Strategi Lintasarta Hadapi Kesenjangan Digital di Indonesia
Jumat, 11 November 2022 17:30 WIB
Kesenjangan digital masih menjadi tantangan yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Lemahnya infrastruktur layanan informasi dan kurangnya literasi digital masyarakat jadi PR besar yang belum terselesaikan. Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan juga menjadi salah satu penyebab sulitnya mencapai kesetaraan digital.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pengguna internet di Indonesia terus merangkak naik. Pada 2021, pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 158 juta pengguna atau 58,3 persen. Akan tetapi, tingginya angka pengguna ini belum dibarengi dengan jumlah dan kualitas jaringan yang merata di seluruh wilayah. Data BPS menunjukkan, di tahun 2020 ada sebanyak 46.485 desa di Indonesia yang masih membutuhkan menara pemancar jaringan telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS).
Dilansir dari laman resmi Kominfo, untuk mendukung akselerasi infrastruktur internet di Indonesia, pemerintah akan menyediakan 150 ribu titik internet berteknologi satelit di seluruh penjuru Tanah Air. Pemerintah juga sedang mempersiapkan peluncuran satelit SATRIA untuk memenuhi kebutuhan koneksi internet yang rencananya akan dilakukan pada 2023. Satelit SATRIA akan mendukung kebutuhan internet di 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik.
Bergerak bersama pemerintah, Lintasarta yang merupakan perusahaan ICT solution yang menyediakan layanan connectivity, data center, cloud dan solusi end-to-end, ikut serta dalam pembangunan koneksi internet, penyediaan fasilitas satelit komunikasi khususnya di area Indonesia Timur serta penyediaan 150 ribu titik internet yang sudah dimulai sejak 2015. Lintasarta membantu sektor dasar dan manajemen proyek seperti melakukan survei area, memilih peralatan, melakukan monitoring, dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
Dalam Asia-Pacific Satellite Communication Council 2022 yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan pada 18-20 Oktober 2022, Direktur Utama Lintasarta, Arya Damar menyampaikan, penyediaan 150 ribu titik internet memiliki tantangan tersendiri bagi Lintasarta. Sebab, Indonesia sangat luas dan memiliki banyak daerah terpencil, sehingga proses pemasangan alat pada titik-titik internet tidak selalu menghadapi proses yang mulus.
Ia menyebutkan bahwa proses pemindahan alat harus menggunakan helikopter atau kadang perlu bantuan kerbau untuk menarik alat hingga ke atas gunung. Tak hanya soal akses, di daerah terpencil juga masih memiliki keterbatasan sumber listrik. Oleh karena itu, Lintasarta membangun solar panel untuk memastikan adanya listrik di setiap titik internet. Daerah terpencil juga membutuhkan alat yang kuat dan tahan dalam berbagai kondisi. Lintasarta menggunakan teknologi bandwidth yang fleksibel karena Indonesia memiliki 3 zona waktu yang berbeda. Selain itu, Lintasarta juga memberikan pelatihan pada tenaga kerja lokal agar memastikan apabila terjadi kerusakan dapat diatasi dengan cepat.
Melihat medan yang cukup sulit, Arya Damar memperkirakan pemerintah bisa menyelesaikan maksimal 10 ribu titik internet per tahun. Sementara, Lintasarta mampu memasang sekitar 8.000 titik internet per tahun. Hingga saat ini, sudah terpasang sebanyak 20 ribu titik internet di seluruh Indonesia dan 130 ribu titik lagi akan dipasang setelah satelit SATRIA diluncurkan. Harapannya, akan ada lebih banyak wilayah Indonesia yang terkoneksi internet dengan berbagai dukungan jaringan dari Lintasarta.