PBNU Rekomendasikan Pemerintah Larang Wahabi

Reporter

Ima Dini Shafira

Editor

Juli Hantoro

Minggu, 30 Oktober 2022 07:45 WIB

Suasana rapat pleno pemilihan Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. Banyak peserta yang nampak tertidur di kursi di dalam gedung usai memberikan suaranya. Dok. PBNU

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU merekomendasikan agar pemerintah melarang penyebaran paham Wahabi. Rekomendasi ini dihasilkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX PBNU pada 25-27 Oktober 2022 lalu.

Ketua PBNU Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrurrozi, menyebut Wahabi yang dimaksud adalah Wahabi garis keras yang takfiri, yakni mengkafirkan kelompok lain meskipun seagama hanya karena perbedaan pandangan dan penafsiran terhadap dalil. Menurut dia, rekomendasi ini bertujuan agar masyarakat bisa hidup berdampingan satu sama lain.

“Wahabi Takfiri itu menjadi awal gerakan radikal ISIS yang merusak hubungan sesama muslim. Mereka menganut paham kawan lawan terhadap kelompok lain, dan tidak mau menerima perbedaan pandangan atau kebenaran pihak di luar kelompoknya,” kata Fahrur kepada Tempo, Sabtu, 29 Oktober 2022.

Baca juga: Perayaan Hari Santri, Gus Yahya: Bukan Balas Jasa Negara ke NU

Fahrur menegaskan PBNU sedari dulu memang menolak paham Wahabi Takfiri. Dia mengatakan paham ini bisa memecah belah umat Islam.

Advertising
Advertising

Adapun PBNU disebut Fahrur memegang teguh prinsip dakwah Islam yang ramah dengan mengedepankan sikap moderat dan toleransi. Oleh sebab itu, kata dia, sikap kasar, arogan, keras kepala, dan buruk sangka terhadap sesama umat Islam mesti dihindari.

“Apalagi melakukan pengkafiran (takfiri) kepada saudara seiman sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Khawarij pada masa lalu,” kata dia.

Fahrur menyebut perbedaan pandangan ini hendaknya disikapi dengan bijak. Ia berharap tidak ada pihak yang merasa paling berhak memonopoli kebenaran.

"Perbedaan pandangan harus disikapi dengan bijak dan diterima secara wajar, tidak boleh ada yang merasa paling berhak memonopoli kebenaran dan menjadi hakim bagi kebenaran orang lain,” kata dia.

Dilansir dari laman Jagat NU, Lembaga Dakwah PBNU menyayangkan kajian dan kegiatan keagamaan di masjid yang lebih banyak diampu oleh penceramah berpaham Wahabi-Salafi. Dalam beberapa hal, paham ini dinilai bertolak belakang dengan komitmen pemerintah untuk membangun moderasi beragama.

Oleh sebab itu, Lembaga Dakwah PBNU merekomendasikan kepada kementerian dan lembaga negara untuk melibatkan Lembaga Dakwah PBNY dalam menyusun materi serta kurikulum dakwah. Lembaga Dakwah juga menyatakan siap mengirim delegasi untuk menyampaikan materi kajian sesuai kualifikasi, kapasitas, dan kepakarannya.

Baca juga: Wahabi Dilarang PBNU, di Negara Mana Saja Paham Ini Menyebar?

Berita terkait

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

6 hari lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

6 hari lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

6 hari lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

6 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

6 hari lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

6 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

9 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

11 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya