KNPB Catat 14 Kekerasan Aparat Negara ke Rakyat Papua pada 2021-2023
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Amirullah
Senin, 13 Maret 2023 20:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mencatat adanya 14 kasus kekerasan negara terhadap rakyat sipil di Papua dalam kurun waktu 2021-2023. Salah satunya yaitu kasus penembakan dan mutilasi terhadap seorang ibu bernama Tarina Murib, 35 tahun, di Kampung Pamebur, Distrik Yugumuak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
"Kami mendesak segera lakukan investigasi terhadap dugaan mutilasi seorang ibu di Puncak dan pelakunya diadili," kata juru bicara KNPB Ones Suhuniap dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Senin, 13 Maret 2023.
Kasus penembakan ini dilaporkan terjadi Jumat, 3 Maret lalu. Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menyebut ada enam warga yang mengalami luka tembak. Salah satunya Tarina Murib.
KNPB menduga Tarina, yang merupakan anggota gereja kristen protestan KINGMI di Tabia, Puncak, ini ditembak militer. Akan tetapi, polisi menyebut pelakunya adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman juga membantah informasi yang menyebutkan TNI memutilasi dan menembak Tarina.
Herman memastikan informasi itu hoaks karena justru TNI yang membantu korban yang ditembak KKB. Herman mengatakan KKB sengaja menyebarkan berita bohong kepada masyarakat usai melakukan penembakan di Kampung Pamebur, Distrik Yugumuak, Puncak. Ia menuding KKB sengaja menyebarkan berita hoaks untuk menjatuhkan wibawa aparat keamanan.
"Bahwa berita itu adalah berita bohong atau hoax, yang sengaja disebar oleh pihak KKB dan simpatisan serta kelompok provokator maupun teroris yang sengaja ingin menjatuhkan wibawa aparat keamanan yang saat ini sedang fokus bertugas melindungi masyarakat dan pencarian pilot
Susi Air Capt Philip Mark Merthens," kata Herman kepada Tempo.
Menurut Herman, Tarina meninggal karena ditembak KKB bersama satu prajurit TNI bernama Praka Jumadi. Jumadi adalah anggota Satuan Tugas Yonif Raider 303/SSM. Jenazah Jumadi sudah dievakuasi ke Timika, Papua, untuk dimakamkan ke Bone, Sulawesi Selatan.
Selain kasus penembakan terhadap Tarina Murib, KNPB merinci berbagai 13 kasus lainnya di Papua sepanjang tahun tersebut. Tempo melengkapi kronologi kasus-kasus tersebut, berikut di antaranya:
1. Kasus penembakan terhadap Ferianus Asso di Yahukimo
Asso, 29 tahun, ditembak saat polisi dan TNI membubarkan aksi demonstrasi menuntut pembebasan Victor Yeimo di Kota Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, 16 Agustus 2021. Victor kini jadi terdakwa kasus kericuhan Papua pada 2019 akibat aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya,
"Ditembak oleh aparat di bagian pinggang kanannya, hingga harus mendapatkan perawatan dari pihak medis," kata laporan Berdasarkan laporan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) seharus kemudian.
Penembakan terhadap Asso juga dimuat dalam Laporan Hak Asasi Manusia 2021 di laman resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Laporan menyebut Asso meninggal dunia 22 Agustus 2021. "Pada 24 November, tidak ada laporan bahwa pemerintah menyelidiki insiden tersebut," tulis laporan tersebut.
2. Kasus Penyiksaan Warga Sipil di Mappi
Dua warga Kampung Mememu, Kabupaten Mappi, Papua, yaitu Bruno Amenim Kimo dan Yohanes Kanggun jadi korban penyiksaan yang dilakukan personel TNI di Pos Satgas Batalion Infrantri Raider 600/Modang pada 31 Agustus 2022.
Bruno jadi korban tewas dalam kejadian ini. Pada 29 September 2022, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman mengumumkan 18 prajurit ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
3. Kasus Mutilasi Empat Warga Sipil di Timika
Pada 26 Agustus 2022, empat warga sipil dari Kabupaten Nduga, Papua jadi korban mutilasi di Mimika, Papua. Mereka adalah Arnold Lokbere (AL), Irian Nirigi (IN), Lemaniol Nirigi (LN), dan Atis Tini (AT).
Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Rahmadani saat itu menyebut pembunuhan disertai mutilasi terhadap empat warga sipil di Timika tersebut dilakukan oleh 10 orang termasuk enam anggota TNI Angkatan Darat.
4. Kasus Penembakan di Dogiyai
Pada Agustus 2022, pemuda bernama Martinus Dogomo, 16 tahun, ditembak orang tak dikenal saat melintas di Jalan Trans Nabire-Enarotali, tepatnya di sekitar SMA Negeri 1 Mapia, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Korban dirawat di RSUD Nabire, tapi tidak diketahui siapa penembaknya.
<!--more-->
5. Kasus Kerusuhan Usai Bayi Ditabrak di Dogiyai
Pada 12 November 2022, balita bernama Noldi Goo, 5 tahun, ditabrak oleh sebuah truk yang dikendarai Kevin Mandagi di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua
Tengah.
Kerusuhan pecah usai insiden tersebut ketika warga membakar truk yang menabrak, puluhan rumah, dan kantor pemerintahan. Aparat juga sempat melepaskan tembakan ketika terjadi aksi massa sehari usai kejadian.
6. Kasus Dua Demonstran Tolak DOB di Yahukimo Tewas
Pada 15 Maret 2022, dua demonstrans yang menolak pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Distri Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, tewas ditembak. Keduanya yaitu Yakob Dell, 30 tahun, dan Esron Wipea, 22 tahun.
7. Kasus Penembakan 9 Warga di Mappi
Pada 14 Desember 2022 terjadi penembakan terhadap 9 warga sipil di Kabupaten Mappi, di mana satu orang bernama Moses Nakar Erro, 32 tahun, meninggal dunia. Polisi menyebut para warga ini tertembak usai bentrokan warga di Distrik Keppi, Mappi.
Belakangan, Koalisi Penegakan Hukum dan HAM untuk Papua membantah ada bentrokan antara warga. Koalisi menyebut lokasi tembakan terjadi di kantor KPA yang digunakan TNI sebagai Pos Kopasus dan di ujung SMK 1.
"Maka informasi yang menyebutkan bahwa aparat menembak korban pada saat aparat memisahkan bentrok antara kelompok korban dan kelompok pelaku, adalah tidak benar," tulis koalisi dalam keterangan tertulis, 23 Desember 2022.
8. Kasus Penyerangan Polres Tolikara
Pada 19 Desember 2022, satu orang meninggal saat aksi penyerangan terhadap Polres Tolikara, Papua Pegunungan. Menurut versi polisi, polisi mengeluarkan tembakan karena sekelompok warga berupaya masuk ke Polres dengan membawa senjata tajam.
"Empat orang terluka, namun seorang di antaranya meninggal dalam perjalanan ke RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya," kata Direskrimum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Rahmadani saat itu. Satu orang berinisial DB ditetapkan jadi tersangka.
9. Kasus Penembakan di Bandara Sentani
Pada 10 Januari 2023, sekelompok massa dikabarkan bertindak anarkis di area Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, saat KPK membawa terbang Gubernur Papua Lukas Enembe. Lukas sebelumnya sudah ditetapkan KPK jadi tersangka kasus gratifikasi. Akibat aksi massa ini, polisi melepaskan tembakan dan satu tewas.
10. Kasus Penembakan Honorer Satpol PP di Dogiyai
Pada 21 Januari 2023, seorang anggota honorer Satpol PP di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, bernama Yulianus Tebai, diduga tewas ditembak oleh anggota polisi. Pada 27 Februari kemarin, keluarga resmi melapor ke Polda Metro Jaya.
"Pengaduan kami diterima langsung oleh perwakilan Dirreskrimum, Tri Astuti Kurnia Dewi," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Papua, Emanuel Gobay, yang menjadi kuasa hukum keluarga Yulianus Tebai, saat dihubungi, Senin, 27 Februari 2023.
11. Kasus Kerusuhan Wamena
Pada 23 Februari 2023, kericuhan terjadi di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Wamena. Polisi menyebut kericuhan berawal dari adanya isu terkait penculikan anak yang hingga kini belum jelas informasinya.
Polisi menyebut anggota mereka diserang saat berusaha menenangkan massa, sehingga harus memberi tembakan peringatan. Akibat kejadian ini, 10 orang tewas. "Dua warga korban serangan massa perusuh, delapan massa perusuh," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Benny Adi Prabowo saat dihubungi, Jumat, 24 Februari 2023.
12. Kasus Penembakan Dua Warga Sipil di Yahukimo
Pada 7 Maret 2023, dua warga sipil di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan ditembak yaitu EP, 18 tahun, dan VS, 24 tahun. Akan tetapi, polisi menyebut pelakunya adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
13. Kasus Penganiayaan Tiga Anak di Keerom
Pada 27 Oktober 2022, tiga orang anak dianiaya oleh anggota TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz di Arso, Kabupaten Keerom, Papua. Ketiganya yaitu RF, 14 tahun, BB, 13 tahun, dan LK, 11 tahun.
Penganiayaan diduga terjadi karena ketiga anak disebut mencuri dua ekor burung milik prajurit. Akibat kejadian ini, Pomdan XVII Cenderawasih diketahui telah memeriksa 32 anggota pada November 2022.
Atas berbagai kasus ini, KNPB mendesak Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, Palang Merah Internasional, dan masyarakat internasional secara independen melakukan penyelidikan 14 kasus kekerasan terkini dan sejumlah kasus lainnya di Papua.
Pilihan Editor: Projo Sebut Semua Bakal Capres yang Masuk Radar Mereka Diundang ke Halal Bihalal