Epidemiolog Sebut Pemerintah Terlalu Cepat Klaim Puncak Kasus Omicron

Selasa, 15 Februari 2022 13:33 WIB

Suasana Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara, Kamis, 10 Februari 2022. RSPI Sulianti Saroso menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 varian Omicron. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai pemerintah terlalu cepat mengklaim bahwa kasus Covid-19 varian Omicron sudah mencapai puncaknya. Pemerintah bahkan menyebut beberapa daerah sudah melampaui puncak dan akan segera melandai.

Penentuan puncak kasus Covid-19, ujar Dicky, mesti didukung oleh angka testing yang kuat. "Sementara data-data yang ada belum memperkuat klaim itu," ujar dia saat dihubungi Tempo pada Selasa, 15 Februari 2022.
Adapun data Kementerian Kesehatan menunjukkan rata-rata tes spesimen dalam tujuh pekan terakhir berkisar di angka 400 ribu. Kemampuan tes tersebut dinilai masih jauh dari kata memadai. Untuk itu, Dicky menyarankan pemerintah semakin hati-hati melihat gelombang Omicron ini.
"Lagipula ketika sudah mencapai puncak, belum berarti langsung selesai Omicron itu. Tren di beberapa negara, bisa naik lagi dan agak lama turunnya. Negara-negara besar itu punya banyak potensi ledakan di daerah. Tren Omicron itu, masing-masing daerah akan memiliki puncak berbeda. Lain halnya dengan Delta yang bersamaan," ujar Dicky.
Kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kasus Omicron sudah mencapai puncaknya pada 55 ribu kasus. "Puncak kasus Omicron kami sudah dapatkan yaitu 55 ribu kasus, dengan kematian 111 kasus. Ini jauh sekali dibandingkan kasus Delta di 2021," ujar Budi.
Saat gelombang varian Delta, puncak kasus terjadi pada 15 Juli 2021 dengan 56 ribu kasus, dan puncak kematiannya 2.069 kasus. Budi bahkan menyebut enam provinsi sudah melampaui puncak varian Delta, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Kendati demikian, pemerintah tetap waspada akan potensi lonjakan kasus mulai bergeser ke daerah lain. "Setelah daerah-daerah ini melampaui puncak, pemerintah memprediksi baru nanti akan bergeser ke provinsi-provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan daerah luar Jawa-Bali," ujar Budi.
Menurutnya fasilitas kesehatan sangat memadai untuk mengantisipasi lonjakan kasus di sejumlah daerah. Sebab, semua provinsi yang sudah melampaui puncak Delta itu, tingkat keterisian rumah sakitnya jauh lebih rendah dibandingkan dari puncak Delta.
Adapun kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang disiapkan di Jawa-Bali hari ini sekitar 55 ribu, sementara yang terisi baru 21 ribu tempat tidur. Bila menggunakan kapasitas maksimal di angka 87 ribu tempat tidur seperti saat Delta, ujar Budi, maka BOR hari ini di Jawa-Bali hanya terisi sekitar 25 persen. Angka ini masih jauh di bawah standar memadai WHO, yakni sebesar 60 persen.

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

9 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

9 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

14 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

26 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

28 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

36 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

38 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya