PBNU Akui Dapat Banyak Penolakan Soal Kehadiran Ram Madhav di Acara R20 Bali

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 12 Oktober 2022 18:26 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri penutupan Muktamar NU ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat 24 Desember 2021. Pada Muktamar NU ke-34 itu terpilih Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU dan Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya angkat bicara soal rencana kedatangan Ram Madhav, anggota eksekutif nasional Rashtriya Swayamsevak Sangh atau RSS dalam forum R20 atau Religion20 di Nusa Dua, Bali. RSS tak lain adalah organisasi kelompok nasionalis Hindu sayap kanan India yang selama ini melakukan persekusi terhadap umat muslim India.

"Pertama klarifikasi ya, kami tidak undang RSS, jadi saya kira penting untuk diketahui," kata Gus Yahya dalam kegiatan editors meeting di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022. "Tapi memang ada tokoh yang terkait dengan RSS yang kami undang, tokoh agama India, tapi bukan sebagai representasi RSS."

R20 Bali akan digelar 2-3 November 2022, melibatkan tokoh lintas agama di dunia. Pemimpin gereja katolik Paus Fransiskus juga sempat diundang untuk ke Indonesia, tapi akhirnya hanya akan memberikan rekaman pidato yang akan diputar saat kegiatan.

Kegiatan R20 ini lantas menuai sorotan karena diundangnya RSS. Juru Bicara Forum R20 Muhammad Najib Azca juga telah menjelaskan ihwal keterlibatan RSS dalam kegiatan ini.

Alasan pertama, R20 merupakan agenda yang menempel pada forum G20 yang sebagian pesertanya mewakili negara-negara dalam forum G20. India termasuk salah satunya.

"Representasi tokoh-tokoh agama anggota G20 akan diundang. Kita mengikuti pola dan pakem G20," kata Najib melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 29 September 2022.

Meski demikian, ada peserta R20 yang bukan representasi anggota G20. Najib mencontohkan kehadiran tokoh agama dari Vatikan dan Uni Emirat Arab.

Kedua, perwakilan RSS diundang karena organisasi itulah yang direkomendasikan oleh pemerintah India. Sebab, RSS merupakan akar kekuatan dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang saat ini berkuasa di negara itu.

Apalagi, Presidensi G20 pada 2023 akan dipegang India. Karenanya, NU sebagai penyelenggara berkoordinasi dengan pemerintah India dan mendapatkan rekomendasi dari mereka. “Untuk India, kita mengikuti rekomendasi, yaitu dari RSS,” katanya.

Alasan terakhir, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu menganggap R20 merupakan forum tepat untuk membicarakan rekam jejak RSS yang dianggap bermasalah, terutama dalam memperlakukan minoritas. R20 memang digelar salah satunya untuk membicarakan hal itu.

“Kami ingin agama menjadi bagian dari solusi dalam peradaban. Selama ini, agama justru jadi masalah seperti di India. Kalau mau mencari solusi, diajak bicara pemimpinnya,” tuturnya.

Berbagai Surat Penolakan Masuk PBNU

Gus Yahya mengakui berbagai surat penolakan masuk ke PBNU ketika mengetahui kalau Ram Madhav akan hadir. Tapi di Bali, Gus Yahya dan pemuka agama lain berupaya menggali kemungkinan-kemungkinan untuk membangun strategi penyelesaian masalah di India. "Karena masalahnya memang berat, dan sampai masalah sekarang masih berlanjut," kata dia.

<!--more-->

Gus Yahya bercerita kalau RSS didirikan persis ketika India berdiri, yang awalnya bertujuan untuk menentang gagasan tentang India Sekuler. Mereka ingin India tetap jadi negara Hindu, sampai akhirnya perjuangan mereka berlanjut ke gelanggang politik. Kini Partai BJP, partainya Perdana Menteri Narenda Modi yang sedang berkuasa, adalah partainya RSS.

Meski kelompok muslim jadi korban persekusi paling parah dari RSS, tapi aksi serupa sebenarnya juga dilakukan kepada umat Kristen. Tapi kemudian aksi ini menyebabkan India dianggap bermasalah dan tidak bisa bergaul nyaman dengan negara lain. "Karena masih ada diskriminasi minoritas," ujar Gus Yahya.

Akan tetapi, juru bicara Presiden Indonesia ke-4 Indonesia Gus Dur ini menyebut sebenarnya sudah muncul kesadaran di India bahwa mereka harus membangun mindset baru. Untuk itulah, kata Gus Yahya, Ia akan bicara dengan Ram Madhav yang juga merupakan eks Sekretaris Jenderal BJP. "Bukan main-main itu (jabatannya)," kata Gus Yahya.

Gus Yahya menyadari konflik Hindu dan Muslim di India adalah masalah yang rumit dan dalam, yang punya akar penyebab ratusan tahun lalu. Untuk itu, Gus Yahya menyebut butuh strategi yang tepat, atau yang disebutnya strategically accurate, untuk membantu penyelesaian konflik ini.

"Kami ndak mau menabrak sesuatu yang sensitif, yang merusak seluruh strategi, kalau ngomongnya ngawur-ngawur ya. Kayak orang lagi bedah, jangan sampai nyobek bagian yang salah," kata dia.

Untuk itu, Gus Yahya menyebut tidak hanya pemimpin Hindu India saja yang bakal diundang dalam forum R20 di Bali nanti. Akan tetapi, pemimpin umat Muslim dan Kristen India pun akan diundang terlibat.

Gus Yahya menyebut pihaknya akan mengajak semua pihak yang hadir berpikir untuk tidak fokus pada masa lalu dan mengajak untuk masa depan. Karena sampai sekarang, kata dia, semua pihak di India punya alasan dan pembenaran masing-masing untuk bertindak kepada kelompok lainnya. "Kami ajak bareng-bareng mencari jalan keluar dari masalah," ujarnya.

Baca juga: PBNU Ungkap Alasan Undang Organisasi Hindu Sayap Kanan India ke Forum R20

Berita terkait

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

16 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

2 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

2 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

2 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

4 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

4 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

5 hari lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

5 hari lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

5 hari lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya