Fenomena Bjorka, Pengamat: Penegakan Hukum Lemah

Senin, 12 September 2022 15:20 WIB

Ilustrasi proses peretasan di era teknologi digital. (Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat siber, Doni Ismanto Darwin mengatakan peretasan seperti yang dilakukan Bjorka kerap terjadi karena penegakan hukum digital di Indonesia lemah.

Pengamat dari Founder IndoTelko Forum ini juga menilai bahwa pemerintah selalu tidak pernah transparan soal adanya kebocoran data.

"Pemerintah tidak transparan juga soal penanganan setiap data yang bocor. Mana ada penyelesaian yang jelas untuk setiap kasus. Akhirnya pengelola data beranggapan business as usual," kata Doni saat dihubungi Senin 12 September 2022.

Kebocoran data ini menurut Doni juga karena pemerintah tidak pernah menganggap data pribadi sebagai sesuatu yang penting. Padahal data tersebut bisa jadi disalahgunakan oleh oknum tertentu. "Karena kita nggak pernah anggap data itu penting," ucapnya.

Teror Bjorka Harus Jadi Bahan Koreksi

Masalah kebocoran data pribadi ini kembali mencuat setelah peretas yang mengaku bernama Bjorka membocorkan data figur-figur di pemerintahan sejak awal September 2022. Lewat akun Twitter @bjorkanism, ia mempublikasikan data pribadi, mulai Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G Plate hingga Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Bjorka mengklaim telah mengantongi 679.180 dokumen berukuran 40 MB dalam kondisi terkompresi dan 189 MB sebelum dikompresi. Beberapa contoh dokumen yang dibocorkan juga ikut dipublikasikan oleh Bjorka dalam situs breached.to.

Pada 6 September 2022, Bjorka juga diduga membocorkan dan menjual 105 juta data kependudukan. Bjorka mengklaim data itu meliputi NIK, kartu keluarga atau KK, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan usia.

Menanggapi itu, Doni mengungkapkan bahwa saat ini kebocoran itu memang benar adanya. Namun belum dipastikan betul mengenai di mana letak kebocorannya.

"Ini kan sudah diakui ada beberapa datanya yang valid, jadi itu memang ada. Yang belum clear kan bocornya dimana," katanya.

Doni menambahkan bahwa teror Bjorka ini semestinya menjadi bahan koreksi dari pemerintah. Pemerintah semestinya tidak buang waktu dan segera melakukan perbaikan.

"Terkait fenomena Bjorka ini, saya melihat ini harusnya jadi koreksi bagi pemerintah.
Jangan buang-buang waktu, men -denial atau saling tuding. Tapi kolaborasi dengan lihat kelemahan di mana untuk diperbaiki," kata Doni.

"Ke depan yang kayak Bjorka itu akan banyak," tambahnya.

Baca juga: Soal Kebocoran Data oleh Bjorka, Mahfud Md: Bukan Data yang Rahasia

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

11 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

2 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

4 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

22 hari lalu

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.

Baca Selengkapnya

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

23 hari lalu

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

Apa saja upaya penggembosan yang dilancarkan menjelang demo 11 April 2022? Salah satu tuntutan mahasiswa saat itu tolak Jokowi 3 periode.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

37 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

39 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

43 hari lalu

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

43 hari lalu

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

5 Maret 2024

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya