Yogyakarta Pernah Punya Pasukan Hantu Maut, Siapa Mereka?

Kamis, 5 Januari 2023 08:08 WIB

Ndalem Pujokusuman pernah menjadi markas gerilya pasukan Hantu Maut. S. Dian Andryanto / TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Belanda pada Agresi Militer II tahun 1948 di Yogyakarta memicu perlawanan oleh Indonesia, khususnya pemuda Yogyakarta. Salah satunya oleh pasukan Hantu Maut. Pasukan ini pun tak sendiri dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda di Yogyakarta.

Pada saat itu, pasukan-pasukan lain pun ikut melakukan perlawanan terhadap Belanda dalam usaha pendudukan di Yogyakarta, namun pasukan Hantu Maut dikenal paling militan.

Terbentuknya Pasukan Hantu Maut

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Pasukan Hantu Maut adalah gerilyawan Republik Indonesia yang berasal dari pemuda Kampung Pujokusuman di Yogyakarta.

Pasukan ini ditugaskan untuk melawan tentara Belanda yang menguasai Yogyakarta. GBPH Poedjokoesoemo, putra Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, menggagas pembentukan pasukan ini. Peran pasukan ini adalah melakukan gangguan-gangguan terhadap tentara Belanda selama Jenderal Soedirman melakukan perang gerilya.

Namun menurut Djumarwan dan Danar Widiyanta (dalam “Peranan Pasukan Polisi Pelajar Pertemuan dan Gereja Pugeran dalam Revolusi Indonesia Tahun 1948–1949 di Yogyakarta,” 2018), Pasukan Hantu Maut merupakan pasukan yang berdiri di bawah Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3).

Advertising
Advertising

Pasukan P3 ini merupakan kompi bentukan dari Mobile Brigade Besar Djawatan Kepolisian Negara. Pemimpin dari Pasukan P3 adalah Inspektur Polisi II Djohan Soeparno. Sedangkan, mayoritas anggota dari Pasukan P3 adalah siswa Mobile Brigade yang sedang melakukan penataran dan bermarkas di Sekolah Polisi Negara Ambarukmo.

Kemudian, Pasukan P3 sendiri memiliki beberapa regu di bawahnya. Regu-regu ini adalah Regu Kairun, Regu Sugiman, Regu Supardal, Regu Baging, Regu Sukijo, Regu Mujo, Regu Sumarto, Regu Suharto, Regu Pengawal, dan terakhir adalah Regu Hantu Maut.

Ndalem Pujokusuman pernah menjadi markas gerilya pasukan Hantu Maut. TEMPO/S. Dian Andryanto

Peranan Pasukan Hantu Maut

Lebih lanjut menurut Nur Rahmawati (dalam “Peranan Polisi Pelajar Pertempuran (P3) dalam Perang Kemerdekaan II di Yogyakarta (1949-1949),” 2016), Pasukan P3 ini diasramakan. Tujuannya adalah agar mereka tetap terjaga kondisi dan koordinasinya. Senjata-senjata yang digunakan oleh pasukan ini adalah karabin, mitraliur, pistol, dan lainnya.

Kemudian terdapat beberapa peranan Pasukan P3 dalam Agresi Militer II. Pada saat awal tentara Belanda memasuki Yogyakarta, Pasukan P3 dan pasukan lain berfungsi untuk menghambat laju pergerakan. Gerakan Pasukan P3 hanya bersifat menghambat sesuai dengan instruksi Pangsar Jenderal Soedirman. Penghambatan laju tentara Belanda ini berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada petinggi di Gedung Agung untuk memutuskan langkah yang akan ditempuh.

Selain itu, seperti yang sudah disebutkan di atas, Pasukan P3 memiliki sebuah pasukan bernama Pasukan Hantu Maut. Pasukan ini merupakan pasukan gerilya yang melakukan serangan “kucing-kucingan” terhadap tentara Belanda tiap malam. Pasukan Hantu Maut melakukan serangan-serangan gerilyanya di sekitar Banyakan, Pleret, dan Kotagede.

Kemudian, Pasukan P3 masuk dalam Sub Wehrkreise 102 atau SWK 102 di bawah pimpinan Mayor Sardjono. Di bawah SWK 102 ini Pasukan P3 ikut andil dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Serangan oleh Pasukan P3 ini dilakukan di sekitar Pleret, Karangsemut, dan Pojok Benteng Wetan.

RYZAL CATUR ANANDA SANDHY SURYA

Baca juga: Kisah Pasukan Hantu Maut Jaga Yogyakarta Selama Jenderal Soedirman Perang Gerilya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

5 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

17 jam lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

18 jam lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya