Beri Masukan ke Megawati soal Nama Capres, Jokowi: dari Angka dan Data yang Kami Miliki

Senin, 20 Maret 2023 10:58 WIB

Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis. 8 Oktober 2022. Dok PDIP

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan dirinya memberikan masukan kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri soal nama calon presiden atau capres PDIP tersebut. Masukan itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Megawati di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 18 Maret 2023.

"Yang jelas saya memberikan pandangan-pandangan dari angka-angka yang kita miliki dan dari data yang kita miliki," kata Jokowi saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin, 20 Maret 2023.

Jokowi tak menjelaskan secara rinci angka yang dimaksud tersebut. Namun, Jokowi mengakui adanya pembahasan khusus soal kontestasi Pemilu 2024 dengan Megawati.

Enggan ungkap nama capres

Saat ditanya nama capres dari PDIP yang dibahas bersama dengan Megawati, Jokowi menolak membeberkannya. "Calonnya tanya Bu Mega," kata Jokowi.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut Jokowi dan Megawati membahas soal Pemilu 2024. Hasto menyebut pertemuan khusus itu merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya yang digelar di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, akhir tahun lalu.

Advertising
Advertising

"Dalam pertemuan tersebut tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 18 Maret 2023. Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga ikut dalam pertemuan.

Hasto menjelaskan bahwa Megawati memang secara periodik bertemu dengan Jokowi. “Setelah sebelumnya bertemu di Istana Batu Tulis Bogor, kali ini pertemuan diadakan di Istana Merdeka, Jakarta," kata Hasto.

Ia menjelaskan pertemuan kedua pemimpin membahas berbagai persoalan bangsa, termasuk membangun kesepahaman terhadap arah masa depan. Termasuk berbagai agenda strategis terkait kebijakan luar negeri menghadapi berbagai tantangan geopolitik, mendorong penguasaan ilmu pengetahuan, riset dan inovasi, dan mewujudkan kedaulatan pangan, sebagai jalan Indonesia berdikari.

Makan sayur lodeh

Menurut Hasto, pertemuan berlangsung dalam suasana sangat akrab mengingat hubungan antara Megawati dan Jokowi begitu dekat, sebagai satu keluarga sendiri. Pertemuan diakhiri dengan makan bersama.

"Bapak Presiden Jokowi mempromosikan Sayur Lodeh sebagaimana menjadi kegemaran Bung Karno, nasi goreng sea food, sop ayam kampung, dan tentu saja kerupuk khas Solo," ujar Hasto.

Dalam dua jam pertama, pertemuan dilakukan secara khusus di tempat yang penuh dengan memori bagi Megawati ketika bersama ayahnya, Soekarno alias Bung Karno kala tinggal di Istana. Bahkan Mega menunjukkan berbagai hal yang bersifat untold story atau cerita yang tak pernah diungkapkan kepada Jokowi.

Mega juga menyampaikan bagaimana ide, pemikiran, gagasan dan cita-cita Bung Karno bagi Indonesia dan dunia. Dalam akhir pertemuan, diadakan makan bersama, dan bergabung Pramono Anung dan Hasto Kristiyanto.

M JULNIS FIRMANSYAH

Pilihan Editor: Jokowi dan Megawati Bahas Capres dari PDIP di Pertemuan 3 Jam

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

6 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

9 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

12 jam lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

13 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

16 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

16 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya