Situasi Global Jadi Alasan PDIP Dukung Pemilu dengan Sistem Coblos Gambar Partai

Reporter

Ima Dini Shafira

Editor

Amirullah

Rabu, 4 Januari 2023 09:07 WIB

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin, 24 Oktober 2022. Ganjar Pranowo sempat menyatakan kesiapan mencalonkan diri sebagai presiden pada 18 Oktober lalu, namun beberapa hari kemudian menambahkan jika keputusan soal Capres ada di tangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. TEMPO/Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut Pemilihan Umum dengan sistem proporsional tertutup sangat tepat diterapkan dalam konteks saat ini. Dia mengatakan Indonesia sedang dihadapkan pada ketidakpastian imbas dinamika global.

Dari hitungan yang dilakukan, Hasto menilai gelaran Pemilu dengan sistem proporsional terbuka bisa memakan biaya hingga Rp 31 triliun pada 2024 nanti. Kendati demikian, ia menyerahkan kepada Komisi Pemilihan Umum selaku pemilik kewenangan dalam menghitung biaya Pemilu bersama pemerintah.

Proporsional tertutup sangat tepat dalam konteks saat ini, di mana kita dihadapkan pada ketidakpastian secara global,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Selasa, 3 Januari 2023.

Dalam pemilu dengan sistem proporsional terbuka, rakyat memilih nama calon anggota legislatif. Sementara dalam proporsional tertutup, rakyat memilih tanda partai.

Menurut Hasto, sistem proporsional tertutup bisa menghemat biaya dan menyederhanakan Pemilu. Dampaknya, kata dia, kemungkinan manipulasi berkurang.

Advertising
Advertising

Selain itu, Hasto turut mempertimbangkan banyaknya penyelenggara Pemilu yang kelelahan akibat Pemilu yang begitu kompleks. Menurut dia, penerapan sistem proporsional tertutup bakal mencegah hal tersebut.

Di sisi lain, sistem proporsional tertutup disebut Hasto Kristiyanto membuka peluang bagi kaum akademisi, tokoh agama, hingga tokoh purnawirawan untuk terpilih sebagai wakil rakyat. Sebab, kata dia, sistem ini akan memilih calon legislatif berdasarkan kompetensi kader.

“Jadi proporsional tertutup itu base-nya pemahaman terhadap fungsi dewan, sementara kalau terbuka adalah popularitas,” ujarnya.

Dari 9 fraksi partai politik di DPR, hanya PDIP yang mendukung sistem proporsional tertutup. Delapan fraksi DPR bahkan membuat pernyataan sikap bersama ihwal penolakan terhadap sistem proporsional tertutup. Hasto menanggapi santai perbedaan tersebut. Menurut dia, penolakan itu bagian dari demokrasi.

Pun saat Mahkamah Konstitusi memutuskan Pemilu tetap ditunaikan menggunakan sistem proporsional terbuka pada 2008 lalu, Hasto mengatakan partainya taat pada putusan tersebut. Menurut dia, gagasan penerapan sistem proporsional tertutup ini didasarkan pada keyakinan bahwa peserta Pemilu adalah parpol dan menjadi tugas parpol untuk mendorong mekanisme kaderisasi internalnya.

“Kami bukan hanya partai yang didesain untuk menang Pemilu, tapi sebagai partai yang menjalankan fungsi kaderisasi pendidikan politik,” kata dia.

Adapun gugatan uji materiil UU Pemilu soal sistem proporsional terbuka ini diajukan ke MK pada akhir November lalu. Salah satu pemohon perkara adalah pengurus PDIP Demas Brian Wicaksono. Selain itu, pemohon juga terdiri atas lima warga sipil, yakni Yuwono Pintadi, Fahrurrozi, Ibnu Rachman Jaya, Riyanto, dan Nono Marijono.

8 Fraksi Tolak Sistem Proporsional Tertutup

Sebanyak 8 dari 9 Fraksi partai politik di DPR menolak Pemilihan Umum 2024 digelar dengan sistem proporsional tertutup. Fraksi-fraksi tersebut membuat surat pernyataan sikap bersama dan meminta Mahkamah Konstitusi untuk tetap konsisten dengan putusannya pada 2008 lalu, bahwa Pemilu digelar dengan sistem proporsional terbuka sesuai pasal 168 ayat 2 UU Pemilu Tahun 2017.

“Kami sudah menjalankan 5 kali Pemilu selama masa reformasi. Selama itu pula kita terus menyempurnakan sistem Pemilu yang semakin mendekatkan rakyat dengan pilihan orisinalitasnya,” bunyi keterangan dalam pernyataan sikap 8 fraksi, Selasa, 3 Januari 2023.

Menurut mereka, keluarnya putusan MK pada 2008 lalu memberikan kesempatan bagi rakyat untuk bisa mengenal, memilih, dan menetapkan wakil mereka secara langsung, orang per orang. Sistem proporsional terbuka dinilai tidak lagi menyerahkan kewenangan penuh pada partai politik.

“Itulah kemajuan sekaligus karakteristik demokrasi kita. Perpaduan antara keharusan kedekatan rakyat dengan wakilnya dan keterlibatan institusi partai politik tetap harus dijunjung,” ujarnya.

Oleh sebab itu, 8 fraksi DPR memilih mempertahankan sistem proporsional terbuka yang dinilai sebagai salah satu bentuk kemajuan demokrasi. Menurut mereka, penggunaan sistem proporsional tertutup malah memukul mundur demokrasi Indonesia.

Baca: Jokowi Jawab Isu Reshuffle Kabinet Tahun Ini: Ditunggu Saja

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

4 jam lalu

Soal Peluang Dukung Khofifah di Pilkada Jatim, Said Abdullah PDIP: Kami Sudah Duduk Bersama

Said juga merespon soal adanya kabar pertemuan dengan Khofifah dengan secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

8 jam lalu

Pengamat Sebut Keunggulan Khofifah dari Risma di Pilkada Jatim, Apa Saja?

Posisi Risma sebagai kader PDIP dinilai mampu memberikan keuntungan bagi Khofifah di Pilkada Jatim.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

11 jam lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

11 jam lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

13 jam lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

15 jam lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

1 hari lalu

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

PPP menilai terdapat perbedaan perhitungan suara versi PPP dengan KPU.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Calegnya di Papua Tengah Pindah ke PDIP

1 hari lalu

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Calegnya di Papua Tengah Pindah ke PDIP

PPP meminta MK agar memerintahkan KPU untuk melakukan penghitungan suara ulang atau PSU di Kabupaten Paniai.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

1 hari lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya