Peran Ilmu Sosial Humaniora terhadap Perlindungan Kelompok Rentan Saat Pandemi

Rabu, 13 April 2022 07:23 WIB

KSIxChange bersama ALMI Special Scientist Series melakukan pembahasan isu mengenai hubungan antara ilmu sosial humaniora dan pandemi COVID-19 terhadap kelompok-kelompok rentan.

INFO NASIONAL - KSIxChange bersama ALMI Special Scientist Series melakukan pembahasan isu mengenai hubungan antara ilmu sosial humaniora dan pandemi COVID-19 terhadap kelompok-kelompok rentan.

Pembahasan tersebut dikemas dalam webinar KSIxChange ke-36 bertajuk “Bagaimana Ilmu Sosial Humaniora Dapat Melindungi Kelompok Rentan Akibat Pandemi COVID-19”, yang disiarkan langsung di YouTube pada Selasa, 21 September 2021.

Diskusi ini berfokus pada pembahasan peran riset ilmu sosial dan humaniora dalam memahami variasi kerentanan serta identifikasi masalah. Harapannya, poin-poin penting dalam diskusi ini akan berlanjut dan kemudian bisa menjadi rekomendasi untuk para pemangku kepentingan agar kebijakan dapat lebih tepat sasaran.

KSIxChange bersama ALMI Special Scientist Series melakukan pembahasan isu mengenai hubungan antara ilmu sosial humaniora dan pandemi COVID-19 terhadap kelompok-kelompok rentan.

Berbicara mengenai riset sosial humaniora, kebijakan berbasis bukti kedepannya diproyeksikan mampu memutus rantai permasalahan yang dialami kelompok tertentu. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kelompok rentan di antaranya kelompok minoritas agama dan etnis, orang miskin, perempuan dan/atau pengasuh dengan beban ganda, penyandang disabilitas, penderita penyakit kronis, dan pekerja kreatif tanpa keamanan pekerjaan.

Advertising
Advertising

Menurut Dr. Sri Fatmawati selaku Ketua Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), ilmu sosial dan humaniora merupakan ilmu yang penting dipelajari, untuk memahami berbagai aspek dalam kehidupan manusia.

“Dengan memahami ilmu sosial dan humaniora, kita akan memahami fenomena sosial, kemudian memecahkan masalah, dan mengomunikasikan berbagai permasalahan kepada pemangku kebijakan dengan lebih efektif supaya dapat membuat kebijakan serta beradaptasi terhadap perubahan,” jelas Sri.

Seperti yang kita ketahui, pandemi telah berlangsung selama dua tahun. Selama masa tersebut, kelompok rentan menjadi kelompok yang mendapatkan pukulan berat. Beban yang dirasakan kelompok ini akan makin berat apabila akses primer seperti pengobatan, sumber pendapatan, vaksinasi, dan lain-lain susah didapat. Apalagi, jika kebijakan tidak mengakomodasi kebutuhan masyarakat kelompok yang tergolong rentan tersebut.

Selain itu, masyarakat yang semula tak tergolong sebagai kelompok rentan juga berisiko masuk dalam kelompok ini akibat beban ekonomi maupun kesehatan yang muncul akibat pandemi.

Pandemi memberikan dampak yang berbeda-beda, terutama bagi kelompok rentan. Maka dari itu, sebaiknya kebijakan lebih berfokus pada kelompok-kelompok yang rentan.

“Mereka (kelompok rentan) sering kali terlupakan dalam pelayanan maupun kebijakan. Di sinilah ilmu sosial hadir untuk memeriksa berbagai aspek yang mungkin dilakukan oleh pembuat kebijakan dan memberikan jawaban untuk mengurangi berbagai ketimpangan sosial,” lanjut Sri.

Peneliti Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Dr. Teguh Hartanto juga menyampaikan pendapat senada. Menurutnya, penyusunan kebijakan terkadang hanya menggunakan perspektif ekonomi.

“Padahal, pendekatan sosial humaniora memiliki peran penting dalam memetakan kelompok rentan yang belum mendapatkan bantuan ekonomi dengan lebih tepat sasaran, sekaligus membantu pemerintah mendesain kebijakan proteksi sosial yang sifatnya inklusif dan adaptif merespons perubahan,” kata Teguh.

KSIxChange bersama ALMI Special Scientist Series melakukan pembahasan isu mengenai hubungan antara ilmu sosial humaniora dan pandemi COVID-19 terhadap kelompok-kelompok rentan.

Riset sosial humaniora dapat melengkapi ilmu kedokteran yang biasanya lebih banyak terobsesi pada faktor-faktor sebab-akibat. Hal itu yang menjadi titik tekan dari peneliti kesehatan Universitas Hasanuddin, Dr. Sudirman Nasir. Ilmu sosial menurutnya dapat memetakan dampak Covid-19 secara menyeluruh serta melihat kelompok rentan sebagai agen yang sangat aktif dalam kondisi pandemi.

“Dari sana, pemahaman terhadap jenis kerentanan sosial dapat meningkat dan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan afirmasi ataupun solusi tepat sasaran untuk dapat menjangkau kelompok rentan lebih dekat selama masa pandemi,” ujar Sudirman.

Diskusi kali ini juga menghadirkan pakar lainnya. Di antaranya peneliti pendidikan dari Universitas Negeri Semarang, Dr. Zulfa Sakhiyya; Peneliti Seni dan Budaya, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dr. Aprina Murwanti; Direktur Eksekutif Sajogyo Institute, Dr. Maksum Syam; dan Peneliti Ilmu Sosial, Budaya, dan Agama, Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. A. Najib Burhani.

Diskusi ini juga menenkankan peran integrasi dari riset sosial humaniora yang penting untuk proses penyusunan kebijakan. Demi mewujudkan hal tersebut, pendekatan multidisiplin dan inklusif dari proses integrasi pengetahuan ke kebijakan (knowledge-to-policy) juga diperlukan untuk membantu kelompok rentan dalam memiliki agensi dan memosisikan mereka sebagai sumber data kebijakan dan advokat aktif atas keadilan sosial.(*)

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

10 menit lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

4 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

14 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya