Kilas Balik Sorotan Kontroversi Terawan Soal Vaksin Nusantara

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Minggu, 27 Maret 2022 19:14 WIB

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021. Dalam rapat tersebut, Terawan memberikan paparan terkait vaksin Nusantara yang ia gagas sebagai vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Keputusan itu ditetapkan dalam Muktamar XXXI IDI di Banda Aceh, Jumat, 25 Maret 2022.

"Pemberhentian tersebut dilaksanakan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja," demikian penggalan bunyi keputusan sidang seperti dikutip dari video yang dibagikan Epidemiolog UI Pandu Riono lewat akun Twitter @drpriono1. Pandu membolehkan cuitannya dikutip.

Sebelum nama Terawan kembali diperbincangkan karena diberhentikan dari IDI, dokter militer itu sempat disoroti mengenai Vaksin Nusantara. Adapun Vaksin Nusantara telah mengundang pro dan kontra sebelum pemerintah menetapkannya bukan lagi sebagai riset vaksin Covid-19.

Risetnya sebagai vaksin juga sempat diberhentikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena sejumlah prosedur uji klinis yang dianggap tak diikuti oleh Terawan dan timnya. Salah satunya, karena tak ada pengawasan dari Komite Etik.

Kontroversi Vaksin Nusantara Terawan

  1. Terawan mengatakan tak perlu perdebatan Vaksin Nusantara

Terawan memandang, tak perlu perdebatan Vaksin Nusantara sebagai vaksin atau terapi dan juga penamaannya. Menurut dia, yang terpenting dilakukan segera mempublikasi teknologi terapi kekebalan tubuh berbasis vaksin sel dendritik untuk dijadikan bukti riset Covid-19 pada dunia.

Advertising
Advertising

"Soal hipotesisnya nanti diterima atau ditolak, itu bukan persoalan. Yang penting sudah kita buktikan pakai riset," katanya dalam seminar daring Pandemic Covid 19: Lessons Learned and Efforts to Reinforce Health Security to Accelerate Covid-19 Handling, pada Selasa, 27 Mei 2021.

  1. Riset yang dianggap legend

Menurut Terawan, ketahanan dan kesehatan nasional menghadapi pandemi bisa diatasi dengan membuat imunitas untuk setiap warga negara. Ia mengutip pengalaman dirinya sebagai relawan Vaksin Nusantara dan mengaku telah merasakan efek imun dari vaksinasi itu.

"Rasanya enak," katanya. Ia menjelaskan, efek berdasarkan literatur yang dibacanya, kekebalan tubuh puluhan tahun. "Riset ini akan jadi legend bagi RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto)," ucap Terawan.

  1. Terawan minta dukungan DPR untuk Vaksin Nusantara

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyayangkan langkah Terawan yang sering tampil di DPR. Bekas Menteri Kesehatan terang-terangan meminta dukungan DPR untuk pengembangan Vaksin Nusantara pada Rabu, 16 Juni 2021.

Pandu mengatakan, jika Terawan seorang ilmuwan maka seharusnya tidak presentasi di DPR. "Tapi presentasi di kalangan ilmuwan,” kata Pandu, Kamis, 17 Juni 2021.

  1. Terawan cenderung seperti politikus

Pandu mengatakan, Terawan bukan lagi ilmuwan, tapi politikus, karena sering meminta dukungan DPR agar vaksin Nusantara bisa dilanjutkan.

Menurut Pandu, jika kajian dan presentasi itu dilakukan di depan kalangan akademisi atau ilmuwan, maka vaksin Nusantara itu bisa dikaji secara ilmiah. Para ilmuwan pasti akan bertanya-tanya mengenai keseluruhan proses penelitian vaksin Nusantara. “Kalau presentasi di DPR, mereka kebanyakan tak mengerti. Dan belakangan memberikan dukungan saja,” kata Pandu.

  1. Kata Terawan, Vaksin Nusantara tak butuh anggaran negara

Terawan pernah mengatakan tidak membutuhkan anggaran negara untuk mengembangkan Vaksin Nusantara. Ia hanya butuh izin lembaga terkait untuk melanjutkan uji klinis Vaksin Nusantara.

"Kalau masalah anggaran, jujur saya tidak butuh anggaran dari negara, yang saya butuhkan adalah good will dan political will," kata Terawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu, 16 Juni 2021.

Menurut dia, penelitian sel dendiritik itu tak butuh banyak dana. Paling banyak, kata dia, dihabiskan untuk perbaikan laboratorium agar sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice (GMP).

IDRIS BOUFAKAR

Baca: PAN Sesalkan Pemecatan Terawan Agus Putranto Sebagai Anggota IDI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

4 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

5 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

6 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

10 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

23 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

30 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

33 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya