pautnya dengan penunjukkan Yosi Andika Mulyadi sebagai komisaris perusahaan tambang nikel itu. “Tidak sama sekali,” kata Ricky dalam konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Maret 2023.

Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, melaporkan Eddy Hiariej ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sugeng menuduh Eddy menerima Rp 7 miliar terkait pengurusan akta dan perizinan PT CLM di Sulawesi Selatan. Gratifikasi itu disebut diterima Eddy melalui dua asistennya, yakni Yogi Arie Rukmana dan Yosi Andika Mulyadi.

Saat melaporkan kasus ini, Sugeng mengatakan memiliki bukti bahwa Eddy meminta jabatan komisaris di PT CLM. Jabatan komisaris itu kemudian diberikan kepada dua asistennya, yakni Yogie dan Yosi. Dia menyebut jabatan itu hanya nominee, sebab gaji komisaris pada akhirnya diterima oleh Eddy.

Ricky menuding jabatan komisaris itu justru ditawarkan oleh Direktur Utama PT CLM Helmut Hermawan. Eddy, kata dia, menolak tawaran tersebut. “Helmut yang meminta professor menjadi komisaris, tapi ditolak mentah-mentah,” kata dia.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan Helmut juga sempat menawarkan jabatan itu untuk ditempati istri dan anak Eddy. Namun, Tawaran itu kembali ditolak.

Menurut Ricky, jabatan komisaris itu akhirnya diemban oleh Yosi. Menurut dia, Yosi bukanlah asisten Eddy melainkan seorang pengacara. “Pak Yosie yang mengerti masalah hukumnya, jadi untuk menyelesaikan masalah itu akhirnya dipilih beliau menjadi komisaris,” kata dia.

Ribut-ribut mengenai dugaan gratifikasi oleh Wamenkumham Eddy Hiariej bermula dari masalah internal perebutan PT CLM antara dua pengusaha, yakni Helmut Hermawan dan Zainal Abidinsyah Siregar. Helmut diduga meminta bantuan Eddy Hiariej mengenai masalah hukum yang menjeratnya di kepolisian. Selain itu, Helmut diduga juga meminta bantuan Eddy untuk mengurus akta perusahaan di Kemenkumham. Eddy telah membantah melakukan intervensi terhadap pengurusan akta perusahaan tersebut.

Pilihan Editor: IPW Beberkan Aduan Dugaan Gratifikasi ke Media, Wamenkumham: Pingin Tenar

Berita terkait

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

2 hari lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

2 hari lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

2 hari lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

3 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

Penyidik akan memeriksa ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi untuk menelisik lebih dalam penyebab personel Polresta Manado itu bunuh diri.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

4 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

4 hari lalu

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

Menurut IPW, polisi pesta narkoba di Depok harus diberi sanksi lebih berat karena mereka tahu mengonsumsi narkoba itu dilarang.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

6 hari lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

8 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya