Menengok Cuplikan Sejarah Mataram Islam di Tanah Jawa

Jumat, 18 November 2022 03:00 WIB

Ajang silaturahmi empat Dinasti Mataram Islam di Yogyakarta dan Surakarta, Catur Sagotra digelar Jumat malam 22 Juli di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta. Dok. Pemda DIY.

TEMPO.CO, Yogyakarta -Kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad ke-17 di Pulau Jawa. Kerajaan ini dipimpin oleh keturunan Ki Ageng Pemanahan, sebagai suatu kelompok ningrat keturunan penguasa Majapahit.

Menurut Adrisijanti dan Inajati dalam buku berjudul Arkeologi Perkotaan Mataram Islam Dulunya kerajaan ini adalah suatu Kadipaten di bawah Kasultanan Pajang, berpusat di "Hutan Mentaok".

Cikal Bakal Mataram Islam

Raja atau Sultan pertama adalah Sutowijoyo (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan. Berkat keberhasilannya membunuh Arya Penangsang dalam perang perebutan tahta atas Demak, Kyai Ageng Pemanahan mendapat hadiah tanah di Mataram dari Sultan Pajang. Di tempat inilah Kyai Ageng Pemanahan dan pengikutnya kemudian membuka hutan untuk dijadikan tempat permukiman.

Semasa kejayaannya, kerajaan Mataram pernah menyatukan tanah Jawa dan juga sekitarnya, termasuk Madura. Mataram adalah salah satu kerajaan yang melakukan perlawanan terhadap VOC Belanda, namun pada akhirnya terdesak dan meminta bantuan VOC pada masa - masa akhir menjelang keruntuhannya.

Kerajaan Mataram tidak berbasis maritim, bahkan tidak memungkinkan untuk mendirikan pelabuhan di pantai laut selatan Pulau Jawa. Karena ombaknya terlalu besar dan berbahaya. Sehingga kasultanan Mataram tidak memungkinkan menjadi kerajaan Maritim karena pusat kerajaannya berada di pedalaman.

Baca juga : Kotagede Yogya Kembali Gelar Tradisi Srawung Kampung Wadah Guyub Warga Jaga Toleransi

Menurut Siswanta dalam jurnal berjudul 'Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered', Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris atau pertanian dan relatif tidak kuat dalam hal maritim.

Kerajaan ini meninggalkan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti kampung Mataraman di Batavia (sekarang bernama Jakarta Timur) dikuasai oleh Belanda. Sehingga di tahun 1628 dan 1629 Kerajaan Mataram pimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma menyerang Batavia. Penyerangan pertama gagal namun serangan kedua berhasil membunuh J.P. Coen. Basis penyerangan Kerajaan Mataram inilah yang sekarang disebut dengan daerah Matraman.

Sultan Agung adalah salah satu raja yang dikenal karena berbagai ekspansi wilayah sekaligus wawasan kebudayaannya, salah satunya mengembangkan kalender Jawa dengan memadukan tarikh Hijriah dengan Saka pada tahun 1633.

Setelah wafat dimakamkan di Imogiri, Yogyakarta, dia digantikan oleh putranya yang bergelar Amangkurat Agung (I). Pada masa pemerintahan Amangkurat Agung ini, Mataram Islam telah berbelok haluan tidak lagi seperti pemerintahan ayahnya yang menentang VOC. Akan tetapi justru bersekutu dengannya dan mendapat dukungan penuh dari VOC. Pergolakan pun silih berganti dan perpecahan wilayah tak terelakkan.

Advertising
Advertising

MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca juga : Daftar 10 Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalannya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul: 3 Tewas, Puluhan Penumpang Masih Dirawat di RS

9 Februari 2024

Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Imogiri Bantul: 3 Tewas, Puluhan Penumpang Masih Dirawat di RS

Puluhan penumpang korban kecelakaan bus pariwisata di Imogiri Bantul masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat

6 Februari 2024

Peringatan Kenaikan Tahta ke-20 Raja Keraton Surakarta, Digelar Sederhana Tapi Tetap Khidmat

Acara kenaikan tahta Raja Keraton Surakarta dihadiri 300 undangan termasuk pimpinan trah Mataram Islam

Baca Selengkapnya

200 Tahun Sultan Hamengku Buwono IV Mangkat, Begini Kedekatannya dengan Pangeran Diponegoro

8 Desember 2023

200 Tahun Sultan Hamengku Buwono IV Mangkat, Begini Kedekatannya dengan Pangeran Diponegoro

Sri Sultan Hamengku Buwono IV meninggal 200 tahun lalu. Banyak kisah kedekatannya dengan Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

3 November 2023

Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

Gunung Penanggungan kebakaran pada Kamis, 2 November 2023. Bagaimanakah profil dan sejarah gunung suci yang disebut dalam prasasti dan kisah kuno?

Baca Selengkapnya

Prosesi Pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX, Hujan Tiba-tiba Turun di Washington dan Yogyakarta

2 Oktober 2023

Prosesi Pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX, Hujan Tiba-tiba Turun di Washington dan Yogyakarta

Pada Ahad, 2 Oktober 1988, Sultan HamengkuBuwono IX wafat. Profesi pemakamannya diantar ribuan orang hingga ke Makam Raja Imogiri.

Baca Selengkapnya

Abdi Dalem 2 Keraton Mataram Ikut Tradisi Jenang Suran di Makam Raja Kotagede

12 Juli 2023

Abdi Dalem 2 Keraton Mataram Ikut Tradisi Jenang Suran di Makam Raja Kotagede

Tradisi Jenang Suran merupakan tradisi yang sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja ke-3 Kesultanan Mataram.

Baca Selengkapnya

Cara Yogyakarta Angkat Sejarah Kotagede yang Jadi Ibu Kota Pertama Mataram Islam

29 Mei 2023

Cara Yogyakarta Angkat Sejarah Kotagede yang Jadi Ibu Kota Pertama Mataram Islam

Peserta pawai Alegoris itu berasal dari 12 sanggar seni di Kota Yogyakarta bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Tradisi Sambut Ramadan di Dekat Kawasan Makam Raja Imogiri Bantul Yogyakarta

9 Maret 2023

Rangkaian Tradisi Sambut Ramadan di Dekat Kawasan Makam Raja Imogiri Bantul Yogyakarta

Menjelang Ramadan tahun ini, wisatawan bisa menyambangi kawasan Imogiri untuk meihat tradisi penyambutan bulan suci di sana.

Baca Selengkapnya

Hikayat Sri Sultan Hamengkubuwono VII, Disebut sebagai Sultan Sugih dan Sultan Sepuh, Ini Alasannya

4 Februari 2023

Hikayat Sri Sultan Hamengkubuwono VII, Disebut sebagai Sultan Sugih dan Sultan Sepuh, Ini Alasannya

Sri Sultan Hamengkubuwono VII, pemilik tahta tertinggi Yogyakarta ini dikenal juga sebagai Sultan Sepuh dan Sultan Sugih, begini kisahnya.

Baca Selengkapnya

Dari Bandara YIA Bisa Langsung Belanja Batik dan Wisata ke Imogiri Naik Damri

12 Januari 2023

Dari Bandara YIA Bisa Langsung Belanja Batik dan Wisata ke Imogiri Naik Damri

Layanan DAMRI dari Bandara YIA - Imogiri ini menerapkan tarif yang cukup terjangkau.

Baca Selengkapnya