Kemenkes Lakukan 4 Upaya Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut di Indonesia

Editor

Amirullah

Sabtu, 14 Mei 2022 10:48 WIB

Siswa mengikuti halal bilhalal usai libur lebaran di SDN Cipayung 03, Jakarta, Kamis 12 Mei 2022. Pemprov Jakarta tetap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dimulai 12 Mei 2022, meski dihantui penyakit hepatitis akut misterius. Setiap sekolah yang menggelar PTM 100 persen harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker dan mencuci tangan. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan melakukan empat langkah pencegahan penyebaran penyakit hepatitis akut yang telah ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia. Penyakit ini pertama kali terdeteksi di Inggris Raya pada 5 April 2022 dilaporkan terus meluas.

Pada Jumat, 13 Mei 2022, penyakit hepatitis akut telah terdeteksi di 20 negara dengan jumlah kasus 228 orang dengan lebih dari 50 kasus tambahan masih diselidiki. Sementara di Indonesia, dugaan kasus hepatitis akut dilaporkan mencapai 18 kasus dengan 9 kasus masuk status pending classification, 7 discarded, 1 dalam proses verifikasi dan satu probable. Sejumlah langkah dilakukan Kemenkes untuk mencegah penyakit ini.

"Langkah mitigasi pertama, mengumpulkan informasi global seputar hepatitis akut secara cepat," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, dalam keterangannya, Sabtu, 14 Mei 2022.

Syahril menerangkan, sejak ditemukan penyakit hepatitis akut di Inggris Raya, Kemenkes bergegas melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga kesehatan dari negara-negara lain, seperti CDC dan Pemerintah Inggris. Tujuannya, pemerintah ingin mendapatkan pembelajaran terkait kondisi yang sedang terjadi.

"Kemenkes juga aktif informasi global maupun regional melalui informasi resmi yang dikeluarkan oleh WHO, CDC, dan Pemerintah Inggris,” kata Syahril.

Advertising
Advertising

Langkah mitigasi kedua, pemerintah berupaya meningkatkan kewaspadaan publik dengan melakukan sosialisasi dan edukasi soal kejadian yang merebak sejak akhir bulan April 2022. Kemenkes juga berkoordinasi dengan seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia untuk mensosialisasikan langkah-langkah penanggulangan penyakit ini, serta menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan terhadap temuan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya.

Langkah selanjutnya, Kemenkes memperkuat deteksi dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, melakukan analisis patogen menggunakan teknologi Whole Genome Sequencing (WGS), dan pengembangan pelaporan kasus menggunakan sistem NAR.

Terakhir, Syahril mengatakan pemerintah menyusun pedoman tata laksana terkait kasus hepatitis akut. Kementerian Kesehatan juga telah menunjuk RSPI Sulianti Saroso sebagai salah satu RS rujukan untuk kasus hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini.

"Penunjukan ini karena RSPI Sulianti Saroso dinilai memiliki tenaga kesehatan yang akseptabel dan fasilitas kesehatan yang memadai seperti ruangan bertekanan negatif dan laboratorium pemeriksa," kata Syahril.

Sebagai langkah awal pencegahan penyakit ini, Kemenkes menyarankan masyarakat untuk rajin mencuci tangan pakai sabun, memasak makanan dan minuman hingga matang, menggunakan alat makan yang bersih, menghindari kontak dengan orang sakit, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Pihaknya juga menyarankan agar masyarakat waspada terhadap gejala hepatitis akut yang ditandai dengan gangguan gastrointestinal seperti sakit perut, mual, muntah, diare. Gejala dapat berlanjut dengan air kencing berwarna pekat seperti teh, BAB putih pucat, kulit dan mata kuning, bahkan sampai penurunan kesadaran.

Apabila anak mengalami gejala yang mengarah ke hepatitis akut, Syahril menyarankan agar segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

“Kami mengingatkan agar masyaraat lebih peduli terhadap kejadian ini karena kejadiannya cepat sekali, maka kita tidak boleh menunda sampai ada gejala-gejala yang berat," kata Syahril.

Adapun gejala berat dari hepatitis akut itu seperti mata atau kulit kuning, tidak sadar dan kejang-kejang. Sementara gejala ringan dari penyakit ini adalah mual, muntah, hingga diare.

M JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

8 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

10 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

12 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

13 hari lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.

Baca Selengkapnya