Almarhum lahir di Magetan, 14 April 1982, dan belum berkeluarga. Jenasah tiba di Bandara Soekarno-Hatta hari(1/3) ini sekitar pukul 15.30 WIB. "Diangkut menggunakan Emirate Airline," ujarnya.
Setelah itu, akan disemayamkan di Markas Batalion Zeni Konstruksi, Lenteng Agung. Jenasah, besok pagi, akan diserahkan pada kedua orang tua di Desa Garon RT 05/02, Kecamatan Kawedanan, Magetan, Jawa Timur.
Menurut Sagoem, almarhum terkena pecahan gerinda listrik saat menghaluskan hasil sambungan pipa Bomb Jack Loader di bengkel Camp Dungu, sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Pecahan piringan gerinda tersebut mengenai leher sebelah kanan. Saat kejadian almarhum telah mengenakan pakaian dan peralatan sesuai dengan prosedur keamanan dan keselamatan kerja.
"Personel lain yang berada di bengkel itu hanya Kopda Parmin, dengan jarak sekitar empat hingga lima meter dari Suprayitno dengan posisi saling membelakangi," kata Sagoem.
Dia segera dilarikan ke Rumah Sakit Indo Eng Coy. Karena lukanya cukup parah, dia dirujuk ke Rumah Sakit Level 1 milik Maroko yang masih dalam satu lokasi dengan Camp Indo Eng Coy. Suprayitno menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 12.00 waktu setempat.
Serda Suprayitno ke RS Indo Eng Coy. Namun, karena luka yang dialami Serda Suprayitno cukup parah, korban langsung dirujuk ke RS Level 1 milik Maroko yang berada satu lokasi dengan Camp Indo Eng Coy. Sekitar pukul 12.00 waktu setempat, Serda Suprayitno dengan nomor UN ID-552947 menghembuskan nafas terakhir.
Almarhum merupakan anggota Kontingen Garuda XX/F yang sedang melaksanakan misi Perserikatan bangsa-Bangsa di Kongo sejak 16 Oktober 2008. Kontingen ini terdiri dari 175 personel yang terdiri dari 36 Marinir Angkatan Laut, 7 Personel Angkatan Udara, 132 Personel Angkatan Darat. Indonesia telah mengirimkan pasukan perdamaian ke Kongo sejak tahun 2003.
SUTARTO