Pos Indonesia Salurkan 90 Persen Dana Program Kartu Sembako dalam Dua Pekan
Minggu, 20 Maret 2022 11:51 WIB
INFO NASIONAL: PT Pos Indonesia membuktikan penyaluran dana bantuan tunai program sembako dengan sangat cepat dan tepat sasaran. PT Pos telah menyalurkan lebih dari 90 persen hanya dengan waktu dua pekan atau 14 hari. "Kita bersyukur dalam dua minggu bisa disalurkan lebih dari 90 persen," kata Direktur Bisnis Jaringan dan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2022.
Pos Indonesia mendapatkan kepercayaan dari pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Sosial untuk menyalurkan dana tunai kepada 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Masing-masing penerima mendapatkan uang tunai sebanyak Rp 600 ribu untuk tiga bulan (Januari, Februari, dan Maret).
Berdasarkan perjanjian kerja sama, Pos Indonesia diberikan waktu selama 105 hari sejak 20 Februari 2022. Namun, Pos Indonesia diminta Presiden Jokowi untuk mempercepat penyaluran dana sekitar dua minggu.
Pos Indonesia berhasil menjawab permintaan itu dengan menyalurkan dana kepada 90 persen dari keseluruhan total KPM. Padahal, total penerima bantuan kali ini jauh lebih banyak ketimbang bantuan sebelumnya. Waktu penyaluran pun lebih singkat ketimbang sebelumnya.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)Muhadjir Effendy memuji Pos Indonesia yang dinilai mampu mencetak sejarah penyaluran bantuan sosial tercepat dengan jumlah yang relatif lebih banyak ketimbang sebelumnya."Ini adalah capaian paling bagus dalam sejarah penyaluran bansos, di atas 90 persen dalam dua minggu," ujarnya.
Penyaluran bansos yang dilakukan Pos Indonesia secara cepat dan tepat sasaran itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo." Untuk PKH, capaian penyaluran saat ini 90 persen sudah masuk rekening penerima manfaat, tapi yang mengambil baru sekitar 80
persen," kata Menko PMK Muhadjir.Percepatan penyaluran bansos tersebut harus dilakukan guna mengantisipasi lonjakan harga bahan pangan dan inflasi akibat pandemi dan perang antara Rusia dan Ukraina.
Lebih lanjut Menko PMK Muhadjir mengatakan penyaluran bansos ditargetkan mencapai 100 persen pada akhir Maret 2022."Mudah-mudahan keluarga yang tidak mampu ini bebannya dapat lebih ringan dengan bansos yang lancar," katanya.
Hingga 17 Maret 2022, penyaluran dana mencapai sekitar 96 atau 97 persen. Jika dihitung dari masa kontrak 105 hari atau sekitar tiga bulan, Pos Indonesia hampir menuntaskan kurang dari sebulan. Charles mengungkapkan sejumlah tantangan penyaluran dana yakni persoalan alam dan geografis serta metode penyaluran bantuan periode sebelumnya.
"Tantangannya paling kita rasakan perlu effort yang lebih besar di Papua. Penyaluran biasa dilakukan secara kolektif atau komunitas. Tapi ini penyaluran langsung. Kita melakukan pendekatan dengan tokoh informal; pendeta gereja dan ini bisa berjalan," ujarnya.Tantangan lainnya adalah perubahan data KPM karean KPM tidak dapat ditemui secara langsung dan perubahan alamat.
Tepat Waktu, Tepat Sasaran
Dalam banyak forum, salah satu kendala klasik penyaluran bantuan sosial atau dana kepada masyarakat ialah soal tepat sasaran atau tidak. Charles meyakini penyaluran bantuan dana kali ini lebih tepat sasaran. Sebab, Pos Indonesia menggunakan teknik geotagging. Artinya, petugas akan memotret langsung wajah dan rumah setiap KPM atau penerima yang telah terverifikasi.
Upaya ini menjadi ikhtiar dan jawaban agar penerima bantuan tepat sasaran. Charles menambahkan model bantuan ini juga diyakini sesuai kebutuhan masyarakat. Menurutnya, ada penggiringan atau pemaksaan masyarakat untuk langsung membeli sembako di toko atau warung tertentu setelah menerima dana tunai. Masyarakat pun diancam dikeluarkan dari daftar KPM untuk bantuan di masa mendatang.
Padahal, kata Charles, bisa saja KPM tidak membutuhkan sembako yang disediakan. Saat peninjauan di lapangan, ia mendengar langsung pengakuan KPM seorang ibu saat menerima dana tunai. "Kami punya cerita. Sekarang (dia) bisa beli susu. Kalau dulu (uang langsung) ditukar beras.' Ini suara yang valid dari masyarakat. Ini pengalaman yang menarik bagi saya," ujarnya.
Lebih lanjut, bantuan dana tunai tanpa pemaksaan untuk belanja di tempat tertentu, menjadi penggerak ekonomi lebih luas di tengah masyarakat. Hal ini sangat sesuai dengan harapan Presiden Jokowi dalam konteks pemulihan ekonomi nasional di tengah Covid-19. Charles tidak lupa berterima kasih kepada pemerintah daerah setempat, aparat keamanan dan tokoh informal dalam melancarkan penyaluran bantuan kali ini.
Dia optimitis, Pos Indonesia dapat melakukan lebih cepat dari hal ini jika mendapatkan kepercayaan lebih lanjut dari pemerintah. Pasalnya, pihaknya telah mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga dari kepercayaan kali ini. "Saya optimistis, bisa," kata Charles.
Antusiasme KPM Terima Bansos Kartu Sembako
Masyarakat sangat antusias menerima bantuan dalam bentuk uang tunai. Sebab, dengan uang tunai mereka lebih leluasa berbelanja sesuai kebutuhan. Salah satunya, Farida, penerima manfaat dari Kota Bandar Lampung ini sehari-hari berdagang pecel dan Soto. Setiap hari, Farida berdagang demi memenuhi kebutuhan anak-anak. Suaminya wafat sejak 2011 akibat kecelakaan lalu lintas.
Farida bersyukur bisa menerima bantuan dana program kartu sembako dari Kemensos, disambut penuh syukur oleh Farida."Saya senang banget dapat bantuan. Siapa coba yang mau kasih uang cuma-cuma di zaman covid-19, zaman susah, begini?" ujarnya. Dia akan menggunakan uang bansos senilai Rp600 ribu untuk berbelanja sembako."Sebelumnya, saya dapat bantuan beras, ayam, buah, dan telur. Kalau sekarang, terima tunai. Uangnya dipakai untuk membeli sembako dan memenuhi kebutuhan hidup," katanya.
Farida berterima kasih atas bantuan pemerintah tersebut."Terima kasih banyak Pak Jokowi sudah membantu masyarakat kecil. Terima kasih Kementerian Sosial dan Pos Indonesia. Saya merasa diperhatikan oleh pemerintah," tuturnya.
Kebahagiaan pun tak hanya dirasakan oleh KPM. Warga yang tak mendapat bantuan ikut senang. Misalnya, Ida Lina, pedagang sayur di Rajabasa, Bandar Lampung."Walau saya enggak dapat bantuan, saya senang karena sayuran saya dibeli oleh mereka yang menerima bantuan. Alhasil warung saya jadi laku juga, membantu buat tambahan biaya hidup keluarga saya," ujarnya.(*)