Haji Agus Salim: Jurnalis dan Diplomat Andal, dari Bukittinggi untuk Indonesia

Reporter

Tempo.co

Selasa, 5 April 2022 07:07 WIB

H. Agus Salim. Wikipedia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Haji Agus Salim adalah seorang diplomat, jurnalis, dan negarawan Indonesia. Salah satu tokoh bangsa ini sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia pada 1947-1949.

Dalam buku H. Agus Salim (1884-1954): Tentang Perang, Jihad dan Pluralisme (2014) karya St Sularto, Agus Salim mendapat julukan sebagai “The Grand Old Man” karena kepiawaiannya dalam melakukan perundingan dengan negara-negara Arab serta memimpin delegasi Indonesia di forum PBB pada 1947.

Agus Salim lahir dengan nama Masjhoedoelhaq Salim pada 8 Oktober 1884 di Desa Koto Gadang, Bukittinggi. Nama lahirnya, yang berarti “pembela kebenaran”, diubah menjadi Agus Salim di awal masa kecilnya.

Salim menempuh pendidikan dasar di Europeesche Lagere School, yang pada saat itu dianggap sebagai hak istimewa bagi anak non-eropa. Kemudian ia melanjutkan studinya di Hogere Burgerschool di Batavia, dan lulus dengan skor tertinggi di seluruh Hindia Belanda.

Gagal Belajar Kedokteran, Berubah Haluan Menjadi Jurnalis hingga Aktivis

Advertising
Advertising

Dilansir dari arsip Majalah TEMPO edisi 14 Agustus 2013, Agus Salim sempat gagal mendapatkan beasiswa untuk belajar kedokteran di Belanda. Bahkan, R.A Kartini berniat menawarkan untuk menunda beasiswanya untuk dialihkan ke Salim, tetapi itu pun ditolak. Akhirnya, pria bertubuh kecil ini mengubah halauannya.

Pada 1905, C.S. Hurgronje, seorang admistrator kolonial terkemuka membawa Salim meninggalkan Hindia Belanda untuk bekerja sebagai penerjemah dan sekretaris di konsulat Belanda di Jeddah. Di sana, ia menangani urusan haji.

Selesai dari situ, Agus Salim kembali ke Hindia Belanda pada 1911. Ia kemudian mengejar karier di bidang jurnalisme. Ia menerbitkan karya-karyanya di penerbitan, seperti Hindia Baroe, Fadjar Asia, dan Moestika.

Salim sempat menjabat sebagai editor di Neratja, sebuah surat kabar yang berkaitan dengan Sarekat Islam. Selain itu, ia juga mendirikan sekolah Hollandsche Indische di kampung halamannya, meski setelah itu ditinggal untuk kembali ke Jawa.

Salim merupakan salah satu pendukung paling vokal dari gerakan nasionalis Indonesia yang berkembang, pada periode yang dikenal sebagai kebangkitan nasional. Ia menjadi pemimpin terkemuka dalam Syarikat Islam dan dianggap sebagai tangan kanan pemimpinnya, H.O.S Tjokroaminoto.

Kiprah Agus Salim

  • 1915

Menjadi Pengurus Besar Central Sarekat Islam.

  • 1917

Menjadi wartawan harian Neratja selama setahun, bekerja di Balai Pustaka hingga 1919, lalu menjadi redaktur Bataiaasch Nieuwsblad.

  • 1921-1924

Menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) sebagai wakil Sarekat Islam.

  • 1927

Bersama H.OS Tjokroaminoto menerbitkan harian Fadjar Asia, lalu memimpin harian Mustika di Yogyakarta pada 1931-1932.

  • 1933

Menjadi Ketua Dewan Partai Sarekat Islam Indonesia, tetapi tiga tahun kemudian keluar dan mendirikan Partai Penyadar.

  • 1940-1945

Nonaktif dari politik dan berdagang arang.

  • 1945

Menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

  • 4 April 1947

Ketua misi diplomatik ke Timur Tengah serta menghadiri Sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

  • 19 Desember 1948

Ditawan Belanda bersama Sukarno dan Hatta. Diasingkan Berastagi, Parapat, Bangka, dan baru kembali ke Ibu Kota Yogyakarta pada 6 Juli 1949.

  • 17 Januari 1953

Menjadi dosen tamu mata kuliah agama Islam di Cornell University, Ithaca, dan menghadiri Simposium-Kolokium Islam di Princeton University. Kembali ke Indonesia pada 26 November 1953.

  • 4 November 1954

Wafat pada pukul 14.42 di Rumah Sakit Umum Jakarta setelah sakit beberapa hari. Ia dimakamkan keesokan harinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

  • 27 Desember 1961

Agus Salim ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan.

M. RIZQI AKBAR

Baca: Hari-hari Terakhir Agus Salim Tinggalkan Jabatan Mengabdikan Diri untuk Islam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

5 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

10 hari lalu

Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

Majalah Tempo edisi akhir Oktober 2023 memaparkan sejumlah peran Jokowi cawe-cawe pengusungan putra sulungnya, Gibran sebagai cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya

Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

13 hari lalu

Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

17 hari lalu

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

17 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

21 hari lalu

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

22 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

24 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

24 hari lalu

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

Juru bicara TPNPB-OPM mengatakan penembakan terhadap anggotanya terjadi ketika korban sedang mendulang emas dan tanpa perlawanan.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

25 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya