Keluarga Brigadir J Duga Ada Jejak Pidana di Mobil Irjen Ferdy Sambo

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Febriyan

Senin, 18 Juli 2022 08:27 WIB

Kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta, Rabu 13 Juli 2022. Brigadir J disebut melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Brigadir J mendesak polisi untuk menyita mobil yang digunakan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo dari Magelang menuju Jakarta. Pengacara keluarga menyatakan bahwa mereka menduga ada tindak pidana penyiksaan terhadap pria bernama Nopryansah Yosua Hutabarat itu di sana.

"Mobil yang membawa Kadiv Propram dan Josua dari Magelang ke Jakarta mesti disita karena diduga ada bercak darah sebagai lokasi terjadinya tindak pidana," kata pengacara keluarga Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, Ahad kemarin, 17 Juli 2022.

Dugaan itu muncul karena keluarga menilai ada kejanggalan dari jenazah Yosua. Mereka menemukan sejumlah indikasi adanya tindak pidana penganiayaan terhadap pria berusia 28 tahun tersebut.

Indikasi tersebut berupa sejumlah luka di tubuh Yosua, padahal polisi menyatakan bahwa dia meninggal karena tertembak oleh rekannya, Bharada RE, di kediaman Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022.

Kamaruddin juga mempertanyakan soal tiga telepon seluluer Yosua yang dinyatakan polisi hilang. Padahal, menurut dia, Yosua masih sempat berbicara dengan ibunya pada pagi hari sebelum kejadian. Yosua mengabarkan tengah berada di Magelang, Jawa Tengah, saat itu.

"Dia kontak ibunya, dan bilang nanti telpon lagi sore karena nggak enak telpon selagi bertugas dan ada komandannya," kata Kamaruddin.

Advertising
Advertising

Menurut Kamaruddin, hilangnya tiga telepon seluler Yosua itu sebuah kejanggalan. Dia mendesak agar polisi menelusuri percakapan Yosua.

"Ini kejanggalannya. Karena itu, mesti ditelusuri lewat provider ke siapa saja Josua telpon pada Jumat itu," kata dia.

Kamaruddin menyatakan pihak keluarga telah menyerahkan foto dan video luka di tubuh Yosua kepada tim dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Komisioner Komnas HAM Choirul Anam pun membenarkan hal itu.

"Kami diberikan banyak keterangan, kami diberikan banyak foto, kami juga diberikan banyak video,” kata Anam.

Pihak keluarga pun mendesak agar dilakukan otopsi ulang terhadap jenazah Yosua. Komnas HAM pun meminta agar otopsi itu dilakukan oleh tim independen di luar kepolisian.

"Untuk mendapatkan informasi awal soal kondisi di tubuh korban mesti dipastikan lewat saintifikasi investigasi, yaitu melalui otopsi. Biasanya kami libatkan ahli forensik dari universitas kedokteran dan disaksikan keluarga," kata anggota Komnas HAM, Heriansyah.

"Dalam beberapa kasus memang untuk mengungkap kematian dilakukan otopsi di luar internal kepolisian."

Kematian Yosua hingga saat ini masih diselubungi misteri. Polisi menyatakan bahwa Yosua meninggal setelah beradu tembak dengan Bharada RE di kediaman Ferdy Sambo.

Yosua disebut sempat melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy, Putri Candrawathi, yang tengah beristirahat di dalam kamar. Menurut polisi, teriakan Putri terdengar oleh Bharada RE yang kemudian menyambangi kamar tersebut. Yosua dan Bharada RE lantas terlibat aksi saling tembak.

Sejumlah kejanggalan mengemuka setelah polisi menyatakan bahwa kamera pengawas keamanan di kediaman Ferdy Sambo rusak. Selain itu, decoder kamera pengawas keamanan di lingkungan perumahan itu juga diganti oleh polisi sehari setelah kejadian.

Pengumuman yang dilakukan tiga hari setelah kejadian pada Senin, 11 Juli 2022, pun mengundang pertanyaan. Polisi menyatakan bahwa hal itu dilakukan karena hari raya Idul Adha pada Ahad, 10 Juli 2022.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kematian Brigadir J ini. Tak hanya polisi, tim ini juga terdiri dari Komnas HAM dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Berita terkait

Kasus Persetubuhan Anak di Tangsel Mandek Hampir 2 Tahun, Kompolnas Bakal Datangi Polda Metro Jaya

10 jam lalu

Kasus Persetubuhan Anak di Tangsel Mandek Hampir 2 Tahun, Kompolnas Bakal Datangi Polda Metro Jaya

Poengky mengatakan, Kompolnas akan mengawal kasus dugaan persetubuhan anak tersebut agar pelaku, yang merupakan staf kelurahan segera ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Mahal, Komnas HAM Bakal Audit Kampus soal Hak atas Pendidikan

5 hari lalu

Biaya Kuliah Mahal, Komnas HAM Bakal Audit Kampus soal Hak atas Pendidikan

Kenaikan biaya kuliah terjadi di sejumlah perguruan tinggi negeri dan menimbulkan reaksi keras dari mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Soroti Potensi Konflik Berbasis Diskriminasi Etnis di Pilkada 2024

6 hari lalu

Komnas HAM Soroti Potensi Konflik Berbasis Diskriminasi Etnis di Pilkada 2024

Komnas HAM akan menggunakan UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dalam melakukan pengawasan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

8 hari lalu

Polri Bakal Berlakukan Pemberitahuan Tilang Via WhatsApp, Kompolnas Akan Supervisi Kebijakan

Kompolnas mengapresiasi berbagai inovasi baru yang dibuat Polri untuk pelayanan kepada masyarakat, seperti notifikasi tilang via pesan WhatsApp.

Baca Selengkapnya

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

8 hari lalu

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

Almarhum Fadil Zumhana akan dimakamkan pada hari ini di TPU Poncol-Bekasi.

Baca Selengkapnya

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

10 hari lalu

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

Polri menyatakan tetap akan memakai penyebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap kelompok yang mengupayakan kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

16 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

16 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

16 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

17 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya