KPK Ungkap Alasan Periksa Kuasa Hukum Lukas Enembe

Editor

Amirullah

Rabu, 30 November 2022 06:27 WIB

Ketua KPK Firli Bahuri saat mengunjungi Gubernur Papua Lukas Enembe di kediaman Lukas di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Kamis, 3 November 2022. Pemeriksaan oleh tim penyidik KPK tersebut berhentikan di tengah jalan karena kondisi Lukas yang belum pulih dari sakit. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK memberikan tanggapan mengenai pemeriksaan kuasa hukum Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening, yang dilaksanakan pada Senin, 29 November 2022. Juru bicara KPK, Ali Fikri, berkata pemeriksaan tersebut guna mengetahui pertemuan Rening dengan pihak-pihak yang terkait kasus suap gubernur Papua tersebut.

Hal itu diucapkan oleh Ali pada Selasa, 29 November 2022. Ia menjelaskan Rening diketahui menemui sejumlah saksi yang pernah diperiksa oleh KPK terkait kasus Lukas Enembe beberapa waktu lalu. "Saksi hadir dan didalami pengetahuannya oleh tim penyidik," kata dia dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, Rening yang saat ditemui usai pemeriksaan kemarin di Gedung KPK berkata ia diperiksa soal profesinya sebagai kuasa hukum Lukas Enembe. Ia membantah bahwa alasan KPK memeriksa dirinya adalah terkait dengan perkara pokok kasus Lukas Enembe maupun peristiwa sebelum ia didapuk menjadi kuasa hukum politikus Partai Demokrat tersebut.

Baca: KPK Telisik Pembelian Berbagai Aset oleh Lukas Enembe

"Enggak, enggak, tidak ada, tidak ada kaitan dengan itu. Murni urusan profesi saya," kata Roy." ujar Roy pada Senin 28 November 2022.

Advertising
Advertising

Kasus suap yang menjerat Lukas Enembe berawal dari munculnya dugaan gratifikasi yang diterima Lukas guna meloloskan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang melibatkan dana APBD Provinsi Papua. Lukas telah ditetapkan tersangka oleh KPK pada 5 September 2022 lalu. Namun, hingga saat ini Lukas belum diperiksa sebagai tersangka oleh KPK dengan alasan mengalami gangguan kesehatan.

Pada 3 November 2022 silam, tim penyidik KPK yang dipimpin langsung oleh Ketua KPK, Firli Bahuri, berangkat ke Jayapura beserta tim dokter untuk memeriksa kesehatan Lukas Enembe. Hasil pemeriksaan menyebut Lukas mengalami sakit sehingga proses pemeriksaan sebagai tersangka belum bisa dilakukan.

Baca juga: KPK Bantah Akan Periksa Pengacara Lukas Enembe di Jayapura

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

21 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

22 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya