Obati Gagal Ginjal Akut, Pemerintah Dapat Donasi 200 Vial Fomepizole dari Jepang

Editor

Febriyan

Kamis, 27 Oktober 2022 13:28 WIB

Ilustrasi obat gangguan ginjal akut Fomepizole. ANTARA/HO

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan Indonesia mendapat donasi obat antidotum Fomepizole untuk mengatasi masalah gagal ginjal akut pada anak sebanyak 200 vial dari perusahaan obat asal Jepang, Takeda. Obat seharga Rp16 juta per vial ini sebelumnya disebut ampuh mengobati sakit gagal ginjal akut pada anak.

"Obatnya akan datang minggu depan dan akan didistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang direncanakan berbarengan dengan 70 vial Fomepizole dari Singapura. Jadi mudah-mudahan pengadaan obat antidotum ini dapat mempercepat pengobatan pasien gagal ginjal," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam konferensi pers secara daring, Kamis, 27 Oktober 2022.

Fomepizole dari Singapura dan Australia telah didistribusikan

Sebelumnya, pemerintah juga telah membeli 30 vial Fomepizole dari Singapura dan telah didatangkan ke Tanah Air dalam dua tahap. Syahril menyebut obat itu telah diberikan ke beberapa pasien gagal ginjal akut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat dan sisanya didistribusikan ke rumah sakit lain di daerah.

"Lalu ada 16 vial dari Australia pada 20 Oktober telah diberikan ke RSUD M. Djamil Padang, RSUD Soetomo Surabaya, RSUP Adam Malik Medan, dan RSUD Zainoel Abidin Aceh. Jadi 30 dari Singapura dan 16 dari Australia," kata Syahril.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Syahril menyebut pemberian obat ini dilakukan secara gratis kepada pasien. Hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah atas munculnya kasus ini.

Pasien gagal ginjal akut meningkat

Per hari ini, Kamis, 27 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan menyatakan jumlah penderita gagal ginjal akut mencapai 269 orang. Sebanyak 58 persen atau 157 pasien di antaranya meninggal, lalu 24 persen atau 73 pasien masih dirawat, dan 39 persen atau 14 pasien dinyatakan sembuh.

Selain itu, Syahril membeberkan dari 269 kasus sebanyak 11 persen masuk dalam stadium 1, 7 persen stadium 2, 61 persen stadium 3, dan 20 persen lainnya belum teridentifikasi. Pemerintah terus melakukan surveillance untuk mencari kemungkinan adanya pasien gagal ginjal akut lainnya yang belum terdata.

Penyakit gagal ginjal akut ini melonjak akibat konsumsi obat sirup yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE). Kemenkes sudah menarik izin lebih dari 1.100 obat yang mengandung pelarut dan diduga mengandung EG, DEG, dan EGBE. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah mengumumkan lima obat sirup yang disebut memiliki kandungan EG, DEG dan EGBE di atas ambang batas aman. Selain itu, BPOM juga telah mengumumkan 157 obat sirup yang dianggap aman.

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

11 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

12 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

12 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

15 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

17 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

22 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

39 hari lalu

Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.

Baca Selengkapnya