Idham Chalid, Politikus Tiga Zaman

Sabtu, 20 Agustus 2022 21:58 WIB

KH Idham Chalid di Semarang, 1989.TEMPO/Heddy Lugito;

TEMPO.CO, Jakarta - Idham Chalid yang gambarnya ada di uang kertas baru pecahan Rp 5.000 merupakan tokoh ulama Nahdlatul Ulama (NU) dengan karir politik yang panjang. Ia aktif pada masa kemerdekaan hingga Orde Baru.

Idham lahir 27 Agustus 1922 di Setui, dekat Kecamatan Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sulung dari lima bersaudara pasangan Muhammad Chalid dan Umi Hani ini kenal politik dan NU dari keluarga. Ayahnya , Chalid senior, penghulu juga pengurus Sarekat Islam dan NU pada masanya. Oleh karenanya, ia sudah mengenal Nahdlatul Ulama sejak umur 10 tahun.

Dilansir pada laman uin-antasari.ac.id, Idham menghabiskan masa kecilnya di daerah Amuntai setelah pindah karena sempat diserang sekolompok orang di tempat tinggal sebelumnya. Tempat kampung halaman leluhur ayahnya ini menjadi tempat singgahnya hingga ia mendaftar masuk Sekolah Rakyat (SR). Dikenal cerdas, Idham langsung ditempatkan di kelas dua.

Kemampuannya berpidato tampak menonjol sedari kecil dan berkembang saat berpolitik. Juru kampanye setingkat penceramah kondang Zainuddin MZ dan Syukron Makmun pernah berguru kepadanya.

Setamat Sekolah Rakyat, ia ke Madrasah al-Rasyidiyyah yang dahulunya bernama Arabisch School. Saat itu, sekolah ini menjadi tempat alternatif bagi sekolah yang didirikan Belanda untuk belajar pendidikan Islam dan pengetahuan dasar lainnya.

Lima tahun menimba ilmu, ia belajar pendidikan guru agama islam di Kulliyyah al-Muallimin dan sisanya di tingkat Kweeksschool Islam. Setelahnya ia melanjutkan pendidikannya di Jakarta pada 1943.<!--more-->

Advertising
Advertising

Karir Politik

Sebelum masuk ke dunia politik, ia sempat berpartisipasi dalam menjalankan misi kemerdekaan. Idham aktif sebagai sekretaris Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah (HSU) di kota Amuntai tahun 1945.

Usai Jepang hengkang Indonesia karena kalah perang dari Sekutu di Pasifik, mulai invansi baru Belanda melalui Netherland Indies Civil Administration (NICA) di Kalimantan. Namun, masyarakat di di bawah pimpinan Mayor A. L. Assenderp tidak diam. Salah satu strateginya ialah membuat partai politik, yaitu Persatuan Rakyat Indonesia (PRI). Idham bergabung menjadi salah satu anggotanya.

Setahun kemudian, Idham bergabung sebagai Anggota Pengurus Besar dan Komisaris Daerah Hulu Sungai Utara dan Selatan di Serikat Muslimin Indonesia atau Sermi yang bertujuan mempertahankan kemerdekaan. Idham juga pernah bergabung dengan organisasi bawah tanah, Sentral Organisasi Pemberontak Indonesia Kalimantan (SOPIK) di tahun 1947. Pemimpinnya seseorang yang pernah berguru padanya, yakni Brigjen Hassan Basry yang belakangan juga bergelar Pahlawan Nasional. Namun, organisasi ini kemudian dilebur menjadi ALRI DIVISI IV.

Idham pernah ditahan tentara NICA pada 27 Maret 1949. Alasannya karena berbagai tuduhan menjadi penasihat, pelatih, dan memimpin perang gerilya bersama rekan-rekannya.

Pada 1950, Idham resmi anggota Parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS) yang awalnya akan diduduki oleh orang pilihan Dewan Daerah Banjar. Dalam tahun yang sama, ia sebagai anggota Parlemen Sementara (DPRS) 1950 sebagai wakil dari Partai Masyumi.<!--more-->


Pimpim NU Sejak 34 Tahun

Ketika NU memisahkan diri dari Partai Masyumi, Idham memutuskan terlibat di NU dan aktif melakukan konsolidasi ke dalam badan internal organisasi. Di antaranya seperti menjadi anggota Majelis Pertimbangan Politik PBNU. Tugasnya memberikan arahan dan analisa sebagai saran kepada PBNU.

Melansir situs resmi Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman, Idham mewakili daerah Kalimantan menjadi anggota Parlemen Sementara Negara Kesatuan seiring jabatannya sampai tahun 1955. Selama masa kampanye Pemilu 1955, ia menjabat juga sebagai Ketua Lajnah Pemilihan Umum Nahdlatul Ulama (Lapunu).

Hasil Pemilu 1955 pun keluar, NU berhasil meraih suara peringkat ketiga. Dengan perolehan suara yang cukup besar, NU mendapatkan jatah lima menteri, termasuk satu kursi wakil perdana menteri, yang oleh PBNU diserahkan kepada Idham Chalid pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II.

Pada Muktamar NU ke21, Idham terpilih untuk Ketua Umum PBNU. Saat itu umurnya masih 34 tahun, terbilang muda. Jabatan berlangsung sampai 1984 dan menjadikannya orang terlama yang menjadi ketua umum PBNU selama 28 tahun.

Moncer di Luar NU

Selain aktif di NU, ia berhasil meraih kursi Wakil Perdana Menteri di era kejayaan Presiden Soekarno tahun 1959. Berkat kemampuannya, dirinya ditarik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung. Tak sampai setahun kemudian ia menjadi Wakil Ketua MPRS.

Di masa Orde Baru, karir politiknya tetap moncer. Ia dipercaya sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Ampera I, Kabinet Ampera II dan Kabinet Pembangunan I. Di akhir 1970, Idham setelah wafatnya mendiang A.M Tambunan dipercaya memegang jabatan Menteri Sosial sampai akhir masa bakti Kabinet Pembangunan I pada tahun 1973.

Kembali ke NU, dengan jabatannya itu masih membawa partai ini ke dalam kancah perpolitikan Indonesia. Hanya saja pemerintah melebur seluruh partai menjadi hanya tiga partai: Golkar, PDI, dan PPP. NU tergabung di dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Idham dipercaya memimpin PPP yang dijabatnya sampai tahun 1989. Ia juga terpilih menjadi ketua MPR/DPR sampai 1977. Terakhir ia menjabat juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung sampai 1983.

Idham Chalid juga punya gelar Honoris Causa (HC) dari Al-Azhar University, Kairo. Sumbangsihnya kepada negara dan kemampuannya berperan ganda dalam satu situasi: sebagai ulama dan politisi diakui oleh salah satu universitas terkenal di dunia itu.

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Idham Chalid: antara NU, Politik, dan Pendidikan untuk yang Tak Berpunya

Berita terkait

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

2 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

2 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

2 hari lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

13 hari lalu

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

18 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

21 hari lalu

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

Keputusan berdasar pada Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang jadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

22 hari lalu

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?

Baca Selengkapnya

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

22 hari lalu

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

Sejarah THR yang sempat diprotes kaum buruh

Baca Selengkapnya

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

36 hari lalu

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya