BKKBN Imbau Cegah Faktor Risiko Penyebab Ibu Hamil Meninggal
Rabu, 8 Maret 2023 12:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo turut mengomentari kejadian kasus meninggalnya Kurnaesih (39), ibu hamil asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, saat melahirkan. Menurut Hasto, faktor risiko seperti halnya usia ibu hamil memang mesti diperhatikan.
"Jangan sampai hamil terlalu (usia) muda, terlalu sering, terlalu banyak, terlalu (usia) tua, misalnya begitu," katanya saat dihubungi, Rabu 8 Marer 2023.
Hindari faktor risiko kematian
Hal tersebut disampaikan Hasto, lantaran BKKBN bergerak pada penanganannya di tingkat hulu. Selanjutnya Hasto mengatakan jika faktor risiko kematian tersebut dapat dihindari, tentu dapat mengurangi adanya kasus ibu hamil dan bayi yang meninggal. Sekaligus, menghindari adanya gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia.
Salah satu studi kasus ibu hamil dan bayi meninggal dunia kata Hasto ketika usia ibu diatas 35 tahun. Usia tersebut termasuk kehamilan berisiko, sehingga kemungkinan setiap saat bisa terjadi kegawatan.
"Jadi secara umum Kalau kami menanggapinya seperti itu, BKKBN mengajak untuk menghindari risiko artinya jangan sampai hamil dengan risiko tinggi," kata Hasto.
Kontrasepsi untuk mengurang risiko
Selanjutnya Hasto mengatakan risiko tinggi tersebut dapat ditanggulangi dengan pemasangan alat kontrasepsi.
"Sehingga harapannya kematian ibu dan bayi bisa dicegah," ucapnya.
Sebelumnya, kasus kematian Kurnaesih menjadi perbicangan di dunia maya. Pasalnya, Rumah Sakit Umum Daerah Ciereng, Subang, Jawa Barat, sempat menolak merawat perempuan berusia 39 tahun tersebut.
Kurnaesih kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat. Dia menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit itu pada Kamis malam, 16 Februari 2023.
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan angka kematian ibu hamil terus mengalami kenaikan. Pada 2021, menurut mereka, terdapat 6.856 kematian ibu hamil. Angka itu naik dari tahun 2019, yaitu sebanyak 4.197 kematian.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada November 2022 juga mengakui masih jauhnya angka kematian ibu di Indonesia dari target yang ditetapkan pemerintah. Dia menyatakan bahwa Presiden Jokowi meminta angka kematian ibu turun menjadi 183 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2024.
Tingginya kematian ibu hamil ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko, dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi, kalori, obesitas, hingga mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis. Kemudian saat hamil ibu juga mengalami hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung.