Amnesty International Nilai Pengerahan Polisi di Desa Wadas Langgar Prinsip HAM

Jumat, 11 Februari 2022 07:25 WIB

Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, saat di acara bedah visi-misi capres - cawapres dalam bidang Hak Asasi Manusia di gedung Komnas HAM, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Tempo/Ryan Dwiky Anggriawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan pengerahan kepolisian di Desa Wadas berlebihan. Dia menilai tindakan tersebut melanggar prosedur pemolisian yang demokratis, kaidah negara hukum, dan prinsip hak asasi manusia atau HAM.

“Tidak profesional ketika aparat tidak menunjukkan identitas terhadap warga saat melakukan tindakan pemolisian. Juga tidak menggunakan pakaian resmi,” ujar dia dalam acara virtual pada Kamis, 10 Februari 2022.

Menurutnya, jika pemerintah membantah bahwa orang yang tidak berseragam bukan petugas resmi, pertanyaan mengapa aparat yang berseragam resmi justru terkesan membiarkan. “Bahkan ada yang ikut serta melakukan tindakan yang sama menyimpangnya,” ujar Usman.

Jadi, Usman melanjutkan, aksi polisi dari beberapa video yang beredar jelas menggunakan kekerasan yang tidak perlu dan menyampaikan ucapan verbal yang bernada intimidatif. Dari video juga terlihat ada upaya penangkapan sewenang-wenang terhadap warga, secara paksa juga masuk ke dalam rumah warga.

“Dan cara ini seolah Indonesia bukan negara hukum. Seolah negara tidak memiliki cara yang profesional seperti dikenal di dalam hukum acara pidana atau metode investigasi ilmiah,” katanya.

Advertising
Advertising

Selain itu, warga Desa Wadas juga menyaksikan berbagai tindakan intimidasi dari polisi, termasuk juga adanya tindakan merobek, merusak, dan membuang poster serta spanduk yang dibuat warga. Seluruhnya, kata Usman, jelas melanggar kebebasan berekspresi warga.

Usman yakin bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pemutusan atau pelambatan terhadap komunikasi warga. “Terutama para pendamping dan warga baik segi internet atau akun medsos LBH yang diretas,” tutur dia.

Menurut Usman, hal yang dilakukan di Desa Wadas bukanlah tindakan yang bertanggung jawab, sebaliknya justru membuat kepolisian kehilangan wibawa karena tidak melaksanakan tugas pokok dan fungsi polisi, yaitu melindungi dan melayani masyarakat. Tindakan itu dinilai membungkam hak konstitusional warga untuk menyampaikan pendapat, kritik, protes dan tidak sepatutnya sikap itu ditanggapi dengan pengerahan pasukan berlebihan.

Ia menyatakan yang terjadi justru aparat negara menimbulkan atmosfer teror terhadap warga, merusak ketentraman hidup warga, dan mengganggu aktivitas sosial ekonomi warga. “Menimbulkan rasa takut terhadap warga terutama ibu-ibu, perempuan, dan anak-anak mereka yang suami ditangkap atau melarikan diri keluar rumah,” kata Usman menambahkan.

Sebelumnya pada Selasa dan Rabu kemarin bentrokan terjadi antara warga Desa Wadas dengan aparat kepolisian. Bentrokan itu bermula dari penolakan sebagian warga terhadap pengukuran lahan di desa untuk penambangan dan pembangunan Bendungan Bener yang berujung pada penangkapan 67 orang yang menolak.

Baca: Insiden Wadas di Pembangunan Bendungan Bener, Proyek Tetap Lanjut?

Berita terkait

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

7 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

1 hari lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 hari lalu

Civitas Academica Universitas di Iran Adakan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Para mahasiswa, dosen dan staf di berbagai universitas di Iran mengadakan unjuk rasa pro-Palestina di masing-masing kampus.

Baca Selengkapnya

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

6 hari lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

16 hari lalu

Universitas di Amerika Serikat Batalkan Pidato Wisuda Lulusan Berprestasi yang Pro-Palestina

University of Southern California (USC) di Amerika Serikat membatalkan pidato wisuda oleh seorang mahasiswi berprestasi pro-Palestina dengan alasan keamanan.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

18 hari lalu

TNI Sebut OPM Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Bagaimana Kategorinya Berdasar UU HAM?

TNI sebut pembunuhan oleh OPM terhadap Danramil Aradide sebagai pelanggaran HAM berat. Bagaimana kategori jenis pelanggaran HAM berat sesuai UU HAM?

Baca Selengkapnya

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

25 hari lalu

Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza, Pelapor Khusus PBB Diancam

36 hari lalu

Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza, Pelapor Khusus PBB Diancam

Pelapor khusus PBB Francesca Albanese, yang menerbitkan laporan bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza, mengaku menerima ancaman

Baca Selengkapnya