Sindir Wacana Jokowi 3 Periode dan Penundaan Pemilu 2024, Ini Kata SBY

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Febriyan

Senin, 18 April 2022 07:38 WIB

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memamerkan lukisan baru karyanya di acara Malam Silahturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta pada Ahad, 17 April 2022. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyindir soal wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dan penundaan Pemilu 2024 yang belakangan kerap dihembuskan oleh pihak penguasa. Berkaca pada pengalamannya sebagai presiden, SBY meminta para kadernya terus memperjuangkan agar wacana tersebut tak terlaksana.

"Nilai-nilai utama demokrasi seperti supremasi, konstitusionalisme, pembatasan kekuasaan, serta check and balances itu nilai yang penting dijaga. Ketika saya mengemban amanah sebagai presiden, saya sangat sadar dan mengerti bahwa kekuasaan presiden itu tidak tak terbatas. Artinya dibatasi," ujar SBY dalam acara Malam Silahturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat di di Hotel Sultan, Jakarta pada Ahad, 17 April 2022.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menambahkan bahwa kekuasaan memang merupakan hal yang sangat menggoda. Namun, menurut dia, konstitusi sudah jelas membatasi jabatan presiden hanya dua periode.

"Untuk itu, pemimpin, penguasa yang lupa turun tahta, maka rakyat yang akan mengoreksinya dan pada akhirnya mereka juga akan turun, tapi tanpa penghormatan," ujarnya di acara yang sama.

Isu penundaan Pemilu dan perpanjangan jabatan Presiden Jokowi 3 periode kerap dihembuskan oleh pihak pemerintah. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sempat menyebutkan dunia usaha menghendaki agar pemilu diundur hingga 2027.

Advertising
Advertising

Tiga ketua umum partai koalisi pemerintahan juga menyuarakan hal yang sama. Mereka adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Menko Perekonomian, serta Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (PAN). Mereka juga menggembar-gemborkan penundaan pemilu.

Belakangan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyatakan mendukung wacana tersebut. Sama seperti Muhaimin, Luhut mengklaim memiliki hasil analisa big data yang menyebutkan bahwa 110 juta warga net Indonesia mendukung penundaan pemilu. Akan tetapi Luhut terus menolak untuk membuka data yang dia maksudkan.

Setelah mendapat kritikan dari berbagai kalangan, Presiden Jokowi belakangan meminta para menterinya agar tak lagi menyuarakan wacana penundaan pemilu. Dia menegaskan bahwa Pemilu 2024 dan Pilkada 2024 akan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

AHY mengapresiasi pernyataan Jokowi tersebut. Akan tetapi dia menyayangkan Jokowi tak sejak awal menyuarakan hal tersebut.

"Tapi yang disayangkan, mengapa penjelasan semacam itu baru muncul setelah timbul kegelisahan, keresahan bahkan kemarahan dan kekisruhan rakyat di sana-sini. Sekali lagi, ini sebenarnya tidak perlu terjadi dan seharusnya energi bangsa ini difokuskan pada upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi," tutur AHY.

Baca: Sindir Pemerintahan Jokowi, AHY Klaim Rakyat Rindu SBY

Berita terkait

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

3 jam lalu

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

3 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

4 jam lalu

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan empat pengertian dari KRIS yang masih dibahas bersama dengan DPR dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

4 jam lalu

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.

Baca Selengkapnya

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

12 jam lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

13 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

13 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

Presiden Joko Widodo telah merevisi aturan Kementerian Perdagangan tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menjadi Permendag baru Nomor 8 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

14 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

14 jam lalu

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Agus Suprapto menyatakan pihaknya masih membahas soal besaran iuran untuk peserta BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

15 jam lalu

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin keberatan jika Jokowi disebut menyibukkan diri oleh PDIP.

Baca Selengkapnya