NasDem Siapkan Bakal Capres Anies, Andika dan Ganjar, Pakar : Cari Perhatian Publik
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Eko Ari Wibowo
Kamis, 23 Juni 2022 12:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gebrakan Partai NasDem menyiapkan tiga nama sebagai rekomendasi bakal capres dalam Rakernas pekan lalu dinilai hanyalah demi mencari perhatian masyarakat.
Tiga calon presiden yang dideklarasikan Nasdem adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Pertanyaannya (kalau bukan kader) kenapa direkomendasikan? Bisa saja agar NasDem tercatat sebagai partai pertama yang berani memunculkan calon presiden, demi menarik perhatian masyarakat,” kata pakar politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Tunjung Sulaksono dalam keterangan tertulis Kamis 23 Juni 2022.
Lantas, soal keuntungan Nasdem ketika sudah mendapat perhatian masyarakat itu, Tunjung melihatnya lebih ke arah penguasaan kursi parlemen pemilu legislatif nanti.
“NasDem secara politis berharap adanya implikasi masyarakat untuk melihatnya sebagai partai dan memberikan keuntungan dalam pemilu legislatif mendatang," ujar Tunjung yang juga Kepala Program Studi Ilmu Pemerintahan UMY itu.
Tunjung pun membedah nama nama yang dipilih NasDem untuk direkomendasikan sebagai bakal calon presiden 2024 itu.
Misalnya untuk Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang masih menjabat sebagai kepala daerah di daerah masing-masing.
"Anies dan Ganjar cukup populer dalam bursa bakal calon presiden, ini dapat dikatakan sebagai sebuah investasi dalam dunia politik," kata dosen Ilmu Pemerintahan UMY itu.
Selanjutnya: Pengamat ungkap kelebihan menyokong calon-calon itu bagi NasDem...
<!--more-->
Dengan posisi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang masih menjabat itu, secara tidak langsung saat menjalankan kepemimpinannya, seorang kepala daerah telah menanamkan pengaruhnya atau melakukan kampanye.
“Paling tidak jika menjabat dalam satu periode, lima tahun dekat dengan masyarakat sudah merupakan kampanye gratis," kata dia.
Artinya jika kepemimpinannya berhasil, maka simpatisan dari daerah akan datang dengan sendirinya. Lalu, pengalaman dalam pemerintahan pada tingkat daerah dengan seluk beluk yang ada sudah cukup untuk menjadi bekal.
"Mudah sekali untuk dilihat, jika memimpin daerah saja awut-awutan ya perlu dipertanyakan,” imbuhnya.
Adapun untuk nama Jenderal Andika Perkasa yang masih aktif dalam dunia militer dan turut diusung oleh NasDem, pembacaannya beda lagi.
Seperti diketahui dalam aturannya seseorang yang masih aktif di TNI tidak boleh berpolitik bahkan tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum.
Untuk itu, jika pencalonan Andika Perkasa ini benar-benar terjadi, maka beliau harus melepaskan status kemiliterannya.
Menurut Tunjung, background militer yang dimiliki oleh Andika adalah sebuah kelebihan tersendiri.
“Perjalanan karir yang panjang dan berpindah-pindah tempat tentu saja memperdalam pengalaman serta pemahaman seorang militer mengenai sebuah daerah," kata dia.
"Sosok dengan latar belakang militer ini juga kerap dikenal sebagai sosok yang tegas, ketegasan ini dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai sebuah keuntungan,” Tunjung menambahkan.
Ketiga nama tersebut menurut Tunjung sama-sama memiliki kesempatan untuk benar-benar naik menjadi calon presiden dan wakil presiden pada tahun 2024 mendatang dengan kompetensi dan kapabilitas yang dimiliki.
Namun hal ini akan dikembalikan lagi kepada partai politik sebagai kendaraan politik untuk bisa mencalonkan diri.
Lebih lanjut, Tunjung menjelaskan bahwa pemerintah yang terbentuk nantinya adalah pemerintah koalisi dari berbagai partai politik. Ini disebabkan oleh tidak adanya partai politik yang dapat meraih suara mayoritas. "Pencarian partner koalisi yang tepat menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan pilpres ke depannya," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Baca: PDIP Buka Peluang Koalisi dengan 5 Partai Ini, Dengan NasDem Masih Pikir-pikir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini