Pembantaian Pisang, Ribuan Buruh Dibunuh Karena Disebut Komunis

Selasa, 6 Desember 2022 13:17 WIB

Jasad dengan tangan terikat kain putih, yang menurut warga ditembak tentara Rusia, tergeletak di jalan, di Bucha, kota yang sempat diserang oleh tentara Rusia di Ukraina, 3 April 2022. Selain terikat, sejumlah jasad juga menunjukkan luka tembak yang diduga merupakan bentuk pembantaian warga sipil Ukraina. EUTERS/Zohra Bensemra

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan hingga ribuan orang dibantai di Kota Ciénaga dekat Santa Marta, Kolombia pada 5 hingga 6 Desember 1928. Mereka merupakan buruh perusahaan importir buah tropis, khususnya pisang, United Fruit Company. Pembantaian terjadi setelah para buruh mogok kerja untuk menuntut hak mereka. Peristiwa ini kemudian disebut Pembantaian Pisang atau Masacre de Las Bananeras.

Tragedi Pembantaian Pisang bermula dari aksi pemogokan massal pekerja United Fruit Company pada 12 November 1928. Menurut publikasi Fiction as History: The bananeras and Gabriel Garcia Marquez’s One Hundred Years of Solitude dalam Journal of Latin American Studies, para buruh mogok kerja sampai perusahaan mencapai kesepakatan dengan mereka. Namun United Fruit Company menolak bernegosiasi. Akibatnya kesepakatan dua belah pihak tak tercapai.

Baca : No Work No Pay Minim Empati Pada Buruh, Aspek : Agar Pengusaha Lepas dari Tanggung Jawab

Adapun hak yang dituntut para buruh, menurut jurnal “The Worker’s Massacre of 1928 in the Magdalena Zona Bananera – Colombia. An Unfinished Story” yaitu terkait menghentikan praktik perekrutan melalui subkontraktor, asuransi kolektif wajib, santunan kecelakaan kerja, asrama higienis dan 6 hari kerja, kenaikan gaji harian untuk pekerja berpenghasilan kurang dari 100 peso per bulan, gaji mingguan, penghapusan toko kantor, penghapusan pembayaran melalui kupon, dan peningkatan pelayanan rumah sakit.

Akibat pemogokan itu, pemerintah Kolombia pun turun tangan. Pasalnya, aksi mogok mempengaruhi perdagangan pisang Kolombia ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Kepada Menteri Luar Negeri AS kala itu, Frank B. Kellogg, Pemerintah Kolombia dan perwakilan United Fruit Company melaporkan bahwa pemogokan buruh sebagai “komunis” dengan “kecenderungan subversif”. Sebanyak 300 tentara dari Bogotá kemudian dikirim pemerintah untuk menangani para pemogok. Resimen itu dipimpin Jenderal Cortes Vargas.

Advertising
Advertising

Berita sabotase terhadap rel kereta api membuat tentara beraksi. Sekitar 400 pemogok ditangkap. Namun, kebanyakan dari mereka segera dibebaskan oleh otoritas sipil, yang membuat Cortes Vargas kecewa. Menurut Ignacio Torres Giraldo, seorang pemimpin serikat pekerja kontemporer dan salah satu pendiri Partido Socialista Revolucionario (PSR), bahwa tidak ada pemimpin utama pemogokan yang ditangkap pada 4 Desember. Keesokannya, dengan harapan tuntunan akan disepakati, para buruh berkumpul di lapangan alun-alun utama kota Ciénaga.

Ana Carrigan dalam bukunya The Palace of Justice: A Colombian Tragedy menyebut, sebelum aksi penembakan massal, tentara telah bersiap dengan senapan mesin. Senjata itu ditempatkan di atap gedung rendah di sudut alun-alun utama. Saat itu para buruh tengah berkumpul di lapangan setelah Misa Minggu untuk mendengarkan pidato dari Gubernur. Tentara kemudian memberi ultimatum agar mereka meninggalkan lapangan dalam lima menit. Setelah itu tembakan massal pun dilepaskan kepada para buruh, tak terkecuali anak-anak.

Gabriel García Márquez menggambarkan, versi fiksi dari pembantaian tersebut dalam novelnya One Hundred Years of Solitude. Meskipun García Márquez menyebut jumlah korban tewas sekitar tiga ribu, jumlah sebenarnya tidak diketahui. Herrera Soto, salah satu penulis studi komprehensif dan terperinci tentang pemogokan 1928, telah mengumpulkan berbagai perkiraan yang diberikan oleh orang-orang sezaman dan sejarawan, mulai dari 47 sampai setinggi 2.000. Menurut Anggota Kongres Jorge Eliécer Gaitán, para buruh yang terbunuh dibuang ke laut. Sumber lain mengklaim bahwa jenazah dikuburkan di kuburan massal.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca : Tolak Usulan No Work No Pay, Buruh : Melanggar UU Ketenagakerjaan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

7 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

1 hari lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

5 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

Berikut profil dari 4 tokoh hari buruh: Marsinah, Muchtar Pakpahan, Widji Thukul, dan Jacob Nuwa Wea

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

5 hari lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

5 hari lalu

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

5 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Menaker Sebut Masa Depan Buruh RI tergantung Kompetensi dan Daya Saing

5 hari lalu

Menaker Sebut Masa Depan Buruh RI tergantung Kompetensi dan Daya Saing

Menaker Ida Fauziyah mengatakan masa depan dunia ketenagakerjaan Indonesia sangat ditentukan oleh kompetensi dan daya saing pekerja atau buruh.

Baca Selengkapnya

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

6 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

6 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya