Sukarni, Tokoh Muda di Sekitar Proklamasi Indonesia

Selasa, 16 Agustus 2022 22:11 WIB

Foto repro alm. Sukarni Kartodiwirjo, tokoh dari Jawa Timur yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2014 oleh Pemerintah RI, di Istana Negara, Jakarta, 7 November 2014. Alm. Sukarni lahir di Blitar, 14 Juli 1916 dan meninggal di Jakarta, 7 Mei 1971 di usia 54 tahun, beliau adalah tokoh pejuang kemerdekaan dan merupakan tokoh penting partai Murba. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sukarni Kartodiwirjo pada 7 November 2014. Sukarni adalah tokoh pejuang kemerdekaan yang namanya tak bisa dipisahkan dari peristiwa Rengasdengklok yang memaksa Soekarno - Hatta memproklamasikan kemerdekaan lebih cepat, pada 17 Agustus 1945. Lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 itu juga pendiri Partai Murba.

Menukil dari buku Sukarni Kartodiwirjo “Hidup Bersahaja Sepanjang Hayat”, semangat kebangsaan Sukarni ditempa di sekolah antiBelanda Mardisiswo, milik seorang nasionalis, Mohammad Anwar asal dari Banyumas, Jawa Tengah. Semangat nasionalisme Sukarni terus tumbuh saat remaja. Dia mulai menunjukkan ketidaksenangannya kepada pemerintah kolonial Belanda.

Saat di Meer Vitgebried Lager Onderwijs atau MULO, misalnya, Sukarni mengajak teman-temannya di Blitar berkelahi dengan anak-anak Belanda. Tak hanya mengajak berkelahi, di sela kesibukannya bersekolah, Sukarni juga menyempatkan diri mengajari anak-anak belajar membaca dan bahasa Belanda meski hanya menggunakan lampu tempel sebagai penerang. Mereka belajar antara pukul 19.00-21.00.

Menjelang dewasa, Sukarni mulai aktif berorganisasi. Dia mendirikan Persatuan Pemuda Kita dan diangkat sebagai ketua Indonesia Muda cabang Blitar. Sukarni kerap mengorganisasikan pertemuan-pertemuan pemuda dan pemudi di bidang kebudayaan dan olahraga.


Diawasi Polisi Rahasia

Agenda itu hanya tedeng belaka, sebab Sukarni dan organisasinya sebenarnya tengah mengumpulkan massa. Kegiatan sosial dan rapat-rapat umum untuk mengerahkan massa mulai sering diadakan. Akibatnya Sukarni mulai menjadi incaran Politieke Inlichtingen Dienst (PID) atau Polisi Rahasia Belanda.

Advertising
Advertising

Aktivitas ekstra-sekolah yang menyita waktu, Sukarni dikeluarkan dari sekolahnya di MULO. Dia tak dapat menamatkan pendidikannya. Meski begitu, Sukarni tidak pernah surut semangat. Dia melanjutkan sekolah di Yogyakarta sebelum akhirnya hijrah ke Jakarta untuk sekolah guru.

Berkat bantuan Wardoyo Soekarmini atau Bu Wardoyo, kakak Bung Karno, Sukarni dapat belajar jurnalistik di Bandung, Jawa Barat. Kendati sibuk menempuh pendidikan, dia tetap aktif di organisasi Indonesia Muda. Inilah yang membuat Sukarni terus diburu oleh PID karena dianggap bakal mengganggu stabilitas dan membahayakan kekuasaan Belanda.

Karier politiknya melonjak cepat. Pada 1931, dia menjadi anggota Indonesia Muda. Dua tahun kemudian PID berkali-kali menangkapnya karena aktivitas politiknya. Untuk menghindari penangkapan, Sukarni kabur dari Kota Batavia. Berdasarkan situs Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI), ikpni.or.id, Sukarni lari ke Jawa Timur. Ia sempat bersembunyi di Pondok Pesantren di Kediri, kemudian di Pondok Pesantren di Banyuwangi. Kepemimpinan PB Indonesia Muda dialihkan kepada Ruslan Abdulgani.

Dalam pelariannya, Sukarni dari Banyuwangi menyeberang ke Kalimantan pada 1938. Ia menggunakan nama samaran Maidi. Pada 1941, ia ditangkap PID di Balikpapan. Dari penjara Balikpapan, Sukarni dipindahkan ke penjara Samarinda, Surabaya dan Batavia. Di pengadilan, ia dihukum buang ke Boven Digul.

Sukarni berhasil bebas dari pengasingannya setelah pemerintah pendudukan militer Jepang membebaskan seluruh tahanan politik. Sukarni ketika itu tergabung sebagai pegawai Sendenbu (Departemen Propaganda) dengan pangkat Yong-te Gyoseikan (pegawai tinggi tingkat empat).

Menteng 31

Para tokoh muda yang direkrut oleh pemerintah pendudukan Jepang akhirnya direkrut untuk membentuk Angkatan Baru Indonesia dengan sekretariat di Jalan Menteng 31. Ketika itu Pemerintah Jepang mengangkat Sukarni sebagai Ketua Asrama Menteng 31.

Penghuni Asrama Menteng 31 kerap mengadakan kegiatan yang mengundang para pemuda dengan menghadirkan penceramah dari para tokoh perjuangan kemerdekaan di antaranya adalah Bung Karno, Bung Hatta dan Sultan Sjahrir. Topik yang sering menjadi pembahasan perkembangan perang Asia Timur Raya.

Dari sekretariat itu Sukarni bersama tokoh golongan muda lainnya merencanakan penculikan Bung Karno dan Bung Hatta agar bersedia mempercepat proklamasi. Penculikan itu berjalan lancar karena mendapat dukungan dari komandan PETA di Jakarta dan Purwakarta. Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke luar dari Jakarta menuju Rengasdengklok yang merupakan wilayah komando PETA Purwakarta.

Ketika rapat tentang persiapan proklamasi di rumah Laksamana Muda Maeda, Sukarni yang mengusulkan agar teks proklamasi hanya ditanda-tangani Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Pascakemerdekaan Indonesia, Sukarni memprakarsai untuk mengambil alih Jawatan Kereta Api, Bengkel Manggarai, dan stasiun-stasiun kereta api menjadi milik pemerintah RI pada 3 September 1945.
Sukarni turut mengambil alih kantor berita radio yang digunakannya untuk menyiarkan kebijakan pemerintah.

Sukarni pernah bekerja sebagai jurnalis di kantor berita Antara (Domei) menikahi Nursyiar Machmud, gadis Minang, puteri kepala Perusahaan Kereta Api Negara di Lhokseumawe, Aceh. Dari pernikahan itu, Nursyiar dan Sukarni dikarunia lima orang anak. Mereka adalah Luhantara, Kumalakanta, Parialuti Indarwati, dan Goos Murbantoro, serta Emalia Iragiliati.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Hari Ini 77 Tahun Lalu, Sukarni Cs Culik Soekarno-Hatta



Berita terkait

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

1 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

2 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

2 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

10 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

13 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

15 hari lalu

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan untuk waspada terhadap pola baru tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

25 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

26 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

27 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

32 hari lalu

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

serangkaian proses perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadan

Baca Selengkapnya