Kisah Putra Balige, DI Panjaitan Pernah Menjadi Atase Militer di Bonn Jerman

Reporter

Tempo.co

Jumat, 10 Juni 2022 19:35 WIB

DI Panjaitan. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Donald Isaac Panjaitan atau DI Panjaitan merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Lahir 9 Juni 1925 di
Balige, Sumatera Utara, Panjaitan menghembuskan nafas terakhir di usia 40 tahun, 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya, Jakarta.

Di masa muda, usai tamat sekolah menengah atas, DI Panjaitan melanjutkan pendidikan militer dan musti mengikuti latihan Gyugun. Pasca latihan tersebut, dia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau, sampai Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

Kemudian, DI Panjaitan bersama para pemuda lain membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), kemudian menjadi TNI. Di TKR, DI Panjaitan pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Selanjutnya ia menjabat Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militer Ke II, DI Panjaitan diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Usai Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, DI Panjaitan diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya ia dipindahkan ke Palembang menjadi Kepala Staf T&T II/Sriwijaya. Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat.

Saat masa tugasnya habis, DI Panjaitan pulang ke Indonesia. Tak lama ia ditunjuk sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan terakhir yang DI Panjaitan emban selama peristiwa G 30/S PKI. Ketika itu, sosoknya berhasil membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI. Diketahuilah senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces).

Advertising
Advertising

1 Oktober 1965, Malam Kematian DI Panjaitan

Dini hari di 1 Oktober 1965, sekelompok anggota Gerakan 30 September menyatroni kediaman DI Panjaitan di Jalan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sekelompok orang ini kemudian menembak dan menewaskan salah seorang pelayan yang sedang tidur di lantai dasar rumah berlantai dua tersebut.

Gerakan 30 September menyerukan Panjaitan untuk turun ke bawah. Kala itu, dua orang pemuda, Albert Naiborhu dan Viktor Naiborhu sebelumnya sudah melakukan perlawanan sampai mendapat luka berat. Karena penyerang mengancam keluarganya, DI Panjaitan turun dengan seragam lengkap.

Sosoknya dibawa pergi dan ditembak mati, mayat DI Panjaitan kemudian dimasukkan ke dalam truk dan dibawa ke markas gerakan 30 September di Lubang Buaya, Jakarta. Mayatnya ditemukan pada 4 Oktober, dan diberi pemakaman kenegaraan di hari berikutnya. Setelah kematiannya, DI Panjaitan dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Cerita Putri DI Panjaitan Pada Malam G30S, Catherine Panjaitan: Papi... Papi...

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

2 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

3 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

3 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

9 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

9 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

10 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

15 hari lalu

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

Korban Holocaust mengaku trauma atas serangan Hamas ke Israel pada Oktober lalu, Jerman memberikan kompensasi ke mereka.

Baca Selengkapnya

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

19 hari lalu

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

Nikaragua meminta ICJ untuk memerintahkan Jerman menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan melanjutkan pendanaannya untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

19 hari lalu

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa penarikan pasukan dari Khan Younis adalah bagian dari persiapan melancarkan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya