Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 38 Tahun Lalu Menjelang HUT Marinir ke-39, Ini 5 Faktanya

Sabtu, 29 Oktober 2022 19:25 WIB

Ilustrasi ledakan atau kebakaran. Stuff.co.nz

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat pada 38 tahun silam pada 29 Oktober 1984, ledakan dahsyat terjadi di sebuah gudang peluru milik Korps Marinir Angkatan Laut, Jalan Cilandak KKO, Jakarta Selatan. Untuk merangkum kejadian ini, berikut adalah fakta-fakta yang perlu anda ketahui untuk mengenang peristiwa tragis ini. Simak faktanya ini:

Banyak Ledakan di Berbagai Titik

Dikutip dari Majalah Tempo edisi 3 November 1984, kompleks ini memiliki enam gudang yang dipakai untuk menyimpan segala kebutuhan militer. Di antaranya adalah sejumlah peluru tembak, bom, ranjau, dan granat. Ada pula ranjau untuk tank dan peluru roket yang dinilai dapat mengakibatkan seseorang muntah darah dan jantungnya berdebar hanya dengan jarak 100 meter saja.

Musibah tak sedahsyat seperti yang ada di film-film, namun ledakan bom nuklir ini disinyalir dapat merusak kaca-kaca rumah habis rontok dalam jarak dua kilometer. Bukan hanya kaca jendela kamar yang pecah, langit-langit eternit banyak yang copot dan lampu-lampu neon pun jatuh pecah.

Tidak lama setelah kebakaran terjadi, peluru yang diharapkan tidak akan meledak lebih dahsyat nampaknya menyasar ke sebuah bangunan Rumah Sakit Fatmawati di bagian belakang. Padahal jarak rumah sakit terbilang jauh, sekitar 2,5 kilometer dari pusat bencana. Hal tersebut membuat terjadinya percikan kecil kebakaran, namun masih bisa dipadamkan dan tak ada korban untuk satu itu.

Advertising
Advertising

Sementara suasana di kompleks Marinir TNI AL itu bak medan perang. Empat mobil pemadam kebakaran didatangkan sesegera mungkin. Begitu mereka menyemprotkan air, ada sejumlah titik letusan api lagi di berbagai area. Hal ini pun membuat mereka perlu mengerahkan segala kekuatan, bahkan para anggota Marinir dikerahkan untuk ikut menyelamatkan tank dan panser.

Baca: Kronologi Ledakan Gudang Amunisi Kopaska Versi TNI

Penyelamatan dan Evakuasi

Situasi yang digambarkan seperti zaman perang ini membuat warga perlu dievakuasi dari sumber bencana. Penduduk kawasan Cilandak berlarian dari sisi timur ke arah Pasar Minggu. Adapun para evakuator yang membuka berbagai pos darurat untuk disinggahi seperti di daerah Stasiun Pasar Minggu, masjid sekitar kawasan bencana, sebuah sekolah dasar di utara pertigaan Jalan Pasar Minggu, sampai Kalibata.

Dari laporan radio 2 meter pada gelombang 144.810 KH diketahui bahwa Panglima ABRI Jenderal L.B. Moerdani, Pangdam V Jaya Mayor Jenderal Try Sutrisno, Kepala Kepolisian RI Jenderal Anton Sudjarwo, dan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Mayjen Soedarmadji meninjau langsung ke sekitar lokasi.

Total Korban dan Kerugian

Di Rumah Sakit Pertamina, tercatat korban luka dan dua orang tewas. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, 11 orang terluka dan 6 tewas. Salah seorang korban tercatat sebagai anggota staf Sekjen Departemen Pertanian bernama Muchlis Darisan. Muchlis dan para sejawatnya sedianya akan mengikuti penataran informasi data sampai Rabu pekan itu di Wisma Tani Pasar Minggu.

Kebakaran ini dapat dihitung telah meludeskan 2.000 ton amunisi yang terdiri dari peluru roket BM-14 (Rusia), howitzer 122 milimeter, mortir, granat, dan lainnya. Sementara sumber dari ledakan diduga disebabkan oleh peluru mortir 80 milimeter buatan Yugoslavia. Sebab jenis peluru ini memakai mesiu cair.

Presiden Soeharto menyempatkan untuk berkunjung ke tempat kejadian. Seperti disiarkan TVRI dalam Dunia Dalam Berita, Soeharto dengan pakaian dan tongkatnya bersama Jenderal Benny menengok ke lokasi kejadian. Total kerugian setidaknya mencapai Rp 1,3 miliar

Bukan yang Pertama Kalinya

Ledakan ini bukan yang pertama kali. Juli sebelumnya, di gudang peluru Marinir AL ini juga terjadi kecelakaan. Tapi waktu itu ledakan tak begitu besar dan yang meledak hanyalah gudang berisikan peluru bekas. Namun yang membuat panik ialah gudang-gudang peluru yang ada didekatnya dapat terimbas juga, namun hasilnya ternyata tidak.

Jauh sebelum kejadian ini, ledakan gudang amunisi juga terjadi secara besar-besaran pada 24 Maret 1946. Saat itu Gudang Amunisi Tentara sekutu di Bandung di ledakan oleh Mohammad Toha.

Mengenang Ledakan 1984

Peristiwa ini terjadi menjelang HUT Marinir ke-39, 15 November dan menjadikannya sebagai refleksi terhadap kejadian terssebut. Selain itu, artis yang sedang naik daun waktu itu, Iwan Fals, mencoba mengenang peristiwa ini dalam lantunan lagunya berjudul Annisa. Namun, lagu ini tak pernah rilis secara resmi. Ada beberapa penggalan lirik yang secara tersirat sangat merujuk pada kejadian ledakan ini. Begini bunyinya

"Akhir Oktober tujuh bulan usiamu. Tanpa sajen rujak tujuh rupa. Bagaimana mungkin adakan selamatan? Banyak pasar yang tutup sebab Cilandak meledak (kena mortir)."

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Beda Ledakan Gudang Amunisi Priok dengan Cilandak

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

3 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

6 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

7 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

12 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

12 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

14 hari lalu

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

Peningkatan Alutsista sangat diperlukan seturut posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

14 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Profil Rudal Rampage Israel untuk Serang Iran, Buatan Lokal yang Bisa Hindari Sistem Pertahanan

14 hari lalu

Profil Rudal Rampage Israel untuk Serang Iran, Buatan Lokal yang Bisa Hindari Sistem Pertahanan

Senjata yang digunakan dalam serangan Israel terhadap Iran pada pekan lalu adalah rudal udara-ke-permukaan canggih buatan lokal bernama "The Rampage"

Baca Selengkapnya

Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

15 hari lalu

Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

Petasan yang hendak dibawa ke rumah calon mempelai wanita tersebut meledak hingga menghancurkan rumah dan menewaskan seorang kerabat.

Baca Selengkapnya