Jokowi Minta Kementerian Tak Selalu Beri Bantuan Biskuit ke Anak untuk Tekan Kasus Stunting
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 25 Januari 2023 11:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar kementerian/lembaga tak selalu memberikan bantuan biskuit kepada anak dalam program pengentasan stunting di Indonesia. Menurut Jokowi, kebutuhan gizi anak-anak tak selalu bisa dipenuhi melalui biskuit.
"Saya lihat di lapangan dari kementerian/lembaga masih memberikan biskuit pada anak, cari mudahnya saya tahu, lelangnya gampang. Kalau telur, ikan, kan gampang busuk, gampang rusak, cari mudahnya aja. Jangan dilakukan lagi," ujar Jokowi saat membuka Rakernas BKKBN di Jakarta Timur, Rabu, 25 Januari 2023.
Menurut Jokowi, jika kebutuhan gizi bayi dan anak-anak harus dipenuhi melaui ikan dan telur, maka kedua komoditas itu yang harus diberikan, bukan melalui biskuit. Jokowi meminta agar kementrian/lembaga tidak mencari gampangnya saja.
"Ya itu kan cari gampannya saja, ada anggaran, gampang prosedurnya, gampangnya lelang. Lelang gampang ya biskuit, tapi ya enggak kena, yang dibutuhkan protein, kok. Kok, dikasihnya biskuit dikasih, kopi susu saset," kata Jokowi.
Jokowi Targetkan Stunting di Indonesia 14 Persen di 2024
Presiden Jokowi gembira tingkat stunting di Indonesia turun hingga 15,4 persen sejak dirinya menjabat sebagai Presiden pada tahun 2014. Menurut Jokowi, stunting atau mal nutrisi pada anak merupakan persoalan serius di bangsa ini.
"Saya masuk di 2014 angkanya di 37 persen. Saya kaget tadi disampaikan dokter Budi Sadikin, saya kalau panggil Pak Menkes dokter Budi karena bukan dokter tapi jadi Menkes, sudah disampaikan Pak Menkes di 2022 angkanya sudah turun jadi 21,6 persen. Ini kerja keras kita semuanya," ujar Jokowi.
Jokowi menyebut stunting bukan hanya mengakibatkan tinggi badan anak yang kurang, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis. Oleh karena itu, Jokowi meminta angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Kepala negara juga meminta agar BKKBN segera mendata secara lengkap identitas anak yang mengalami stunting. Menurut Jokowi, identitas tersebut dapat mempermudah pemberian bantuan agar tingkat stunting dapat diteken.
"Kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu. Sehingga tembakannya jelas, sasarannya jadi jelas. Karena jumlah balita di negara kita bukan jumlah kecil, 21,8 juta," kata Jokowi.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Jokowi Ingatkan Bahaya Pemberian Kopi Susu Saset pada Bayi