PSI Minta Pemerintah Benahi Manajemen Penyaluran Pekerja Migran Indonesia

Editor

Amirullah

Senin, 14 November 2022 21:04 WIB

Suasana para pegawai Command Center Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Kantor Pusat BP2MI, Jakarta, Rabu, 29 Juni 2022. Command Center BP2MI yang merupakan pusat data para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri, mulai dari detail pekerjaan hingga tempat tinggal di daerah asal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak pemerintah segera membenahi proses rekrutmen, keberangkatan, pemantauan, hingga kepulangan para Pekerja Migran Indonesia ke Eropa. Ini karena masih banyak pekerja migran tanah air yang mengeluhkan mahalnya biaya penyaluran yang mereka tanggung.

Ketua Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) PSI, Shandy Adiguna, pada akhir pekan lalu mengunjungi permukiman pekerja kebun dari Indonesia di sebuah perkebunan di wilayah Kent, Inggris. Lokasinya berjarak sekitar 100 kilometer di timur London. Saat ditemui, para Pekerja Migran Indonesia itu mengeluhkan kepada Shandy tentang kendala penyaluran tenaga kerja ke keluar negeri.

“Pemerintah perlu turun tangan untuk mengatur perusahaan penyalur agar lebih transparan, memberikan informasi sejelas-jelasnya kepara pencari kerja, menilik kontrak kerja, membuka rincian biaya, melaksanakan pelatihan, dan memberikan pendampingan hingga selesai masa kontrak,” kata Shandy dalam keterangan tertulis, Senin, 14 November 2022.

Baca: Pelajar dan Pekerja Indonesia Keluhkan Sulitnya Masuk Malaysia

Para pekerja itu, kata Shandy, mengeluhkan mahalnya biaya yang telah mereka keluarkan untuk dapat meraih kesempatan bekerja di luar negeri. Biaya ini dipungut oleh perusahaan atau agen yang merekrut mereka di daerah, yang kemudian menyalurkan mereka melalui satu perusahaan penyuplai di Jakarta yang menjadi mitra perusahaan rekruitmen tenaga kerja kebun di Inggris. Panjangnya rantai pasok tenaga kerja inilah yang menyebabkan biaya tinggi yang harus ditanggung oleh para pencari kerja.

Advertising
Advertising

Ratusan pekerja kebun (farm worker)asal Indonesia yang bekerja di sejumlah perkebunan di Inggris saat ini tidak lagi memiliki penghasilan. Hal ini dikarenakan masa panen atau petik yang telah berakhir bersamaan dengan menjelang masuknya musim dingin di Inggris.

“Sementara mereka tetap harus mengeluarkan biaya hidup seperti tempat tinggal, listrik, gas hingga pangan yang tidak kecil. Kondisi ini tentu saja memberatkan bagi para pekerja musiman ini. Belum lagi, sebagian besar dari pekerja ini, membiayai keberangkatan mereka dengan cara berutang,” tutur Shandy.

Iming-iming besarnya uang yang akan didapat membuat para pencari kerja ini tergiur untuk mencoba peruntungan, walau tidak sedikit dari mereka yang tidak memiliki latar belakang sebagai pekerja kebun lapangan.

“Sayangnya ini semua tidak dibarengi dengan pemberian informasi dan pembekalan yang memadai mengenai kontrak kerja, visa kerja, kondisi kerja serta tinggal, cuaca, waktu kerja, masa tanam atau panen, biaya hidup hingga masalah perpajakan di Inggris,” kata alumnus Institut Teknologi Bandung ini.

Meski menghadapi berbagai permasalahan, Shandy tetap mengapresiasi semangat kerja serta sikap positif yang ditunjukkan oleh para pekerja migran tersebut. Bahkan di antara mereka ada yang mendapat pengakuan atas prestasi kerjanya sebagai pemetik buah.

Baca: Sebut 28 Negara Antre Jadi Pasien IMF, Jokowi: Eling Lan Waspodo

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

1 hari lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

2 hari lalu

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

PSI menduga suara partainya dalam pemilihan legislatif DPRD Nias Selatan, Sumatera Utara berpindah ke Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

2 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

2 hari lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

3 hari lalu

Respons Ketua DPW PSI Jawa Tengah soal Mosi Tidak Percaya dari 25 DPD

Disebutkan 25 DPD PSI di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya kepada DPW PSI Jawa Tengah. Begini respons ketua DPW PSI.

Baca Selengkapnya

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

4 hari lalu

25 DPD PSI di Jawa Tengah Layangkan Mosi Tidak Percaya, Desak DPP Copot Ketua DPW

25 DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari sejumlah kota/kabupaten di Jawa Tengah melayangkan mosi tidak percaya terhadap DPW PSI Jawa Tengah

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

5 hari lalu

PDIP Minta Suara PSI di Papua Tengah Jadi Nol, Hakim Guntur Hamzah: Tunjukkan Buktinya

Hakim MK Guntur Hamzah menyoroti petitum atau permohonan PDIP yang ingin menjadikan perolehan suara PSI di DPRD Provinsi Papua Tengah menjadi nol.

Baca Selengkapnya

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

5 hari lalu

PDIP Minta Perolehan Suara PSI dan Demokrat di DPRD Papua Tengah Dinihilkan

PDIP meminta kepada MK agar perolehan suara PSI dan Partai Demokrat dalam pemilihan DPRD Provinsi Papua Tengah dijadikan nol.

Baca Selengkapnya