Survei SMRC: Suara Partai Golkar Melonjak Jika Calonkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Reporter
Antara
Editor
Juli Hantoro
Jumat, 18 November 2022 04:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Saiful Mujani Researchg and Consulting atau SMRC Saiful Mujani mengatakan dalam survei eksperimental yang dilakukan lembaganya, menunjukkan jika Golkar mencalonkan Ganjar Pranowo maka suara PDIP akan turun dari 25 persen menjadi 18 persen.
Saiful menjelaskan bahwa selama ini dalam berbagai survei PDIP mendapatkan suara selalu melampaui perolehan pada Pemilu 2019. Menurut dia, salah satu unsur suara PDIP tersebut adalah pendukung Ganjar. Jika Ganjar dicalonkan atau pindah ke partai lain sebagian suara PDIP pindah.
"Kalau Ganjar dicalonkan oleh Golkar dia mengajak (sebagian) pemilihnya ke Golkar," kata Saiful.
Dalam survei tersebut, suara Partai Golkar akan melonjak jika mengusung Gubernur Jawa Tengah itu sebagai calon presiden atau Capres 2024.
Saiful Mujani mengatakan survei eksperimental ini untuk menilai efek calon presiden terhadap perolehan suara Partai Golkar.
Baca juga: Airlangga Bocorkan 3 Kriteria Capres-Cawapres Koalisi Indonesia Bersatu
Menurut Saiful, ada tiga tokoh yang dipilih dan diperlakukan sebagai treatment, yakni Airlangga Hartarto, Ganjar, dan Erick Thohir. Airlangga dimasukkan karena dia sebagai ketua partai. Sedangkan Ganjar dimasukkan karena ada diskusi di kalangan Golkar untuk mengusung politikus PDIP itu.
"Sementara Erick adalah politikus nonpartai yang selama ini sudah melakukan sosialisasi. Tokoh-tokoh lain yang sudah dideklarasikan oleh partai lain tidak dimasukkan, seperti Prabowo Subianto dan Anies Baswedan," kata Saiful pada Bedah Politik bertajuk "Siapa Capres yang Membantu Menaikkan Golkar?" kemarin.
Ganjar Punya Efek Positif untuk Suara Golkar
Sebelum melihat efeknya, kata dia, SMRC melihat variabel kontrol terhadap eksperimen, yakni elektabilitas partai politik.
Selanjutnya Golkar dapat suara 11 persen...
<!--more-->
Dalam variabel kontrol tersebut, Partai Golkar mendapatkan suara 11 persen dan berada di urutan ketiga setelah PDIP dan Gerindra. Survei eksperimental ini hanya menggunakan sampel 267 sehingga "margin of error"-nya sekitar 6,1 persen. Umumnya "margin of error" survei nasional SMRC sekitar 3 persen.
Di antara Ganjar, Airlangga, dan Erick Thohir, kata Saiful, survei ini menemukan bahwa Ganjar memiliki efek positif pada penguatan suara Golkar.
"Dalam 'treatment', pertanyaan kuesioner adalah jika Golkar mencalonkan Ganjar sebagai presiden, maka partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih? Dalam simulasi ini, Golkar mengalami penguatan dari 11 persen menjadi 17 persen suara. Kenaikan suara Golkar kurang lebih 6 persen," ungkap Saiful.
Jika Golkar mencalonkan Ganjar, kata Saiful, peta kekuatan politik partai mengalami perubahan, di mana Gerindra, PDIP, dan Golkar menjadi berimbang.
Dia memberi catatan agar PDIP perlu berhati-hati dengan hasil temuan ini.
"Kalau PDIP ingin menjaga suaranya, mereka harus hati-hati dengan fakta ini. Jangan sampai Ganjar diambil oleh partai lain," kata Saiful.
Survei ini dalam format wawancara tatap muka pada 3 – 9 Oktober 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara "random" ("stratified multistage random sampling") 1220 responden. "Response rate" sebesar 1027 atau 84 persen. "Margin of error" survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi "simple random sampling").
Metode eksperimental untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok (kontrol, "treatment" 1, "treatment" 2, dan treatmen 3), dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.
Baca juga: KIB Umumkan Capres-Cawapres Setelah Dua Partai Lain Bergabung