Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

Reporter

Tempo.co

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 8 Februari 2023 04:46 WIB

Warga mengikuti pengajian dalam rangkaian Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di parkir timur Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa 7 Februari 2023. Pengajian yang merupakan rangkaian Resepsi Puncak Satu Abad NU tersebut mengusung tema "Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru". ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama jadi ajang untuk menegaskan kembali ideologi organisasi dalam urusan fikih peradaban. Sekali lagi NU menyatakan menolak tegas ideologi negara khilafah. Sikap ideologi NU ini merupakan hasil dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban I.

Sikap ini dibacakan oleh ulama dan budayawan KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, dan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid pada Resepsi Satu Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa, 7 Februari 2023. Gus Mus membacakan rekomendasi itu dalam bahasa Arab, sedangkan Yenny membaca terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

NU menyatakan sikap menolak ide negara khilafah atau menyatukan umat Islam di bawah naungan negara tunggal. Gus Mus dan Yenny, sesuai rekomendasi itu, menyatakan upaya mendirikan negara ISIS justru berakhir dengan kekacauan. ISIS justru berlawanan dengan tujuan pokok agama yang tergambar dalam lima prinsip: menjaga nyawa, menjaga agama, menjaga akal, menjaga keluarga, dan menjaga harta.

NU memilih jalan lain, mengajak umat Islam untuk menempuh visi baru, dan mengembangkan wacana baru tentang fikih. Yaitu, fikih yang akan dapat mencegah eksploitasi atas identitas, dan menangkal penyebaran kebencian antargolongan.

Fikih harus mendukung solidaritas, dan saling menghargai perbedaan di antara manusia, budaya, dan bangsa-bangsa di dunia, serta mendukung lahirnya tatanan dunia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis. “Yakni tatanan yang didasarkan pada penghargaan atas hak-hak yang setara serta martabat setiap umat manusia,” ucap Gus Mus dan Yenny.

Advertising
Advertising

Yahya, pada Oktober lalu menyebut warga NU mencapai setidaknya 150 juta orang, dari 270 juta penduduk Indonesia. Di tengah usia NU yang telah satu abad, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Tsaquf mengekspresikan keharuannya.

Pada pidato resepsi, Yahya berteriak histeria mengajak Banser, Muslimat, semua badan otonom NU, dan pecinta NU untuk terus berkhidmat ikhlas untuk merawat dunia. Ia mengajak warga NU, dan pecinta NU menyongsong abad kedua Nahdlatul Ulama. “Indonesia selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama. Dunia, selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama," kata Yahya.

Baca: Peringatan Satu Abad NU, Ini Ucapan dari PP Muhammadiyah

NU dan Muhammadiyah menolak negara khilafah

Sebelumnya, pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Pengurus Pusat Muhammadiyah pernah menegaskan kesepakatan menjaga persatuan umat Islam Indonesia. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj mengatakan jati diri umat Islam di Indonesia adalah umat yang toleran, pemaaf, dan mementingkan persaudaraan ketimbang permusuhan.

Said mengatakan ada yang aneh dengan kondisi umat Islam di Indonesia belakangan. "Ada sesuatu yang asing, ini antarsaudara kita jadi beringas, radikal, ini sama sekali tak menunjukkan watak jadi diri umat Islam Indonesia," kata Said di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Rabu malam, 31 Oktober 2018.

Kiai nahdliyin ini mengatakan dia pernah membaca gagasan bahwa khilafah harus terbentuk di Asia Tenggara, pada 2024. Said lantas mengajak umat Islam khususnya NU dan Muhammadiyah menjaga agar hal itu tak terjadi.

Said juga mengajak seluruh masyarakat menjaga persaudaraan. Tanpa diminta pun, kata Said, NU dan Muhammadiyah sebagai dua organisasi Islam tertua di Indonesia berkewajiban akan hal itu. Menurut dia, kondisi di Indonesia saat ini masih jauh lebih baik ketimbang masyarakat Timur Tengah yang terus didera perang saudara.

NU dan Muhammadiyah, ujar Said, berkewajiban mengawal ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathoniah, ukhuwah insaniah. “Mari kita jaga semua. Jika tidak, ancaman perang saudara itu ada," ujar Said.

Said tak merinci di mana dia membaca cita-cita khilafah itu. Namun, dia mengatakan gagasan khilafah 2024 di Asia Tenggara itu sudah digaungkan sejak lama. "Ya HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Siapa lagi?" kata Ketua Umum PBNU itu saat ditanya siapa yang menginginkan terbentuknya khilafah di Asia Tenggara.

Baca juga: NU dan Muhammadiyah Kompak, PAN: Oase di Tengah Istilah Cebong-Kadrun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pramono Anung-Rano Karno Temui Keluarga Gus Dur: Doa, Pesan, dan Cium Tangan

17 jam lalu

Pramono Anung-Rano Karno Temui Keluarga Gus Dur: Doa, Pesan, dan Cium Tangan

Pramono Anung menyatakan amat menghormati Sinta Nuriyah dan keluarga almarhum Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Baca Selengkapnya

Putri Gus Dur Sebut Kadernya Ingin Pemimpin Jakarta dari Tokoh Betawi

19 jam lalu

Putri Gus Dur Sebut Kadernya Ingin Pemimpin Jakarta dari Tokoh Betawi

Putri Gus Dur, Yenny Wahid mendukung Pramono Anung-Rano Karno. Salah satu alasannya karena Rano adalah tokoh Betawi.

Baca Selengkapnya

Yenny Wahid Ungkap Ada Atlet Panjat Tebing Terjerat Judi Online dan Investasi Bodong Lebih dari Rp100 Juta

4 hari lalu

Yenny Wahid Ungkap Ada Atlet Panjat Tebing Terjerat Judi Online dan Investasi Bodong Lebih dari Rp100 Juta

Ketua Umum Federasi Panjang Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, mengatakan ada sejumlah atlet panjang tebit yang terjerat berbagai mekanisme investasi bodong hingga judi online.

Baca Selengkapnya

KLa Project Potong Tumpeng Menjelang Konser, Ada Mahfud MD hingga Yenny Wahid

7 hari lalu

KLa Project Potong Tumpeng Menjelang Konser, Ada Mahfud MD hingga Yenny Wahid

Sebelum manggung, KLa Project menggelar syukuran potong tumpeng bersama beberapa tokoh.

Baca Selengkapnya

Prabowo Pilih Irfan Yusuf Hasyim Bakal Jadi Ketua Badan Haji dan Umroh, Berikut Profil Cucu Pendiri NU

13 hari lalu

Prabowo Pilih Irfan Yusuf Hasyim Bakal Jadi Ketua Badan Haji dan Umroh, Berikut Profil Cucu Pendiri NU

Cucu pendiri NU, Irfan Yusuf Hasyim digadang-gadang menjadi Kepala Badam Haji dan Umrah pada pemerintahan Prabowo-Gibran. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Selebritas Raffi Ahmad, Giring, dan Gus Miftah dalam Audiensi Prabowo

15 hari lalu

Selebritas Raffi Ahmad, Giring, dan Gus Miftah dalam Audiensi Prabowo

Prabowo panggil lebih dari 100 orang dalam audiensi calon menteri, calon wakil menteri, dan kepala bada. Terdapat Raffi Ahmad, Giring, dan Gus Miftah.

Baca Selengkapnya

Prabowo Panggil Gus Miftah ke Kertanegara, Berikut Tanggapan Pengamat Politik Soal Kedekatan Keduanya

16 hari lalu

Prabowo Panggil Gus Miftah ke Kertanegara, Berikut Tanggapan Pengamat Politik Soal Kedekatan Keduanya

Prabowo memanggil Gus Miftah ke Kertanegara. Ia pernah disoroti pengamat tentang dukungannya untuk presiden terpilih ini dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Dapat Izin Tambang, NU dan Muhammadiyah Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

18 hari lalu

Setelah Dapat Izin Tambang, NU dan Muhammadiyah Dapat Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil 49 nama calon menteri, terlihat beberapa di antaranya merupakan petinggi NU dan Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

PBNU Nonaktifkan Pengurus yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024

21 hari lalu

PBNU Nonaktifkan Pengurus yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024

PBNU minta warga dan pengurus menjadikan "Sembilan Pedoman Berpolitik Warga NU" sebagai landasan dalam menjalankan aktivitas politik masing-masing.

Baca Selengkapnya

Adik Gus Dur Jadi Ketua Tim Pemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, Berikut Profil Umar Wahid

23 hari lalu

Adik Gus Dur Jadi Ketua Tim Pemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, Berikut Profil Umar Wahid

Adik Gus Dur menjadi ketua tim pemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi di Pilkada Jateng 2024. Berikut profil Umar Wahid Hasyim.

Baca Selengkapnya