Di KTT G7, Jokowi Minta Pangan dan Pupuk Rusia Tak Dikenai Sanksi

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Amirullah

Selasa, 28 Juni 2022 05:05 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Iriana Jokowi menerima karangan bungan saat menemui sejumlah warga Indonesia di depan Hotel Mandarin Oriental, Munich, Jerman, dalam agenda kunjungan KTT G7, Minggu, 26 Juni 2022. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta dukungan negara G7 untuk mengintegrasikan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global. Jokowi pun terang-terangan meminta negara-negara G7 untuk tidak mengenai sanksi terhadap dua komoditas Rusia tersebut.

Jokowi juga meminta kebijakan untuk tidak mengenai sanksi tersebut disampaikan secara proaktif kepada publik dunia. Sehingga, tidak terjadi keraguan berkepanjangan di publik internasional.

"Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” kata Jokowi dalam KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, Senin, 27 Juni 2022.

Selain itu, Jokowi juga meminta negara G7 untuk mengintegrasikan ekspor gandum Ukraina. Ekspor saat ini terhambat karena perang berkepanjangan di negara tersebut. Sehingga, Jokowi meminta negara G7 bisa membantu agar ekspor gandum Ukraina ini dapat segera berjalan.

Dua permintaan tersebut disampaikan Jokowi ke negara G7 yang berisikan Jerman, Prancis, Kanada, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Permintaan juga disampaikan di tengah sederet sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika dan Eropa atas aksi Rusia di Ukraina.

Advertising
Advertising

Dalam sambutan di KTT G7 Sesi II ini, Jokowi secara umum menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan. Jokowi menyebut krisis pangan kini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem. “323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut," kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menyebut G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini. "Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Jokowi.

Menurut dia, pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) yang paling dasar. Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” kata Jokowi.

Jokowi lalu menggarisbawahi lagi persoalan pupuk. “Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 miliar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” kata dia.

Lalu di akhir sambutannya, Jokowi tak lupa mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali. “Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” kata Jokowi.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

1 menit lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

48 menit lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

1 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

3 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

5 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

20 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

23 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya